Sport / Arena
Kamis, 23 Oktober 2025 | 11:31 WIB
Logo IOC. [Olympic.com]
Baca 10 detik
  • Indonesia disanksi IOC setelah menolak delegasi Israel di Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025.
  • Erick Thohir tegaskan keputusan pemerintah berdasar hukum dan prinsip ketertiban umum.
  • Pemerintah tetap fokus jalankan blueprint olahraga nasional dan memperkuat 17 cabang unggulan.

Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora) Erick Thohir menegaskan, pemerintah akan tetap fokus membangun olahraga nasional dan terlibat di event-event dunia, meski mendapat sanksi dari Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Sanksi tersebut muncul setelah Indonesia tidak memberikan visa kepada tim Israel yang dijadwalkan tampil di Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Jakarta.

IOC kemudian meminta agar federasi olahraga internasional tidak menggelar event olahraga di Tanah Air.

Menanggapi hal ini, Erick Thohir menjelaskan bahwa keputusan pemerintah menolak kedatangan delegasi Israel memiliki dasar hukum dan pertimbangan yang jelas.

“Kami di Kemenpora, sebagai wakil Pemerintah Indonesia, berpegang pada prinsip untuk menjaga keamanan, ketertiban umum dan kepentingan publik dalam setiap penyelenggaraan event internasional,” ujar Erick dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, langkah tersebut sepenuhnya sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk posisi Indonesia yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

“Langkah ini sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip ini juga berdasarkan UUD 1945 yang menghormati keamanan dan ketertiban umum serta kewajiban Pemerintah Negara Indonesia untuk melaksanakan ketertiban dunia,” tegas Erick.

Pemerintah, lanjut Erick, menyadari bahwa sikap ini membawa konsekuensi serius di level internasional. Namun, Indonesia memilih tetap berpegang pada prinsip.

“Kami memahami bahwa keputusan ini membawa konsekuensi, di mana selama Indonesia tidak dapat menerima kehadiran Israel, IOC memutuskan bahwa Indonesia tidak dapat menjadi tuan rumah kejuaraan dunia, event Olimpiade, Youth Olympic Games, dan kegiatan lain di bawah payung Olimpiade,” ujarnya.

Baca Juga: Kemenpora Dorong Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga yang Layak dan Modern

Meski demikian, Kemenpora memastikan sanksi tersebut tidak akan menghambat upaya memperkuat fondasi olahraga nasional.

Erick menyebut pihaknya tetap menyiapkan blueprint pembangunan olahraga nasional yang mencakup penguatan 17 cabang olahraga unggulan serta pengembangan pusat latihan tim nasional.

“Kemenpora dan Pemerintah tetap berkomitmen mempersiapkan blueprint pembangunan olahraga nasional, termasuk penguatan 17 cabang olahraga unggulan serta pembangunan pusat latihan tim nasional,” kata Erick.

Erick juga menegaskan bahwa Indonesia akan terus aktif di berbagai ajang olahraga internasional di kawasan Asia Tenggara, Asia, hingga dunia.

“Indonesia akan terus berperan aktif dalam berbagai ajang olahraga di tingkat Asia Tenggara, Asia, maupun dunia, sehingga olahraga Indonesia dapat menjadi duta dan cerminan kedigdayaan bangsa di mata dunia,” pungkasnya.

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Erick Thohir langsung merespon cepat terkait adanya pernyataan Komite Olimpiade Internasional (IOC) agar federasi olahraga internasional tidak menyelenggarakan ajang olahraga di Indonesia.

Load More