Suara.com - "Ole, ole, ole, ola ... Senna, Senna ...." pemandu acara Senna Day 2019 mengawali seremoni sebelum dilangsungkannya 5K Marathon di Autodromo Jose Carlos Pace, Interlagos, Brasil (1/5/2019), dalam peringatan 25 tahun wafatnya sang driver legendaris Ayrton Senna di Formula One (F1) Grand Prix atau GP San Marino 1994.
Para partisipan pun menyambut yel-yel yang dilemparkan si pemandu dengan suara seru lagi membahana, dan sesudahnya bendera start berkibar. Melepas begitu banyak pelari maraton profesional pun amatir yang ingin merayakan Senna Day Festival dengan sesama warga Brasil bahkan luar negeri.
Tontonan seru ini bisa dinikmati langsung lewat Instastory dari media sosia Instagram, yang diunggah oleh Ayrton Senna Official. Dengan keterangan penyelenggaraan Senna Day Festival yang diterbitkan situs Ayrton Senna Institute.
Tahun ini, tepat setengah abad atau 25 tahun peraih tiga kali gelar juara dunia F1 (1988, 1990, 1991), Ayrton Senna da Silva berpulang. Ia mengalami nahas di Tikungan Tamburello, Autodromo Enzo e Dino Ferrari, Imola, Italia saat berlaga bersama jet darat tim Williams. Trauma pada kepala, membuat nyawanya tak tertolong meski ia dilarikan ke rumah sakit dengan air ambulance.
Di mata warga Brasil pada khususnya, dan dunia F1 pada umumnya, sosok Ayrton Senna adalah sebuah legenda. Tahun demi tahun berlalu, dan rasa kehilangan akan sosoknya tak tergantikan. Seperti bisa disimak dari beberapa tayangan dokumenter BBC, sampai Top Gear peringatan 50 tahun ulang tahun Ayrton Senna, dengan bintang tamu Lewis Hamilton sebagai pembesut jet darat kenamaan McLaren - Honda yang dahulu dipiloti mendiang. Semuanya merujuk kepada satu komentar senada: Ayrton Senna adalah the best F1 driver for all time.
Termasuk dalam dokumenter ini adalah pemaparan dari Mika Hakkinen (juara dunia F1 dua kali), sampai Michael Schumacher (juara dunia F1 tujuh kali). Mereka masih mengagumi sosok Ayrton Senna hingga zaman now.
Laman berikut adalah kisah singkat perkabungan saat kepergian sang legenda, materi pameran, serta semangat Ayrton Senna.
Selain menggelar maraton sampai panggung musik, flying lap atau putaran kehormatan di Autodromo Jose Carlos Pace yang dilakukan Sergio Sette Camara dan Caca Bueno, acara menggeber supercars McLaren Senna GTR edition, juga digelar pameran berbagai memorabilia mendiang semasa berkarier di dunia F1.
Mulai race suits saat ia berlaga di berbagai tim (Toleman, Lotus, McLaren, dan Williams). Juga helm dengan warna dan desain khas, yang merefleksikan bendera Brasil, sampai raket tenis yang ia gunakan saat berlatih fisik.
Baca Juga: Wuih, Kerennya Supercars dan Kendaraan Mewah di Telkomsel IIMS 2019
Dan jangan sangka bila para pengunjung hanyalah warga Brasil serta luar negeri dari zaman old semata. Generasi milenial hingga anak-anak pun larut dalam antusiasme "bertemu" Ayrton Senna. Apalagi, Senna TV, sebuah kanal dari Ayrton Senna Institute juga memiliki serial kartun khusus anak berjudul "Senninha" alias Senna Cilik.
Namun di atas semua itu, salah satu momentum paling dramatis adalah saat pesawat udara membentuk formasi arrows melintas di atas panggung utama Senna Day Festival di Sirkuit Interlagos. Hati para warga Brasil serta penggemar Ayrton Senna di manapun, tak terkecuali Suara.com serasa bergetar.
Perasaan merinding yang serupa hadir 25 tahun silam, saat pesawat tempur Angkatan Udara Brasil membentuk formasi arrows di atas langit Sao Paulo, menjemput pesawat komersial yang membawa peti jasad Ayrton Senna dari Italia.
Saat itu, Negeri Samba sangat berduka, hingga diumumkan tiga hari berkabung nasional, untuk memberikan waktu cukup bagi warga negara mereka yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada Ayrton Senna da Silva.
Kini, 25 tahun kemudian, warisan semangat Ayrton Senna belum pudar. Terutama sebuah kata yang menggambarkan sosoknya sendiri: determination. Saudade, meu campeio (rasa duka mendalam, sang juara, dalam bahasa Indonesia). Dan tagar baru pun kini muncul di berbagai laman media sosial, #MeuAyrton, yang bisa diartikan Ayrton Kami atau Ayrton Saya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Menpora dari Masa ke Masa: Andi dan Imam Korupsi, Roy Lupa Lagu Indonesia Raya, Dito Dicopot
-
Dito Ariotedjo Dicopot, Musuh Bebuyutan Lin Dan Jadi Plt Menpora?
-
Rekam Jejak Dito Ariotedjo, Menteri yang Kena Reshuffle
-
Indonesia Turunkan 12 Wakil di Hong Kong Open 2025, Fajar/Rian Mundur
-
Lalu Muhammad Zohri Cs Jalani Persiapan SEA Games 2025 di Kenya dan Jepang
-
Alcaraz Rebut Tahta! Kalahkan Sinner, Kembali Jadi Nomor 1 Dunia di US Open!
-
Kata Marc Marquez: Kekuatan Alex Jadi Titik Lemah Saya di MotoGP 2025
-
Ferrari Krisis Podium, Leclerc Andalkan 3 Sirkuit Ini untuk Menang di F1 2025
-
GP Italia 2025: Lando Norris Pimpin Balapan, Max Verstappen Tetap Juara
-
MotoGP Catalunya 2025: Alex Marquez Asapi Sang Kakak, Bastianini Rebut Posisi Ketiga