Otomotif / Mobil
Jum'at, 12 September 2025 | 16:24 WIB
Ilustrasi mobil mengisi bahan bakar yang mengandung etanol. (Gemini AI)

Menurut Carxplorer, mencampur E0 dan E10 akan menghasilkan campuran di antaranya, misalnya setengah tangki E0 dan setengah E10 menjadi E5.

ECU mobil modern bisa menyesuaikan perbedaan ini tanpa masalah berarti. Namun, untuk mobil klasik atau mesin kecil yang idealnya hanya minum E0, sebaiknya hindari pengisian penuh dengan E10.

Jika terlanjur, habiskan segera atau kuras tangki sebelum disimpan lama.

E5 vs E10: Mana Lebih Aman?

Mitsubishi Mirage, contoh mobil buatan di ataas tahun 2010. (Favcars)

Autohangar menyebut, lebih dari 90% mobil yang diproduksi sejak 2011 sudah kompatibel dengan E10.

Namun, pengujian menunjukkan bahwa E5 cenderung lebih stabil: penguapan lebih rendah, tidak ada tanda korosi, dan umur simpan lebih panjang, bahkan tanpa fuel stabilizer. Artinya, untuk karburator atau mesin lama, E5 relatif lebih aman dibanding E10.

E5 (atau di Indonesia contohnya adalah Pertamax Green 95) aman untuk mayoritas mobil modern, termasuk yang diproduksi sejak 2011, seperti diklaim banyak pabrikan.

Namun, untuk motuba atau mobil klasik (buatan tahun 2000 atau lebih tua), risiko tetap ada. Etanol bisa mempercepat kerusakan komponen karet/plastik, memicu korosi, dan meninggalkan endapan.

Jika Anda pemilik mobil lawas, pertimbangkan untuk:

Baca Juga: Intip Motuba Eks Menkeu Sri Mulyani saat Jadi Pejabat 2004, Kini Lebih Murah dari Yamaha XMAX

  • Menggunakan bensin bebas etanol (E0) bila tersedia.
  • Memakai fuel stabilizer dan membersihkan sistem bahan bakar secara berkala.
  • Mengganti komponen karet/plastik dengan material tahan etanol.

Dengan langkah pencegahan ini, Anda bisa meminimalkan risiko dan tetap menjaga mesin klasik tetap sehat, meski sesekali harus mengisi BBM campuran etanol.

Load More