Suara.com - Valentino Rossi sudah menyatakan pensiun dari MotoGP. Pebalap berjudul The Doctor tersebut akan gantung helm setelah MotoGP musim 2021 rampung.
Pengumuman ini diberikan Rossi pada konferensi pers khusus yang diadakan pada Kamis (5/8). Rossi menjelaskan bahwa keputusannya kali ini sudah final.
"Saya mengatakan, saya akan mengambil keputusan untuk tahun depan setelah liburan musim panas, dan saya memutuskan untuk berhenti di akhir musim," kata Rossi.
Sebagai pebalap yang sudah eksis lebih dari dua dekade, Valentino Rossi merupakan pebalap lintas generasi. Ketika bintang-bintang MotoGP terus datang dan pergi, dia tetap eksis di balapan kelas utama tersebut.
Tercatat sejak terjun ke dunia balapan pada 1996, Rossi telah meraih 9 gelar dunia (7 di kelas MotoGP). Di semua kelas balapan, Rossi mengemas 115 kemenangan dari 414 balapan.
Pencapaian Rossi ini diraih dengan mengalahkan rival-rival kuat. Siapa saja mereka?
Persaingan antara Rossi dan Gibernau di era MotoGP merupakan salah satu yang tersengit. Persaingan keduanya menjadi sangat sengit saat memperebutkan gelar juara 2004 dan 2005.
Rossi mampu menjadi juara di dua musim tersebut dengan dua pabrikan yang berbeda. Disebutkan bahwa sejak saat itu hubungan Rossi dan Gibernau yang awalnya baik, menjadi renggang.
Baca Juga: Rekor-rekor Valentino Rossi Selama Berkarier Bersama Yamaha
2. Casey Stoner
Setelah Gibernau era berganti. Rossi mendapat persaingan berat dari mantap Casey Stoner. Mantan pebalap asal Australia tersebut menampilan perfroma hebat di 2007.
Di tahun pertamanya bersama Ducati itu pula, Stoner berhasil merebut gelar juara MotoGP. Rivalitas sengit antara Rossi dan Stoner terus berlanjut hingga dia pindah ke Honda kemudian akhirnya pensiun lebih dulu.
Meski cukup lama membela tim yang sama yaitu Yamaha, rivalitas antara Rossi dan Lorenzo sangat kentara. Hubungan keduanya bahkan disebut-sebut tidak terlalu akur ketika Lorenzo datang ke Yamaha pada 2008.
Lorenzo yang tampil apik membuat Rossi tampak makin jengkel. Pembalap asal Italia itu pun akhirnya memilih pindah ke Ducati pada 2011 dan 2012. Karier yang tak manis di Ducati membuatnya kembali ke Yamaha dan bertandem dengan Lorenzo pada 2013.
Berita Terkait
-
Race Klasik MotoGP Catalunya: Duel Legendaris Rossi, Lorenzo, hingga Marquez
-
Blak-Blakan, Pedro Acosta Klaim Marc Marquez Setara dengan Valentino Rossi
-
Casey Stoner Yakin Jorge Martin Bisa Lebih Mengerikan Usai Alami Cedera
-
Casey Stoner: Pecco Bagnaia Harus Bersyukur Jadi Rekan Setim Marc Marquez
-
Tak Terkalahakan, Kapan Marc Marquez Bisa Samai Rekor Valentino Rossi?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025