Dengan tingkat kemiripan hingga 99 persen, ia lebih mungkin menjadi asal muasal Sars-Cov-2 ketimbang kelelawar. Tetapi sebuah penelitian baru atas trenggiling jawa menunjukkan bahwa virus pada binatang itu hanya memiliki kemiripan 90 persen.
Jadi, virus pada trenggiling kemudian dikeluarkan dari daftar kandidat pemicu wabah Covid-19 yang sedang membuat dunia dikarantina.
Meski demikian, 74 asam amino dari area protein S milik virus yang ditemukan pada trenggiling memiliki tingkat kemiripan hingga 99 persen dengan Sars-Cov-2. Di area inilah yang terdapat reseptor ACE2, yang membuat Sars-Cov-2 bisa masuk ke sel-sel tubuh manusia.
Sementara pada virus RaTG13 dari kelelawar Rhinolophus affinis, area protein S-nya hanya memiliki 77 persen kemiripan dengan Sars-Cov-2.
Sederhananya: virus dari trenggiling bisa masuk ke tubuh manusia, tetapi tidak dengan virus dari kelelawar Rhinolophus affinis.
Ini menunjukkan bahwa Sars-Cov-2 adalah sebuah virus hasil rekombinasi antara dua virus berbeda: virus yang dekat dengan RaTG13 dan satu lagi virus dari trenggiling. Dengan kata lain, Sars-Cov-2 adalah chimera, gabungan dari dua virus berbeda.
Mekanisme rekombinasi bukan sesuatu yang baru, karena sebelumnya para peneliti menduga mekanisme ini juga terjadi pada Sars-Cov, virus penyebab wabah SARS.
Penting untuk diingat bahwa virus baru hasil rekombinasi bisa menginfeksi spesies baru. Rekombinasi bisa terjadi jika dua virus berbeda mengifeksi satu organisme secara bersamaan.
Meski demikian masih ada dua masalah yang berlum terjawab: di dalam organisme atau binatang apa rekombinasi ini terjadi? Di kelelawar, trenggiling, atau spesies lain?
Baca Juga: Cara Kerja Aplikasi Tracetogether dari Kominfo untuk Lawan Covid-19
Dan yang terpenting, mengapa atau karena sebab apa rekombinasi ini terjadi?
Artikel ini sebelumnya tayang di The Conversation.
Berita Terkait
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
7 Hewan dengan Kekuatan Superpower Alami yang Luar Biasa
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
Terkini
-
iQOO 15 Resmi Meluncur, HP Flagship Killer Harga Rp9 Jutaan
-
Pongo 755 Resmi Meluncur: Laptop Gaming RTX 50 Series Mulai Rp 15 Jutaan!
-
Football Manager Kerja Sama dengan FIFA, Hadirkan Fitur Piala Dunia Resmi
-
4 Aplikasi Mengukur Tinggi Badan dengan Hasil Akurat bagi Pengguna HP Android
-
GoTo Ungkap Strategi Rahasia! Dukung Penuh Prabowo Demi Jutaan Keluarga Indonesia!
-
24 Kode Redeem FF 21 Oktober 2025, Token Spesial dan Skin Senjata Legendaris Siap Diklaim
-
Apa Itu Digital Hoarding dan Bagaimana Ciri-cirinya?
-
Viral! Serah Terima Rp 13,2 T, Netizen Malah Salfok, Jaksa Agung Burhanuddin Dikira Mas Adam
-
11 Kode Redeem FC Mobile 21 Oktober 2025, Klaim Pemain OVR 110-113 dan Skin Nike Phantom Low 6
-
7 Aplikasi Desain yang Ringan dan Mudah, Bisa Diandalkan Saat Canva Gangguan