Suara.com - Pada akhir pekan lalu, ketika bulan purnama yang dijuluki supermoon menghiasi langit malam, sebuah meteor rupanya telah menghantam permukaan Bulan.
Untungnya sejumlah astronom di Bumi berhasil merekam peristiwa langka itu, yang juga terjadi bertepatan dengan gerhana bulan total di wilayah Amerika, Eropa, serta Afrika.
Bulan purnama pada 20 dan 21 Januari kemarin istimewa. Alasannya karena peristiwa itu terjadi ketika Bulan sedang berada di titik terdekat dengan Bumi, fenomena yang disebut Supermoon.
Salah satu astronom yang merekam tabrakan itu adalah Jose Maria Madiedo, yang bekerja dalam proyek Moon Impacts Detection and Analysis System (MIDAS) di Universitas Huelva, Spanyol. MIDAS sendiri telah mengamati tabrakan meteor dengan Bulan sejak 1997.
Kepada New Scientist, seperti dilansir Newsweek, Madiedo mengaku sudah menduga tabrakan antara meteor dengan Bulan akan terjadi pada malam gerhana terjadi.
"Saya sudah punya feeling, kali ini tabrakan akan terjadi. Saya sangat, sangat gembira ketika tabrakan itu benar-benar terjadi," kata dia.
Adapun teleskop yang digunakan oleh MIDAS dilengkapi dengan kamera-kamera video yang sangat sensitif, yang mendeteksi tabrakan meteor dengan Bulan dengan membandingkan ledakan cahaya akibat tabrakan dengan latar belakang langit yang lebih gelap.
"Jadi kami biasanya memantau Bulan sekitar lima hari setelah bulan baru dan sekitar lima hari sebelum bulan baru. Kami juga biasanya memantau ketika terjadi gerhana bulan, karena ketika itu bulan lebih gelap," jelas Madiedo.
Setelah merekam tabrakan pada akhir pekan lalu itu, Madiedo kemudian mengunggah rekaman itu ke YouTube. Dalam video itu terlihat ada sebuah ledakan cahaya putih "yang diakibatkan oleh tabrakan antara batu (meteor) dengan permukaan Bulan."
Madiedo menjelaskan bahwa tabrakan itu terjadi sekitar pukul 11.41 malam waktu Eropa, ketika gerhana bulan total sedang terjadi. Ledakan akibat tabrakan itu lebih mudah dilihat oleh para astronom karena cahaya Bulan lebih redup saat gerhana terjadi.
Berita Terkait
-
Heboh Jatuh di Cirebon! Ini Jadwal Hujan Meteor 2025 di Indonesia Tak Boleh Dilewatkan
-
Fakta-Fakta Hujan Meteor Draconid yang Salah Satunya Jatuh di Cirebon
-
Misteri Dentuman Keras dan Bola Api di Langit Cirebon Terpecahkan, Ini Penjelasan Ahli dan BMKG
-
Benda Langit Misterius Meledak di Langit Cirebon, Benarkah Meteor Raksasa Jatuh di Laut Jawa?
-
Cirebon Gempar! Dentuman Keras Terdengar di Seluruh Wilayah, Ini Dugaan Penyebabnya
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Netizen Bandingkan Runtuhnya Al Khoziny dan Sampoong: Antara Dibela vs Dipenjara
-
Viral Gerakan 'Kami Bersama Kiai Al Khoziny': Tuai Pro dan Kontra
-
Spesifikasi Poco M7 yang Masuk Indonesia 10 Oktober, Punya Baterai 7.000 mAh
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terupdate 6 Oktober: Raih Pemain 112-113 dan Hujan Gems
-
DJI Mini 5 Pro, Kamera Osmo Nano, dan Mic 3 Resmi Masuk Indonesia, Ini Harganya
-
54 Kode Redeem FF Terbaru 6 Oktober: Klaim Katana Dual Flame dan Grizzly Bundle
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Stabilizer Mulai Rp 1 Jutaan
-
Helldivers 2 Makan Banyak Ruang di PC Dibanding Konsol, Ini Penyebabnya
-
Luas Es Laut Antartika Catat Titik Terendah Ketiga dalam 47 Tahun
-
Heboh Jatuh di Cirebon! Ini Jadwal Hujan Meteor 2025 di Indonesia Tak Boleh Dilewatkan