Suara.com - Indonesia terancam sanksi dari Badan Anti-Doping Internasional (WADA), dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali buka suara mengenai hal tersebut.
Sebelumnya diberitakan, WADA menganggap Indonesia tidak patuh dalam menerapkan program dan pengujian efektif anti-doping oleh Badan Anti-Doping Dunia pada Kamis (7/10/2021).
Melansir Reuters, Jumat (8/10/2021), kondisi itu membuat Indonesia dan dua negara lain yakni Korea Utara dan Thailand, tidak memenuhi syarat untuk mendapat hak menjadi tuan rumah kejuaraan olahraga baik regional, kontinental, maupun dunia selama periode penangguhan.
Perwakilan dari tiga negara juga tidak memenuhi syarat untuk duduk sebagai anggota dewan komite sampai negara mereka dipulihkan dalam jangka waktu satu tahun atau lebih.
Amali mengaku telah menerima surat dari WADA mengenai hal tersebut dan ia akan segera membuat klarifikasi mengapa sampai saat ini belum mengirimkan sample.
"Hari ini kami langsung koordinasi dengan LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia) untuk menanyakan di mana poisisi kita sampai dikatakan tidak patuh itu. Ini lebih kepada pengiriman sample, jadi karena pengiriman sample kita," kata Amali saat jumpa pers virtual, Jumat (8/10/2021).
Amali menjelaskan pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pengiriman sample belum bisa dilakukan. Tidak ada kegiatan olahraga selama pandemi sehingga pengambilan sample sulit dilakukan.
"Pada 2020 kita memang merencanakan akan memberikan sample yang kita buat perencanaannya pada sebelumnya. Tetapi kita tidak menyangka bahwa pada bulan Maret kita terkena Covid-19, dan itu berkepanjangan, bahkan sampai sekarang, sehingga tidak ada kegiatan-kegiatan olahraga yang bisa kita jadikan sample untuk anti doping pada saat pelaksanaan kegiatan itu," jelasnya.
"Nah ini yang menyebabkan tidak terpenuhi sample itu. Kemudian kan kenapa tidak terpenuhi? karena direncanakan waktu itu sample itu by name, jadi tidak boleh berubah. Sementara yang sudah direncanakan untuk diambil samplenya itu ada yang dia ke luar negeri, maksudnya bertanding ya, baik kualifikasi Olimpiade maupun kejuaraan single event lainnya, sehingga itu juga menyulitkan," sambungnya.
Baca Juga: Indonesia Terancam Sanksi WADA, PBSI Pastikan 3 Turnamen di Bali Aman
Menpora yakin setelah mengirimkan klarifikasi, WADA bisa mengerti situasi dan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia. Indonesia akan segera mengirimkan sample khususnya untuk tahun 2021.
"Jadi ini lebih kepada doping plan kita, jadi karena kejadian Covid-19 sehingga tidak bisa kita lakukan sesuai dengan apa yang sudah kita kirimkan. Kan, setiap tahun itu harus mengirimkan, kemudian itu menjadi pegangan WADA dan akan disesuaikan apakah Indonesia ini sesuai dengan perencanaanya atau tidak," Amali menambahkan.
"Saya optimis kalau ini clear ya setelah kita komunikasi untuk 2021 ini bisa terpenuhi dengan sample-sample doping atau anti doping yang diambil dari pelaksanaan PON, kan ini banyak ya, banyak nomor pertandingan, banyak sample yang bisa diambil, sehingga saya tidak khawatir, tapi ini harus dijelaskan."
"Jadi itu sih inti dari WADA mengeluarkan surat kepada Indonesia, kira-kira surat teguranlah kalau bahasa kita di sini, kita ditegur, tidak mematuhi, tetapi kita klarifikasi dan kita nyatakan kita bisa, saya kira ini akan bisa clear lagi," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Langit Jakarta Bergemuruh, Dua Jet Tempur 'Kawal' Peserta Lari Merdeka Run 8.0
-
FORNAS VIII/2025 Dongkrak Industri Olahraga Nasional, Gerakan Ekonomi Lokal
-
Menpora: ITF M15 dan M25 Bali Jadi Pemanasan SEA Games 2025
-
Menpora Minta Timnas Indonesia U-23 Evaluasi, Medali Emas SEA Games Harga Mati
-
Kalah di Final, Timnas Indonesia Tetap Buat Gerald Vanenburg Bangga
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Tipis Banget! Mario Aji Cuma Kalah 0,538 Detik dari Pemimpin FP2 Catalunya
-
Bongkar Pasang Partner Rian Ardianto, dari Yeremia ke Rahmat Hidayat
-
Jadwal F1 GP Italia 2025: Pembuktian Ferarri di Hadapan Publik Sendiri
-
Jack Miller dan Pramac Yamaha Tetap Bersama di MotoGP 2026
-
BDMNTN-XL Kembali Hadir di Jakarta, Viktor Axelsen Digandeng Jadi Duta
-
Jadwal WBA Asia: Tibo Monabesa Hadapi Petinju Kazakhstan, Laga Panas di China
-
Arjen Robben Terjun ke Dunia Padel, Ikuti Jejak Zlatan Ibrahimovic
-
Yuki Tsunoda Akhirnya Pecah Telur, Raih Poin Spesial di GP Belanda
-
Dominasi Gila di GP Belanda, Piastri Mulai Disejajarkan dengan Schumacher
-
Race Klasik MotoGP Catalunya: Duel Legendaris Rossi, Lorenzo, hingga Marquez