Suara.com - Naomi Osaka mengaku "tidak bersyukur" selama setahun terakhir karena tidak sepenuhnya menghargai hidupnya sebagai salah satu pemain tenis top dunia.
Petenis nomor dua dunia itu memastikan kemenangan comeback atas Coco Gauff di Western & Southern Open di Cincinnati, Rabu waktu AS atau Kamis WIB, turnamen pertamanya di luar Olimpiade sejak mundur dari French Open pada Mei.
Dia menarik diri dari Roland Garros setelah dikenai denda karena menolak melakukan konferensi pers. Dia mengatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan tertentu dapat memengaruhi kesehatan mentalnya.
Osaka meneteskan air mata dan sempat meninggalkan konferensi pers di Cincinnati, Senin (16/8/2021), ketika ditanya tentang hubungannya dengan media, namun ia kembali berhadapan dengan media usai pertandingan.
"Saya bertanya-tanya mengapa saya begitu terpengaruh, saya kira, yang membuat saya tidak ingin melakukan konferensi pers," kata petenis berusia 23 tahun itu dalam konferensi pers, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/8/2021).
"Saya bertanya-tanya apakah saya takut, karena kadang-kadang saya melihat berita soal pemain kalah dan kemudian berita keesokan harinya seperti kolaps atau mereka tidak lagi hebat."
"Jadi saya berpikir, saya bangun setiap hari, bagi saya, saya harus merasa seperti saya menang. Seperti, pilihan untuk pergi dan bermain, untuk pergi melihat penggemar, orang-orang keluar dan menonton saya bermain, itu sendiri adalah sebuah prestasi."
"Saya tidak yakin kapan saya mulai mengurangi kepekaan itu. Sepertinya itu mulai tidak seperti pencapaian bagi saya. Jadi, saya merasa saya sangat tidak berterima kasih atas fakta itu," pungkas Osaka.
Juara Grand Slam empat kali itu mengatakan pembatasan yang diberlakukan karena pandemi COVID-19 membuatnya "sangat stres," tetapi peristiwa baru-baru ini di Haiti dan Afghanistan telah mengubah pandangannya.
Baca Juga: Dianggap Teroris, Sejumlah Media Sosial Blokir Konten Taliban
Seperti diketahui, gempa berkekuatan 7,2 menewaskan lebih dari 2.000 orang di Haiti, negara tempat ayahnya dilahirkan, dan pada saat bersamaan Afghanistan dilanda kekacauan.
"Melihat keadaan dunia, seperti apa yang terjadi di Haiti, Afghanistan saat ini, benar-benar gila," ungkap Osaka.
"Dan bagi saya, dapat memukul bola tenis di Amerika Serikat saat ini dan orang-orang datang dan menonton saya bermain... saya ingin menjadi diri saya sendiri dalam situasi ini daripada menjadi orang lain di dunia ini," tambahnya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Serangan Udara Picu Eskalasi Konflik Afghanistan-Pakistan: Puluhan Tewas, Rusia Merespon!
-
Petenis Muda Shinar Zahra Raih Dua Gelar di Ajang Tenis Internasional
-
Afghanistan Pulihkan Akses Internet 48 Jam Setelah Penutupan Taliban
-
Apa Perbedaan Padel dan Tenis? Begini Aturan Mainnya
-
21 Tahun Berlalu, Janice Tjen Pecahkan Kutukan Tenis Indonesia di Grand Slam
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Skandal! Buat KO Lawan dalam 94 Detik, Petinju Wanita Taiwan Dituding Laki-laki
-
Para Badminton Internasional 2025: 24 Negara Berlaga di Kota Solo
-
Setahun Pemerintahan Prabowo, Kemenpora Fokus Pembinaan Atlet Demi Raih Prestasi Dunia
-
Kemenpora Dorong Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga yang Layak dan Modern
-
Jumpa Ketua Komisi Olahraga Filipina, Kemenpora Kolaborasi Demi ASEAN Menuju Prestasi Olimpiade
-
Evaluasi Ketat, Enam Pebulu Tangkis Indonesia Terdegradasi dari Pelatnas
-
Indonesia Masters 2025: Kejutan, Mutiara Ayu Puspitasari Permalukan Unggulan Kedua
-
Indonesia Masters 2025: Prahdiska Bagas Shujiwo Targetkan Jadi Juara
-
Pelita Jaya Perpanjang Kontrak Agassi Yeshe Goantara untuk IBL 2026
-
PON Bela Diri 2025 Panen Pujian, Atlet Jateng dan Papua Barat Bersinar