Suara.com - Pelatih tunggal putra pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Hendry Saputra buka suara terkait kegagalan anak latihnya, Anthony Sinisuka Ginting merengkuh gelar Singapore Open 2019 pada Minggu (14/4/2019).
Anthony Sinisuka Ginting harus merelakan gelar Singapore Open 2019 jatuh ke tangan wakil Jepang, Kento Momota, setelah gagal mempertahankan keunggulan di awal laga.
Pada laga final yang berlangsung di Singapore Indoor Stadium, Anthony Sinisuka Ginting sejatinya sempat berada di atas angin saat mengamankan game pertama 21-10. Bahkan gelar juara semakin dekat setelah di game kedua berhasil unggul jauh 16-11.
Sayangnya, dalam kondisi itu, angin kemenangan justru menjauh dari Anthony Sinisuka Ginting. Level permainan tunggal putra peraih gelar China Open 2018 itu cenderung menurun, hingga berbalik kalah di dua game sisa dengan skor 19-21, 13-21.
Menurut Hendry Saputra, Anthony Sinisuka Ginting masih perlu menjaga konsistensi permainan dan mengurangi berbagai kesalahan sendiri. Hal itu disebutnya sangat penting menjelang periode kualifikasi Olimpiade 2020.
"Performanya sudah bagus. Tinggal tunggu konsistensinya saja. Jangan gampang mati sendiri atau dimatikan lawan," ujar Hendry Saputra saat dihubungi Suara.com, Senin (15/4/2019).
Hendry Saputra menjelaskan, jika penurunan performa Anthony Sinisuka Ginting lebih disebabkan pada hilangnya sentuhan sang pemain, khususnya di akhir-akhir laga. Hal itu kata Hendry, membuat Anthony banyak melakukan kesalahan yang tidak diperlukan.
Meski kecewa, Hendry Saputra enggan sepenuhnya menyalahkan Anthony dalam kegagalan meraih gelar. Menurutnya, wajar jika seorang pemain muda melakukan beberapa kesalahan.
"Sebenarnya (performa Anthony) bukan menurun, namun karena melakukan kesalahan sendiri, lawan jadi lebih bersemangat.Akan tetapi, hal itu bisa terjadi kepada siapa saja, termasuk pemain top sekalipun," pungkasnya.
Baca Juga: Ingin "Perjalanan Hening" Saat Naik Taksol? Pilih Driver Ini
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Valentino Rossi Jumpa Ketua Umum PSSI di Jakarta, untuk Apa?
-
ITDC Klaim Tiket MotoGP Mandalika 2025 Terjual 87 Persen
-
Antusiasme Penonton IHR Cup II 2025 Payakumbuh: Pecahkan Rekor, Tembus 50 Ribu Pengunjung
-
Semarang Jadi Tuan Rumah 76 Indonesian Downhill Urban 2025 Seri 2, Adu Nyali Rider di Trek Ekstrem
-
Lantian Juan Juara Umum Trial Game Dirt 2025 Seri Solo
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit
-
Innalillahi Atlet Gymnastik Muda Naufal Takdir Al Bari Meninggal Dunia di Rusia
-
Indonesia's Horse Racing Cup II 2025 dan Sarga Festival Hadir di Payakumbuh Sumbar