Suara.com - Para ilmuwan Cina optimistis bisa menangkap asteroid di luar angkasa dan membawanya pulang ke Bumi, demikian diwartakan kantor berita Xinhua pekan ini.
Para peneliti dari Pusat Sains Antariksa Nasional, yang berada di bawah Akademi Sains Cina, mengatakan mereka bisa menjerat asteroid kecil dan membawanya ke Bumi. Yang mereka sasar adalah asteroid dekat Bumi.
Asteroid-asteroid itu, jelas mereka, bisa digunakan untuk ilmu pengetahun atau bahkan untuk keperluan industri, karena mengandung mineral berharga.
"Kami bertujuan untuk membawa pulang asteroid besar berbobot ribuan ton," kata Li Mingtao dari Pusat Sains Antariksa Nasional, "Artinya kami bisa mengubah asteroid yang tadinya berbahaya menjadi sumber daya."
Lalu bagaimana mereka menangkap asteroid yang melesat dalam kecepatan tinggi di antariksa?
Menurut Li, yang berbicara dalam sebuah kontes teknologi masa depan di Shenzhen, Guangdong, Cina, asteroid bisa ditangkap memanfaatkan sebuah pesawat antariksa kecil yang membawa sebuah kantong raksasa.
Pesawat itu akan menangkap asteroid yang sedang mendekati Bumi, mengaktifkan tameng panas yang akan meredam kecepatan asteroid sehingga objek luar angkasa itu tak terbakar habis saat memasuki atsmofer Bumi.
Meski demikian rencana ini bukan tanpa tantangan. Pertama, yang perlu dipikirkan, adalah bagaimana menemukan asteroid yang cocok untuk ditangkap. Sebagian besar asteroid kecil sangat sukar dideteksi, kecuali jika mereka benar-benar berada sangat dekat dengan Bumi.
Kedua, bagaimana cara agar asteroid kecil tak hangus dibakar atmosfer Bumi? Li mengatakan ia dan timnya akan merancang sebuah tameng panas yang bisa secara signifikan mengurangi kecepatan asteroid dari 12 km per detik menjadi hanya 150 meter per detik.
Saat ini Li dan timnya sedang mengincar sebuah asteroid kecil yang kini sedang berjarak 62 mil dari Bumi. Diameternya hanya 6 meter dan berbobot beberapa ratus ton saja.
Tim ini berencana bisa meluncurkan misi menangkap asteroid ke luar angkasa pada 2029 dan membawa pulang tangkapan mereka ke Bumi pada 2034.
Berita Terkait
-
Mengenal Asteroid 2025 PN7, Bulan Kedua yang Mengorbit Bersama Bumi
-
Ilmuwan Pastikan Kawah Silverpit di Laut Utara Tercipta akibat Asteroid
-
NASA Siapkan Opsi Nuklir untuk Cegah Asteroid Tabrak Bulan
-
NASA Pastikan Asteroid Raksasa Tidak Ancam Bumi, Tapi Potensi Tabrakan dengan Bulan
-
Ilmuwan Prediksi Ancaman Asteroid Sebesar Lapangan Bola Menabrak Bumi, Potensi Kiamat?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Update Terbaru Stardew Valley 1.7: Bocoran Ladang Baru hingga Tanggal Rilis
-
Riot Games Siapkan Perombakan Besar League of Legends pada 2027
-
Registrasi Kartu SIM Berbasis Biometrik Picu Kekhawatiran Keamanan Data Pribadi
-
Game Tomb Raider 2013 Siap Meluncur ke iOS dan Android pada Februari 2026
-
Laporan Global 2025: Polusi Udara Berkontribusi pada 7,9 Juta Kematian di Seluruh Dunia
-
7 Pilihan Aplikasi Penghitung Jarak Lari Terbaik, Gratis dan Akurat
-
17 Shortcut Keyboard Gmail untuk Kerja Lebih Cepat dan Efisien di Kantor