Suara.com - Impor BBM (bahan bakar minyak) melalui Pertamina dianggap murni urusan bisnis dan tidak terkait dengan praktik monopoli. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Akbar Himawan Buchari.
Ia menegaskan bahwa ada kalanya antarperusahaan berkolaborasi, walaupun terkadang ada rivalitasi di dalamnya. Seperti dalam hal Pertamina dengan badan usaha swasta yang menjalankan bisnis SPBU di Indonesia dalam hal pemenuhan kebutuhan BBM murni atau base fuel.
"Saya bukan pengusaha migas. Namun, bicara bisnis, dasarnya tidak jauh berbeda. Ketika suatu perusahaan tidak punya barang, dia akan berusaha cari meski dari perusahaan lainnya. Intinya barang itu harus ada biar bisa dijual," ujarnya beberapa waktu yang lalu.
Akbar juga mengatakan bahwa tidak ada praktik monopoli yang dilakukan Pertamina. BUMN migas ini justru membantu badan usaha swasta agar kembali mempunyai BBM sehingga bisa melanjutkan bisnisnya, melalui skema business to business (B2B).
Berikut beberapa fakta terkait impor BBM yang telah tim Suara.com rangkum.
1. Sejumlah BU swasta sepakat membeli BBM dari Pertamina
Akbar mengatakan bahwa sejumlah BU (Badan Usaha) swasta telah sepakat berkolaborasi dengan Pertamina untuk penyediaan base fuel, khususnya untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun 2025.
"Mengutip pernyataan jubir (juru bicara) ESDM (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), sudah ada empat dari lima badan usaha yang menjalankan bisnis SPBU sepakat membeli BBM murni dari Pertamina," ujarnya.
Menurutnya, Kementerian ESDM tidak mengintervensi badan usaha swasta dalam pengadaan pasokan BBM karena kementerian hanya menjembatani kebutuhan pihak swasta dengan Pertamina.
Baca Juga: Apa Itu Etanol yang Bikin BP-AKR dan VIVO Batal Beli BBM dari Pertamina?
2. Mekanisme kerja sama dilakukan secara B2B
Mekanisme kerja sama antara Pertamina dan badan usaha swasta dilakukan secara B2B atau business to business. Pertamina juga telah menyanggupi spesifikasi base fuel yang diminta oleh badan usaha swasta, baik dari segi kualitas ataupun standar internasional.
"Mekanisme pengadaannya juga transparan karena melibatkan joint surveyor. Penetapan harganya juga dilakukan secara terbuka," ujar Akbar.
3. Kargo kedua berisi BBM murni akan segera tiba
Kementerian ESDM mengatakan bahwa kargo kedua yang berisi BBM murni atau base fuel yang diimpor oleh Pertamina diharapkan tiba di pelabuhan pada hari ini (2/10/2025), sehingga bisa langsung diserap oleh stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU swasta.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengungkapkan bahwa kargo pertama telah tiba dan diharapkan bisa diserap oleh SPBU swasta.
“Kargo kedua itu insya Allah besok (Kamis, 2 Oktober 2025) sudah tiba di pelabuhan, jadi besok (hari ini) sudah ada dua kargo,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta.
4. SPBU BP-AKR belum sepakat membeli BBM dari Pertamina
PT Aneka Petroindo Raya, perusahaan operator Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) BP-AKR, mengungkapkan alasan mereka hingga kini belum sepakat untuk membeli BBM dari Pertamina. Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur BP-AKR, Vanda Laura.
Vanda mengatakan perusahaan memang telah melakukan perundingan B2B, tetapi terdapat satu dari tiga persyaratan yang belum dapat dipenuhi Pertamina dalam proses jual beli tersebut yakni Pertamina belum bisa menunjukkan dokumen Certificate of Origin alias dokumen sertifikat yang menunjukkan asal impor.
5. PT Vivo Energy Indonesia membatalkan negosiasi dengan Pertamina
Perwakilan PT Vivo Energy Indonesia, operator SPBU Vivo, membenarkan bahwa perusahaan mereka sempat membeli 40.000 barel BBM dasaran yang telah diimpor Pertamina, tetapi negosiasi tersebut terpaksa dibatalkan karena ada "hal teknis" yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina.
"Namun, tidak menutup kemungkinan, kami tetap akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk saat-saat mendatang, siapa tahu, apa yang kami minta itu bisa dipenuhi oleh Pertamina, dan kami akan beli dari Pertamina," ujar perwakilan manajemen Vivo.
6. Terdapat kandungan etanol sebesar 3,5% dalam base fuel
BP-AKR dan Vivo batal melanjutkan pembelian BBM dari Pertamina karena setelah pengecekan terdapat kandungan etanol sebesar 3,5% dalam base fuel tersebut.
"Isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol. Nah, di mana secara regulasi itu diperkenankan. Etanol itu sampai jumlah tertentu. Kalau tidak salah sampai 20% etanol. Sedangkan ada etanol 3,5%," ujar Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar.
Ia menegaskan bahwa konten atau kandungan etanol di dalam base fuel tersebut masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah.
7. Keluhan pembatasan kuota impor
Shell dan BP-AKR secara gamblang menjelaskan penyebab terjadinya kelangkaan stok BBM di SPBU swasta yang terjadi sejak akhir Agustus 2025. President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian mengatakan permintaan BBM di SPBU Shell melonjak tahun ini.
Untuk mengantisipasi stok yang menipis, pihak mereka telah mengajukan permohonan tambahan impor pada Kementerian ESDM pada Juni 2025 lalu, tetapi Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung tidak mengabulkan permintaan tersebut dengan alasan pemerintah hanya memberi jatah tambahan impor 2025 sebesar 10% di atas penjualan 2024.
"Kami baru menerima tanggapan resmi melalui surat dari Bapak Wakil Menteri ESDM itu tertanggal 17 Juli 2025 yang menyampaikan adanya pembatasan terhadap kegiatan impor," ujar Ingrid dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (01/10/2025) kemarin.
Kontributor : Rizky Melinda
Berita Terkait
-
Apa Itu Etanol yang Bikin BP-AKR dan VIVO Batal Beli BBM dari Pertamina?
-
9 Fakta Kebakaran Kilang Pertamina Dumai, Ledakan Keras Awali Kobaran Api dan Kepanikan Warga
-
Pakai BBM Campuran Etanol: Tarikan Nampol atau Malah Mesin Mobil Konyol?
-
Polisi dan TNI Turun Tangan Amankan Objek Vital Kilang Pertamina Dumai yang Terbakar
-
Indonesia Punya Berapa Kilang Pertamina? Disinggung Menkeu Purbaya Sebelum Kilang Dumai Terbakar
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Geger Skutik Adventure! Kove ADX 180 Datang, Jegal Honda ADV160 dengan Harga Miring?
-
Polytron G3 vs G3+: Mana Mobil Listrik yang Lebih Worth It? Spesifikasi Lengkap dan Harga Terbaru!
-
Panduan Lengkap Motor Listrik Polytron: Pilih FOX-S, FOX-R, Evo, atau Trex? Cek Harga dan Spek!
-
Naksir Access 125? Intip Dulu Harga Motor Suzuki Oktober 2025
-
Apa Saja Mobil Deddy Corbuzier? Ini Isi Garasinya
-
Apa Itu Bio Etanol? Bahan Bakar yang Diklaim Bisa Bikin Pertalite Naik Kasta Jadi Pertamax
-
Penjualan BYD Merosot untuk Pertama Kali di Tengah Gempuran Perang Harga
-
Nissan Terindikasi Siapkan Penantang Honda HR-V dan Toyota Corolla Cross
-
Jajaran Produk Modifikasi Daihatsu Siap Mejeng di IMX 2025
-
7 Rekomendasi Motor Listrik Harga 5 Jutaan Bulan Oktober 2025