Suara.com - Yahoo Inc pada 2015 lalu diam-diam membuat sebuah peranti lunak yang bisa memindai semua email para penggunanya, mencari informasi-informasi tertentu, dan menyerahkannya kepada badan intelijen Amerika Serikat, demikian diwartakan Reuters, Selasa (4/10/2016).
Raksasa internet yang sedang kolaps itu diketahui menyanggupi permintaan rahasia dari pemerintah AS untuk memindai ribuan email di akun Yahoo di seluruh dunia. Informasi yang dikumpulkannya kemudian diserahkan kepada badan intelijen AS (NSA) atau polisi federal AS (FBI).
Informasi ini diperoleh Reuters dari tiga bekas karyawan Yahoo dan seorang sumber lain yang mengetahui aktivitas gelap tersebut.
Tak diketahui informasi seperti apa yang dicari oleh badan intelijen AS. Tetapi intelijen AS menyerahkan serangkaian huruf - bisa berupa kata atau frase - yang harus dicari dalam setiap email dan attachment yang dipindai Yahoo.
Menurut dua bekas karyawan Yahoo, keputusan CEO Yahoo, Marissa Mayer, untuk mematuhi permintaan intelijen AS itu membuat beberapa petinggi perusahaan berang. Bahkan pejabat bidang keamanan informasi Yahoo, Alex Stamos mengundurkan diri pada 2015. Ia kini bekerja untuk Facebook.
"Yahoo adalah perusahaan yang mematuhi hukum dan beroperasi sesuai hukum Amerika Serikat," bunyi pernyataan resmi Yahoo menanggapi permintaan konfirmasi dari Reuters. Tak ada penjelasan lebih lanjut.
Adapun Stamos, melalui juru bicara Facebook, menolak untuk berkomentar.
Demikian juga NSA menolak diwawancarai dan meminta agar pertanyaan dikirim ke Kantor Direktorat Intelijen Nasional AS.
Sebenarnya Bisa Menolak
Menurut tiga sumber Reuters, permintaan untuk melacak akun-akun email Yahoo, dikirimkan dalam sebuah dokumen rahasia ke tim hukum Yahoo.
Hukum di AS, termasuk amandemen undang-undang Foreign Intelligence Surveillance Act (FISA) tahun 2008, memang mengatur bahwa badan-badan intelijen bisa meminta perusahaan telekomunikasi untuk menyerahkan data pelanggan. Alasannya bisa macam-macam, termasuk di dalamnya mencegah serangan teroris.
Tetapi perusahaan bisa menolak permintaan seperti ini. Yahoo pada 2007 pernah menolak ketika badan intelijen meminta untuk memeriksa beberapa akun email tanpa surat perintah pengadilan.
Sengketa ini dibawa ke Mahkamah Pengawasan Intelijen Luar Negeri, sebuah pengadilan yang tertutup bagi publik, dan Yahoo dinyatakan kalah.
Apple juga pernah mengalami hal yang sama tahun lalu ketika menolak permintaan FBI untuk membuat sebuah program khusus untuk menjebol sistem keamanan sebuah iPhone milik pelaku pembunuhan massal di San Bernardino.
FBI menempuh jalur hukum untuk memaksa Apple membuat program tersebut. Tetapi pertarungan di pengadilan terhenti di tengah jalan karena FBI berhasil membobol ponsel yang dimaksud dengan bantuan pihak ketiga.
Sayangnya Yahoo tampaknya enggan menolak permintaan badan intelijen AS itu tahun lalu. Menurut sumber Reuters, Mayer dan petinggi lainnya sudah pesimistis akan kalah jika mereka melawan di pengadilan.
Beberapa pegawai Yahoo kecewa dengan keputusan Mayer yang tidak berusaha melawan. Mereka juga kesal karena Mayer dan pemimpin tim hukum Yahoo, Ron Bell, tak melibatkan tim keamanan perusahaan dalam proses tersebut.
Alih-alih Mayer dan Bell langsung memerintahkan para teknisi bidang email untuk membuat program yang diminta intelijen AS. Program itu menyaring email-email yang mengandung kata atau frasa yang telah ditentukan, memisahkannya, dan menyimpannya secara khusus agar bisa diakses dari luar oleh intelijen AS.
Sumber-sumber Reuters menyebutkan bahwa program itu ditemukan oleh tim keamanan Yahoo pada 2015, beberapa pekan setelah dipasang. Mereka awalnya mengira itu adalah ulah para peretas.
Ketika Stamos tahu bahwa Mayer yang mengizinkan pemasangan program itu, ia memutuskan untuk mengundurkan diri. Kepada para bawahannya ia mengatakan bahwa dirinya tak tahu-menahu tentang program tersebut.
Stamos juga memperingatkan bahwa ada celah keamanan pada program itu yang bisa dimanfaatkan oleh para peretas untuk mencuri informasi. Stamos mundur pada Juni 2015 dan kini dia telah bergabung dengan Facebook.
Adapun Yahoo pada bulan lalu mengumumkan bahwa sekelompok peretas yang didukung oleh negara tertentu berhasil mengakses 500 juta akun pada 2014.
Yahoo sendiri telah sepakat untuk menjual bisnis utamanya kepada perusahaan telekomunikasi AS, Verizon Communication Inc dengan harga 4,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp62,5 triliun.
Berita Terkait
-
Geger Skandal NBA! FBI Bongkar Keterlibatan Mafia Sisilia di Kasus Judi Ilegal
-
FBI Rilis Foto Penembak Charlie Kirk! Imbalan Rp 1,6 Miliar Menanti!
-
FBI Gelar Sayembara Tangkap Penembakan Charlie Kirk, Dapat Hadiah Uang Tunai Rp 1,65 Miliar
-
Apa Beda CIA dan FBI? Sejarah, Wewenang, dan Lingkup Operasional
-
FBI Bongkar Ancaman Serius di Android, Pengguna Diminta Matikan Koneksi Internet
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
51 Kode Redeem FF Terbaru 31 Desember 2025, Ada Skin XM8 dan Hadiah Tahun Baru Gratis
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 31 Desember 2025, Klaim Hadiah Tahun Baru Gratis!
-
Tier List Pet Game Grow A Garden Desember 2025: Hadirkan Mutasi dan Panen Terbaik
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Bisa WhatsApp, Harga Mulai Rp300 Ribuan
-
8 Cara dan Prompt AI Membuat Video Renovasi Rumah Berantakan Jadi Rapi
-
Registrasi Kartu SIM Pakai Face Recognition Tuai Keraguan Publik, Isu Keamanan Data Jadi Sorotan
-
5 Tablet Murah untuk Anak SMP Awet, Mulai Rp1 Jutaan Nyaman untuk Belajar
-
Tren Stiker LINE 2025: Emosi, Humor, dan Karya Lokal Jadi Raja Percakapan Digital
-
Infinix Siapkan Note Edge, HP Midrange Layar Lengkung yang Siap Guncang Pasar Indonesia
-
HP Murah Tecno Camon 50 Lolos Sertifikasi di Indonesia, Baterai Makin Jumbo