Sport / Arena
Jum'at, 19 Desember 2025 | 21:16 WIB
Kejurnas Panahan Antarklub 2025 Digelar untuk Perkuat Piramida Pembinaan. [Istimewa]
Baca 10 detik
  • MilkLife Archery Challenge 2025 di Kudus mempertandingkan 1.360 atlet dari 116 klub selama 11 hari.
  • Kejurnas ini kolaborasi Djarum Foundation, MilkLife, dan PB Perpani untuk memperkuat ekosistem pembinaan panahan.
  • Atlet muda seperti Galeno Rubyan Ashia berhasil juara, memotivasi pencapaian prestasi tinggi hingga Olimpiade.

Suara.com - Supersoccer Arena, Kudus, menjadi saksi lahirnya ribuan bibit masa depan panahan Indonesia dalam ajang bergengsi MilkLife Archery Challenge - Kejuaraan Nasional Panahan Antarklub 2025.

Selama 11 hari penuh, mulai 9 hingga 19 Desember 2025, sebanyak 1.360 atlet dari 116 klub panahan di seluruh penjuru Tanah Air berkumpul untuk beradu ketepatan membidik sasaran.

Kejuaraan ini merupakan buah kolaborasi strategis antara Bakti Olahraga Djarum Foundation, MilkLife, dan Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) demi memperkuat fondasi prestasi nasional.

Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Waketum II PB Perpani, Abdul Razak, menegaskan bahwa ajang ini adalah inovasi penting untuk membangun struktur kompetisi yang lebih kokoh.

"Kompetisi ini untuk memperluas kesempatan atlet muda menguji kemampuan dan menambah jam terbang mereka dalam pertandingan level nasional," ujar Abdul Razak.

Ia berharap dari sini akan lahir talenta-talenta emas yang kelak bisa mengharumkan nama Indonesia di panggung dunia, termasuk Olimpiade.

Kejurnas ini mempertandingkan empat divisi utama: Nasional, Compound, Recurve, dan Barebow, yang terbagi dalam berbagai kelompok usia mulai dari U-10 hingga kategori umum dan veteran (di atas 30 tahun).

Banyaknya kategori ini dirancang agar para atlet mendapatkan lawan yang sepadan sehingga kemampuan mereka dapat terukur dengan akurat.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menjelaskan bahwa kejuaraan ini adalah bagian dari upaya melengkapi ekosistem pembinaan panahan yang berjenjang.

Baca Juga: Jaga Tradisi Juara, Magelang Tutup Rangkaian Program PBSI Kenalkan Bulu Tangkis Usia Dini

Mulai dari pengenalan di level usia dini lewat MilkLife Archery Challenge, berlanjut ke Kejurnas Junior dan Antarklub, hingga akhirnya bermuara ke Seleksi Nasional dan Pelatnas.

"Kami berharap, dengan mata rantai ekosistem dan piramida pembinaan yang kuat ini, para atlet panahan dapat semakin termotivasi untuk berlatih dan mendulang prestasi yang membuat Indonesia digdaya," tutur Yoppy.

Optimisme ini bukan tanpa dasar. Sejarah mencatat panahan adalah cabor penyumbang medali pertama Indonesia di Olimpiade Seoul 1988 lewat Trio Srikandi.

Prestasi teranyar pun gemilang, di mana tim panahan Indonesia sukses memborong emas di SEA Games Thailand 2025, baik dari nomor Recurve maupun Compound.

"Dengan catatan prestasi tersebut, kami yakin bila ekosistem pembinaan atlet panahan dapat dipupuk dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia dapat berjaya di level yang lebih tinggi lagi seperti Olimpiade," ucap Yoppy optimistis.

Kompetisi di lapangan berjalan sengit. Salah satu bintang muda yang bersinar adalah Galeno Rubyan Ashia dari klub Fast Kodamar DKI Jakarta.

Load More