Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan bahwa teknologi 5G akan menjadi fokus utama industri telekomunikasi di masa mendatang.
Meski begitu, Kominfo meminta operator telekomunikasi agar tidak terburu-buru untuk menghadirkan internet 5G, dan lebih menekankan pada pelayanan berkualitas kepada konsumen.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal SDPPI Kominfo, Ismail. Ia mengatakan bahwa ada tren peningkatan 5G di Asia Tenggara. DBS mencatat, Indonesia mengalami pertumbuhan tertinggi dalam pendapatan data di ASEAN. Namun Indonesia masih tertinggal dalam teknologi 5G.
"Pada 2025 teknologi 5G sudah disiapkan, 5G juga kecepatannya meningkat 3-4 kali lipat dari kecepatan dari jaringan 4G. Untuk bisa mengcover 5G tidak lepas dari infrastruktur dan infrastruktur utamanya adalah perkuat fiber optik," acara Telco Outlook 2019 di Aston Priority, Jakarta Selatan pada Senin (2/11/2019).
Ismail mengakui, pembangunan fiber optik di Indonesia bisa dibilang terlambat. Padahal, fiber optik yang menjangkau seluruh Indonesia merupakan syarat mutlak agar jaringan 5G bisa dirasakan.
"Jangan ketika 5G ada tapi rasanya 4G, atau 4G rasa 3G. Peran pemerintah sangatlah penting untuk menyiapkan regulasi yang jelas antar Pemda lain untuk pembangunan infrastruktur fiber optik atau tower," imbuhnya.
Tapi di sjsi lain, Dirjen SDPPI juga mengakui bahwa pembangunan jaringan telekomunikasi generasi kelima ini juga akan mendapatkan tantangan yang cukup kompleks.
"Pertama, harus ada internet of things (IoT). Beberapa industri belum menerapkan IoT sehingga operator telekomunikasi harus menyiapkan solusi ini sehingga dapat revenue baru," lanjut Ismail.
"Kedua, biaya. Dengan adanya 5G maka biaya yang ditanggung masyarakat lebih mahal. Pertantaannya, maukah masyarakat Indonesia membayar lebih mahal dengan adanya 5G?"
Baca Juga: Syahrini Pakai Tas Seharga Rp 1,9 Miliar, Warganet Bandingkan dengan Bakso
"Ketiga, industri konten. Masyarakat sekarang sudah ada yang mau membayar konten per bulannya. Problem utama bagi para operator telekomunikasi harus membuat model bisnis baru dengan memperbanyak konten karena konten digital ini banyak dinikmati. Bukan hanya jualan bandwitdh juga bisa jualan konten," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
5 HP dengan Kamera Selfie Terbaik untuk Ibu Rumah Tangga, Harga Rp1 Jutaan
-
Sharp Tancap Gas di Kelas Premium! AQUOS sense10 dan R10 Resmi Meluncur, Andalkan AI dan Layar IGZO
-
Game Dead Island 3 Sedang Digarap, Diprediksi Siap Rilis 2028
-
GoTo Hadirkan Bursa Kerja Mitra Gojek, Platform Digital Pembuka Peluang Karier Baru
-
53 Kode Redeem FF Terbaru 18 Desember 2025, Ada Emote dan Skin SG2 Gratis
-
Fitur Zero Wait Ignition Jadi Game Changer di Dapur Modern
-
Sasar Kelas Menengah, Realme 16 Pro Series Pamer Desain 'Urban Wild'
-
26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember 2025, Hadiah Kartu Glorious Gratis
-
Galaxy Tab A11+, Tablet Murah Berteknologi 5G, Dilengkapi Fitur Ramah Anak
-
5 HP Dimensity Termurah dan Terkencang Desember: Mulai Sejutaan, Cocok Buat Gaming