Otomotif / Mobil
Senin, 08 September 2025 | 14:27 WIB
Geger Pabrik Hyundai di AS: WNI Ikut Terseret Operasi Raksasa (Gemini AI)
Baca 10 detik
  • Operasi Terbesar: Penggerebekan pabrik Hyundai-LG jadi operasi penegakan hukum terbesar dalam sejarah DHS AS.
  • WNI Diamankan: Satu WNI berinisial CHT ikut ditangkap saat sedang melakukan kunjungan bisnis resmi.
  • Bukan Isu Biasa: Kasus ini bukan sekadar razia imigrasi, melainkan penyelidikan kompleks selama berbulan-bulan.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Sebuah operasi penegakan hukum berskala masif mengguncang fasilitas pabrik patungan Hyundai dan LG Energy Solution di Amerika Serikat, menyeret ratusan pekerja, termasuk seorang Warga Negara Indonesia (WNI).

Berikut kami mengupas tuntas apa yang sebenarnya terjadi di balik penggerebekan terbesar dalam sejarah Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS dan bagaimana seorang WNI bisa ikut terseret di dalamnya.

Pabrik Hyundai Jadi Sasaran Operasi Raksasa

Otoritas Amerika Serikat melancarkan operasi dengan sandi 'Operation Low Voltage' yang menargetkan pabrik baterai kendaraan listrik yang masih dalam tahap pembangunan di Georgia.

Operasi ini bukan sekadar razia imigrasi biasa, melainkan puncak dari penyelidikan mendalam yang sudah berjalan selama berbulan-bulan.

Melibatkan lebih dari 400 petugas, operasi ini disebut sebagai yang terbesar di satu lokasi dalam sejarah DHS AS, menandakan adanya masalah serius yang sedang diselidiki.

Fasilitas ini adalah proyek patungan strategis antara raksasa otomotif Korea Selatan, Hyundai Motor, dan produsen baterai LG Energy Solution (LGES), yang rencananya akan mulai beroperasi pada akhir tahun.

Ilustrasi logo Hyundai (Instagram)

Seorang WNI di Tengah Pusaran Kasus

Di tengah ratusan pekerja yang diamankan, terdapat satu WNI dengan inisial CHT.

Baca Juga: Puluhan Ribu Pekerja Kena PHK di Tengah Badai Persaingan Industri Otomotif

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengonfirmasi bahwa CHT berada di lokasi untuk tujuan kunjungan bisnis yang sah dan legal.

"CHT memiliki rencana business trip selama satu bulan di AS dan dilengkapi dengan dokumen paspor, visa, dan undangan dari perusahaan," ujar Judha dilansir dari Antaranews.

Saat ini, CHT ditahan di Folkston ICE Processing Center, Georgia, dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Houston berkomitmen untuk memberikan pendampingan kekonsuleran penuh guna memastikan hak-haknya terpenuhi.

Fakta di Balik Penggerebekan 'Operation Low Voltage'

Untuk memahami konteksnya, mari kita pecah beberapa poin penting dari peristiwa ini berdasarkan laman New York Times:

  • Bukan Karyawan Langsung:

Hyundai menegaskan tidak ada satu pun karyawan langsung mereka yang ditangkap dalam operasi tersebut.

Mayoritas yang diamankan adalah pekerja dari perusahaan kontraktor.

  • Karyawan LGES Terkena Dampak:

LG Energy Solution mengonfirmasi bahwa 47 pekerja mereka ikut diamankan.

Para pekerja ini bertugas mengawasi pembangunan pabrik dan masuk ke AS menggunakan visa atau program pembebasan visa.

  • Fokus Penyelidikan:

Steven Schrank, agen khusus yang memimpin investigasi, menegaskan, "Ini bukan operasi imigrasi di mana agen masuk ke lokasi, mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka di bus."

Pernyataan ini mengisyaratkan adanya target penyelidikan yang lebih dalam dari sekadar status keimigrasian.

  • Respon Perusahaan:

Kedua perusahaan raksasa ini memilih untuk tidak berkomentar banyak, namun menyatakan prioritas utama mereka adalah keselamatan karyawan.

Mereka juga sedang melakukan investigasi internal, termasuk meninjau praktik kerja para kontraktor yang mereka gunakan.

Kasus ini menjadi pengingat rumitnya rantai pasok industri otomotif global, di mana praktik kerja di level kontraktor dapat berimbas langsung pada citra dan operasional merek-merek besar seperti Hyundai dan LG.

Nasib WNI berinisial CHT menjadi salah satu fokus utama yang akan terus dipantau, sekaligus membuka mata tentang potensi risiko yang dihadapi para profesional saat melakukan perjalanan bisnis internasional.

Load More