Tekno / Sains
Senin, 29 September 2025 | 18:49 WIB
Ilustrasi Asteroid (Pixabay)

Suara.com - Para ilmuwan tengah menyiapkan rencana tak biasa untuk menghadapi ancaman asteroid raksasa bernama 2024 YR4, yang diperkirakan bisa menabrak bulan pada 23 Desember 2032.

Mengutip dari New York Post (23/9/2025), meski peluangnya menabrak Bumi sangat kecil, kemungkinan menabrak bulan justru mencapai lebih dari 4%, sehingga dianggap cukup serius untuk dipikirkan strategi pencegahannya.

Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di server pra-cetak arXiv, dilansir dari New York Post (23/9/2025), tim ilmuwan termasuk pakar dari NASA mengusulkan solusi tak biasa: meledakkan asteroid dengan senjata nuklir.

Ide yang mirip film fiksi ilmiah “Armageddon” ini disebut sebagai langkah darurat untuk menghindari dampak serius jika tabrakan benar terjadi.

Asteroid 2024 YR4 pertama kali ditemukan pada Desember 2024. Dengan panjang lebih dari 90 meter (sekitar 300 kaki), asteroid ini dijuluki sebagai “city killer” karena jika menabrak Bumi, energinya cukup untuk menghancurkan sebuah kota besar.

Menurut NASA’s Center for Near Earth Objects, mengutip dari New York Post (23/9/2025), walaupun peluangnya menghantam Bumi hanya 0,00081%, tetapi kemungkinan menghantam bulan jauh lebih tinggi.

Jika benar terjadi, tumbukan itu bisa menimbulkan awan puing yang mengancam satelit, pesawat luar angkasa, hingga misi Artemis yang membawa manusia kembali ke bulan.

Tim ilmuwan, termasuk pakar dari NASA, menilai bahwa solusi paling mungkin adalah misi gangguan nuklir. Rencananya, mereka akan mengirim dua perangkat nuklir berkekuatan 100 kiloton yang bisa mengarahkan diri ke asteroid dan meledak di dekatnya. Kekuatan ledakan ini disebut 5–8 kali lebih dahsyat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945.

ilustrasi asteroid mendekati Bumi (Pixabay.com/MasterTux)

Jika satu perangkat sudah cukup untuk memecah lintasan asteroid, perangkat kedua akan disimpan sebagai cadangan. Jika tidak diperlukan, perangkat itu akan diledakkan dengan aman di ruang angkasa.

Baca Juga: NASA: Batuan Purba Kawah Jezero Simpan Petunjuk Kehidupan di Mars

Alternatif lain yang sempat dipertimbangkan adalah metode defleksi kinetik, seperti yang dilakukan NASA lewat uji Double Asteroid Redirection Test (DART) pada 2022, ketika sebuah pesawat ruang angkasa berhasil mengubah lintasan asteroid Dimorphos dengan menabrakkannya.

Namun, untuk YR4, metode itu dianggap tidak realistis. Sebab, perlu ada misi pengintaian dulu untuk mengetahui ukuran dan massa asteroid. Masalahnya, misi semacam itu baru bisa diluncurkan pada 2028, sehingga hanya ada sisa tiga tahun untuk mengintersep asteroid sebelum tanggal benturan. Waktu itu dianggap terlalu singkat.

Ilmuwan menghitung ada rentang 5–7 tahun untuk mempersiapkan misi nuklir, dengan jendela peluncuran antara 2029 hingga akhir 2031. Itu dianggap lebih realistis jika dibandingkan opsi defleksi kinetik.

Meski peluang YR4 benar-benar menabrak bulan masih kecil, penelitian ini membuka peluang baru dalam strategi pertahanan planet. Gagasan menggunakan nuklir bukan hanya relevan untuk asteroid ini, tapi juga bisa dipakai sebagai model menghadapi ancaman asteroid lain di masa depan.

Dengan kata lain, walau kita belum perlu panik, ancaman YR4 menjadi pengingat bahwa manusia harus punya rencana jika suatu hari benar-benar ada batu raksasa dari langit yang mengancam kehidupan di Bumi.

Kontributor : Gradciano Madomi Jawa

Load More