Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia sempat menyatakan belum ada bukti tentang efektivitas vaksinasi BCG pada COVID-19. Namun, organisasi ini sedang mengamati dua uji klinis yang dilakukan di Australia dan Belanda.
Namun, mengingat peran potensial dari BCG dan kepentingan strategis untuk mencari cara perlindungan terhadap COVID-19, kami merekomendasikan Indonesia untuk:
- mengeksplorasi peran potensial BCG dengan melakukan uji klinis sendiri
- segera mengeluarkan kebijakan yang mendorong kelompok berisiko tinggi seperti petugas kesehatan untuk melakukan vaksin BCG ulang.
- mempersiapkan perluasan produksi BCG, dengan cara menjamin tersedianya bahan baku untuk mendukung pasokan vaksin BCG di dalam negeri dan internasional.
Indonesia merupakan salah satu dari 17 negara yang mampu untuk memproduksi vaksin BCG. Indonesia juga termasuk dalam sepuluh negara yang memasok vaksin BCG di luar wilayah domestik. Pabrik yang memproduksi vaksin BCG di Indonesia adalah Biofarma, yang merupakan sebuah badan usaha milik negara.
Sejak 1999, Indonesia telah menerapkan program vaksinasi BCG untuk anak-anak - akibat tingginya risiko TBC. Diperkirakan, cakupan BCG untuk bayi yang baru lahir (0-2 bulan) telah mencapai angka 92,2%.
Namun, kasus tuberkulosis di Indonesia masih sangat tinggi. Terdapat 395 kasus positif per 100.000 kasus. Cakupan vaksin BCG yang mungkin masih rendah bagi untuk keluarga menengah ke bawah dapat menjadi salah satu alasannya.
Maka dari itu, penting bagi Indonesia untuk memulai program vaksin BCG ulang.
Membangun kekebalan terlatih
Secara historis, para peneliti merancang vaksin dengan cara mengidentifikasi antigen yang dianggap “sempurna” yang terdiri dari molekul-molekul yang dapat menghasilkan respons jangka panjang dan spesifik terhadap suatu infeksi, yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal ini yang kemudian menciptakan kekebalan tubuh jikalau berhadapan kembali agen penyebab penyakit yang sama.
Namun, pengembangan dari pendekatan ini membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Dan hingga saat ini, pendekatan semacam ini belum juga mengarah ke pada vaksin yang dapat melawan berbagai virus corona, walau berbagai upaya dalam melawan SARS dan MERS yang dilakukan sejak 2003, telah menggunakan pendekatan ini.
Baca Juga: Tambah 147 Pasien, Positif Corona di Jakarta Capai 11.824 Orang
Pendekatan lainnya adalah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara luas untuk melawan infeksi dengan cara memicu suatu bentuk memori kekebalan “non-spesifik”, yang disebut kekebalan terlatih. Kekebalan terlatih dapat mempersenjatai berbagai sel dalam melawan berbagai penyakit menular.
BCG merupakan vaksin yang berasal dari bakteri hidup (Mycobacterium bovis) yang dilemahkan, dan tampaknya dapat memicu bentuk kekebalan ini.
Sebuah data menunjukkan bahwa vaksinasi BCG bisa saja memiliki manfaat-manfaat lebih lainnya, di luar pencegahan tuberkulosis. Perlindungan dari infeksi pernafasan yang tidak terkait dengan TBC, serta pengurangan risiko kematian akibat infeksi tersebut, merupakan beberapa manfaat lainnya dari vaksin BCG.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa vaksinasi BCG dapat ‘memprogram ulang’ kekebalan tubuh, dan sering dikaitkan dengan peningkatan perlindungan terhadap berbagai infeksi pernapasan.
Mengingat risikonya yang rendah dan potensi manfaat dari vaksin BCG yang tinggi, maka dari itu, Indonesia perlu memberlakukan program booster BCG (vaksin ulang BCG) dengan segera. Peningkatan kapasitas dalam memproduksi vaksin BCG secara massal juga perlu dilakukan.
Selain itu, Indonesia juga harus segera melakukan uji klinis skala besar untuk menguji apakah BCG dapat menjadi proteksi untuk melawan COVID-19.
Berita Terkait
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Microsoft Mau 500 Ribu Orang Indonesia Melek Teknologi AI di 2026
-
Susul Huawei, Xiaomi Siapkan Sistem Operasi HyperOS Khusus PC
-
Pemerintah Korsel Turun Tangan usai Game PUBG Terancam Diblokir Prabowo
-
45 Kode Redeem FF Terbaru 12 November 2025, Klaim Evo Gun dan Skin SG2 Gratis
-
WhatsApp Siapkan Fitur Message Request: Privasi Pengguna Makin Terlindungi
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 November 2025, Banjir Ribuan Gems dan Pemain OVR 113
-
Nasib Tragis HP Gaming Black Shark: Populer Berkat Xiaomi, Kini Perlahan Hilang
-
Perbandingan Redmi Pad 2 Pro vs Xiaomi Pad 7, Bagus Mana?
-
JBL Sense PRO: Revolusi Headphone Open-Ear Premium dengan Suara Imersif dan Kenyamanan Tanpa Batas
-
Mitos atau Fakta? Ini yang Terjadi Jika Kamu Menelan Permen Karet