Suara.com - Di tengah gempuran tren elektrifikasi global, Yamaha mengambil langkah yang cukup berani dan berbeda.
Alih-alih mengikuti arus penuh ke motor listrik, pabrikan asal Jepang ini justru memilih strategi multi-jalur, mirip dengan pendekatan Toyota di sektor mobil.
Dalam laporan terbarunya seperti dikutip dari Motorbeam, Yamaha menegaskan bahwa elektrifikasi bukan satu-satunya jalan menuju netralitas karbon.
Yamaha mengembangkan teknologi hidrogen, biofuel, dan e-fuel sebagai alternatif dari motor listrik murni.
Strategi ini memanfaatkan keahlian puluhan tahun Yamaha dalam teknologi mesin pembakaran internal, sekaligus membuka peluang kolaborasi untuk memperluas kapabilitas teknologinya.
Menurut Presiden Yamaha Motor, Motofumi Shitara, pendekatan ini memungkinkan Yamaha menyesuaikan produk dengan kondisi infrastruktur tiap negara, sehingga transisi ke energi alternatif bisa lebih mulus dan realistis.
Salah satu langkah konkret Yamaha adalah investasi di startup India, River Mobility, yang fokus pada pengembangan skuter listrik.
Ini menunjukkan bahwa Yamaha tetap membuka diri terhadap pasar EV, terutama di negara berkembang seperti India yang punya potensi besar.
Meski pasar motor premium di India sempat lesu akibat kelangkaan semikonduktor dan pemulihan permintaan yang lambat, Yamaha tetap konsisten dengan strategi produk premiumnya, termasuk memperluas jaringan dealer Blue Square dan memperkuat engagement dengan Gen Z lewat pengalaman digital dan fisik.
Baca Juga: Jangan Salah Pilih, Ini 4 Motor Bekas Pengganti Nmax, Plus Ulasan Jujur Performa & Keiritan
Motor roda tiga selain Tricity dan Niken
Di sisi lain, Yamaha juga tengah mengembangkan motor roda tiga hybrid yang disebut sebagai leaning trike.
Berdasarkan paten yang diajukan ke Kantor Paten Jepang, kendaraan ini akan menggunakan sistem series hybrid, di mana mesin pembakaran berfungsi sebagai generator untuk mengisi baterai.
Desainnya benar-benar baru dan tidak berbagi komponen dengan Yamaha Niken. Trike ini memiliki tiga lampu LED di setiap sisi depan, suspensi gas ganda, dan dua roda depan untuk stabilitas ekstra.
Mesin dua silinder paralel diperkirakan akan bekerja dalam siklus efisien, sementara motor listrik dan baterai ditempatkan di bawah jok pengendara.
Meski mengorbankan ruang bagasi, Yamaha mengkompensasi dengan top box besar yang juga berfungsi sebagai sandaran dan lampu belakang.
Roda belakang digerakkan dengan rantai, meski bisa berubah jika versi produksi sepenuhnya menggunakan tenaga listrik.
Langkah ini menunjukkan bahwa Yamaha tidak sekadar mengikuti tren, tapi mencoba menciptakan jalur baru yang lebih fleksibel dan berkelanjutan.
Kesimpulannya, Yamaha memilih jalur yang lebih kompleks tapi adaptif, dengan tidak hanya mengandalkan motor listrik sebagai solusi tunggal.
Dengan eksplorasi hidrogen, biofuel, dan hybrid, Yamaha menunjukkan bahwa masa depan kendaraan roda dua bisa lebih beragam dan inklusif terhadap kebutuhan pasar global.
Strategi ini bisa jadi penentu apakah Yamaha akan tetap relevan di era elektrifikasi, atau justru jadi pelopor jalur alternatif yang lebih realistis.
Berita Terkait
-
Jangan Salah Pilih, Ini 4 Motor Bekas Pengganti Nmax, Plus Ulasan Jujur Performa & Keiritan
-
Dompet Aman, Mobilitas Lancar: 3 Motor Matic Bekas Paling Irit Mulai Rp7 Jutaan
-
Bak Bumi dan Langit, Alex Rins Lebih Menderita daripada Fabio Quartararo
-
Daftar Masalah yang Kerap Muncul di Motor Yamaha NMAX, Aerox, dan Honda PCX
-
Pesaing Serius Yamaha NMAX dan Honda PCX dengan Fitur Canggih, Kenalan dengan Zontes 150M
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Insentif Mobil Listrik Impor Distop, Pemerintah Diharapkan Punya Strategi Lanjutan
-
Daftar Barang yang Dilelang KPK September 2025: Mulai dari Fortuner 60 Jutaan hingga Vespa!
-
Sirkuit Mijen Membara, Crosser 19 Tahun Ini Ancam Dominasi di Kejurnas Motocross 2025
-
Di Indonesia Mahal, Berapa Harga Mobil VW di Negara Asalnya?
-
Begini Jadinya Ofero Stareer 3 Lit Terima Sentuhan Modifikasi dari Katros Garage
-
Terpopuler Hari Ini: Mobil Bekas untuk Pensiunan PNS, Toyota Avanza Masih Jadi Incaran
-
Budget Mahasiswa: Pilih Yamaha NMAX Bekas Gagah atau Fazzio Baru Bergaya?
-
Adu Skutik Premium ADV160 RoadSync Lawan Aerox Alpha Turbo: Gengsi Skutik Terkoneksi, Pilih Mana?
-
Potret Kawasaki J300: Ninja Versi Matik Siap Guncang Pasar, Harganya Bikin Dompet Bergetar
-
Apakah Motuba Aman Pakai Bensin Campur Etanol? Simak sebelum Beli Pertamax Green