Suara.com - Peraih gelar juara Piala Uber 1994 yang juga legenda bulutangkis putri Tanah Air, Yuni Kartika, menilai ketiadaan mentor atau sosok panutan di sektor putri punya dampak besar dari minimnya prestasi para srikandi Indonesia belakangan ini.
Para srikandi Tanah Air sendiri kini tengah menatap gelaran Piala Uber 2018 yang akan dilangsungkan pada 20-27 Mei 2018 di Bangkok, Thailand.
"Sangat berpengaruh, karena bukan cuma sosok panutan ya, menurut saya kehilangan mentor itu adalah satu hal yang sangat signifikan," kata Yuni saat dihubungi Suara.com, Minggu (29/4/2018).
Yuni pun membandingkan kondisi sektor putri saat ini dengan zamannya. Menurutnya, sosok-sosok berprestasi macam Ivanna Lie, Susi Susanti dan dirinya belum muncul lagi di generasi saat ini.
Apabila dibandingkan dengan sektor lain pun, menurut Yuni, sektor putri memang benar-benar tak memiliki seorang panutan yang bisa mengangkat motivasi dan semangat para pemain junior. Ya, berbeda dengan sektor ganda putra dan ganda campuran.
"Waktu zamannya mba Ivanna (Lie), mba Susi Susanti, saya, lalu terakhir Mia (Audina) ya, itu selalu ada orang yang rangkingnya diatas, yang selalu tiap hari kita melihat dia bermain kan. Sekarang kita bisa lihat kalau di ganda putra, ada Kevin (Sanjaya) / Marcus (Fernaldi Gideon). Jadi beda kan, kalau ganda campuran ada Owi / Butet. Ya, itu beda," kata Yuni.
Namun, walau kehadiran sosok mentor bisa memberi dampak positif, menurut Yuni, saat ini Indonesia sebaiknya fokus untuk menyambung rantai prestasi itu, bukan hanya meratapinya sebagai suatu kehilangan.
"Pasti itu (sosok panutan atau mentor) ada bedanya, tapi yang terpenting sekarang kita jangan memikirkan itu. Sekarang bagaimana kita bisa menciptakan pemain-pemain yang baru untuk bisa naik ke sana (punya prestasi), tunggal putra pun harus cari yang seperti Taufik (Hidayat) lagi, bagaimana pun caranya. Tunggal putri harus cari seperti Susi (Susanti) lagi gimana caranya, gitu," tutur Yuni yang kini aktif menjadi komentator bulutangkis.
Lebih lanjut, Yuni menilai pengembangan pemain muda Indonesia harus ditingkatkan, sebab kehilangan rantai prestasi menurutnya dialami juga oleh negara lain. Namun, ketepatan bertindak yang membedakan hasilnya.
Baca Juga: Ngantuk, Alasan Berly Tabrak 2 Orang yang Sedang Jogging di PIK
"Itu memang PR (pekerjaan rumah) kita, tapi mau dibilang apa, semua negara pun hampir pernah mengalami hal-hal seperti itu, kehilangan mentornya, kita hanya perlu berjuang," tutup Yuni.
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Valentino Rossi Jumpa Ketua Umum PSSI di Jakarta, untuk Apa?
-
ITDC Klaim Tiket MotoGP Mandalika 2025 Terjual 87 Persen
-
Antusiasme Penonton IHR Cup II 2025 Payakumbuh: Pecahkan Rekor, Tembus 50 Ribu Pengunjung
-
Semarang Jadi Tuan Rumah 76 Indonesian Downhill Urban 2025 Seri 2, Adu Nyali Rider di Trek Ekstrem
-
Lantian Juan Juara Umum Trial Game Dirt 2025 Seri Solo
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit
-
Innalillahi Atlet Gymnastik Muda Naufal Takdir Al Bari Meninggal Dunia di Rusia
-
Indonesia's Horse Racing Cup II 2025 dan Sarga Festival Hadir di Payakumbuh Sumbar