Suara.com - Longsoran tanah yang berada di bawah air berusia sejak jutaan tahun lalu, memungkinkan para ilmuwan Inggris untuk mengidentifikasi potensi risiko tsunami baru di Indonesia.
Tim peneliti, yang dipimpin oleh Universitas Heriot-Watt di Edinburgh, mengatakan temuan itu memperingatkan masyarakat yang tinggal di pesisir Indonesia tanpa peringatan tsunami atau sistem mitigasi, bisa berisiko dari tsunami yang ditimbulkan oleh tanah longsor serupa.
Area berisiko termasuk situs yang diusulkan untuk ibukota Indonesia baru di pulau Kalimantan. Lebih dari 4.000 orang di seluruh negeri telah meninggal dalam dua tahun terakhir sendirian dari tsunami Teluk Palu dan Anak Krakatau.
Episentrum tsunami pada 2004 yang menewaskan sekitar 230.000 orang di beberapa negara berbeda, berada di lepas pantai pulau Sumatra, Indonesia, sebagai yang paling parah terkena dampaknya.
Sekarang, para ilmuwan yang memeriksa dasar laut di Selat Makassar antara pulau-pulau Kalimantan dan Sulawesi, telah menemukan bukti 19 tanah longsor kuno yang menurut mereka dapat membantu memprediksi risiko tsunami saat ini.
Sebagian besar tsunami disebabkan oleh gempa bumi yang besar, tetapi tanah longsor bawah laut juga dapat memicu gelombang yang menghancurkan, seperti yang terjadi pada 2018 di Sulawesi.
Peneliti Rachel Brackenridge mengatakan telah menemukan bukti tanah longsor kapal selam yang terjadi lebih dari 2,5 juta tahun. Longsoran tanah ini terjadi setiap 160.000 tahun atau lebih dan ukurannya sangat beragam.
"Tanah longsor terbesar terdiri dari 600 kilometer kubik sedimen, sedangkan yang terkecil yang kami identifikasi adalah lima kilometer kubik,” kata Brackenridge dilansir laman Metro.co.uk, Senin (27/4/2020).
Puing-puing yang dihasilkan oleh tanah longsor terbesar yang diidentifikasi akan memenuhi Sydney Sydney 1.000 kali lipat. Brackenridge mengatakan bahwa tim memetakan di bawah dasar laut menggunakan data seismik.
Baca Juga: Dukung Gerakan Tetap di Rumah, Google Doodle Hadirkan Permainan Coding
"Kita bisa melihat dasar laut yang berlapis dan teratur, lalu ada sedimen besar yang tampak semrawut. Kita dapat mengetahui dari karakteristik internal bahwa sedimen ini tumpah ke lereng dengan cara yang cepat dan bergejolak. Ini seperti longsoran bawah laut," terangnya.
Sementara itu, Uisdean Nicholson, memimpin penelitian di Universitas Heriot-Watt, mengatakan arus kuat yang mengalir melalui selat dapat menjelaskan peristiwa prasejarah dan potensi longsor lebih lanjut di bawah air.
"Arus bertindak sebagai sabuk konveyor, mengangkut sedimen dari Delta Mahakam dan membuangnya di lereng benua bagian atas ke selatan, membuat dasar laut lebih curam, lebih lemah dan lebih mungkin untuk runtuh. Kami memperkirakan peristiwa tsunamigenik terbesar, yang menggantikan 100 kilometer kubik, terjadi setiap 500.000 tahun," jelasnya.
Indonesia memiliki langkah-langkah mitigasi, dia menambahkan, dan peringatan dini di berbagai tempat di Indonesia. Sayangnya, tidak pada daerah yang akan terkena dampak gelombang tsunami yang ditimbulkan oleh tanah longsor ini.
Menurtunya, termasuk kota Balikpapan dan Samarinda, yang memiliki populasi gabungan lebih dari 1,6 juta orang. Peristiwa semacam itu dapat dikonsentrasikan dan diperkuat oleh Teluk Balikpapan, situs yang dipilih untuk ibu kota baru Indonesia.
"Langkah kami selanjutnya adalah mengukur risiko di daerah ini dengan membangun berbagai model numerik kejadian tanah longsor dan generasi tsunami. Ini dapat membantu kami memprediksi ukuran ambang yang menyebabkan tsunami berbahaya dan membantu menginformasikan strategi mitigasi apa pun,” kata Nicholson.
Berita Terkait
-
Canggih, Alat Tes Covid-19 Ini Bisa Diagnosis Kurang dari 2 Jam
-
Empat Orang Ini Mengaku Penjelajah Waktu
-
Ilmuwan Sebut Wabah Pertama Covid-19 Mungkin Tersebar Lebih Awal
-
Diuji ke Manusia Besok, Vaksin Covid-19 Ditargetkan Tersedia September
-
Ilmuwan Turki Gandeng AS Kembangkan Proyek Obat Virus Corona
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Sudah Punya Gambar AI-nya? Ini Cara Cetak 3D Jadi Gantungan Kunci & Pajangan Unik
-
Honor Pad X9a Resmi ke Indonesia, Tablet Murah Harga Rp 4 Jutaan
-
Presentasi Auto-Approve! 5 Trik Pakai Miniatur AI yang Bikin Bos & Klien Terkesan
-
Daftar Promo 9.9: HP iQOO Diskon hingga Rp 500 Ribu
-
Daftar Promo 9.9: Laptop dan HP Infinix Diskon hingga Rp 650 Ribu
-
Dari Layar Jadi Nyata: Cara Cetak Miniatur AI-mu Jadi Action Figure Sungguhan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Terbaik September 2025, Cocok untuk Kebutuhan Harian Ibu Rumah Tangga
-
Tecno Luncurkan Megapad Pro, Tablet Berbasis AI untuk Pelajar dan Mahasiswa
-
Cara Edit Foto HD Online yang Mudah dan Gratis
-
31 Kode Redeem FF Terbaru 8 September, Gaet Bundle Harimau dan Mobil Bunny