Suara.com - Seorang gembala di Bayannur, yang terletak di Daerah Otonomi Mongolia Dalam China, telah didiagnosis menderita penyakit Pes. Hal itu menyebabkan pemerintah China mengeluarkan peringatan tingkat ketiga, mengingatkan bagaimana dunia saat ini tengah memerangi pandemi Covid-19 baru, tetapi ancaman lama tetap ada.
Tidak jelas bagaimana gembala itu terinfeksi, tetapi ketika Global Times melaporkan kasus lain, yang dicurigai ditemukan pada seorang anak berumur 15 tahun setelah melakukan kontak dengan marmut yang diburu oleh anjing. Kemungkinan besar infeksi tersebut berasal dari hewan pengerat tersebut.
Menurut New York Times, Selasa (7/7/2020), Komisi Kesehatan Bayannur mengatakan bahwa penggembala yang terinfeksi berada dalam kondisi stabil dan menjalani perawatan di rumah sakit.
Pemerintah China juga mengeluarkan peringatan tingkat tiga, yang memperingatkan orang-orang agar tidak berburu, makan, atau mengangkut hewan yang berpotensi terinfeksi, terutama marmut, dan melaporkan setiap tikus yang mati atau sakit.
Marmut dan mamalia kecil lainnya bertindak sebagai vektor untuk penularan wabah, menyebarkan bakteri ke kutu setelah digigit atau menularkannya ke manusia jika mamalia dimakan.
Pemerintah China mengatakan telah menerapkan langkah-langkah pencegahan wabah yang akan tetap berlaku hingga akhir 2020 ini.
Wabah pes atau disebut juga Black Death merupakan pandemi paling fatal dalam sejarah manusia yang terjadi pada Abad Pertengahan, di mana 75-200 juta orang Eurasia dan Afrika Utara meninggal.
Penyakit itu disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis dan ditularkan oleh kutu yang terinfeksi oleh tikus. Tetapi di Mongolia Dalam, itu sering berasal dari marmut yang tinggal di daerah pedesaan.
Pada November lalu, pejabat Beijing juga melaporkan dua orang dari Mongolia Dalam ditemukan menderita wabah pneumonik, wabah lain yang disebabkan oleh bakteri yang sama. Wabah pneumonik dapat menular dari orang ke orang melalui tetesan pernapasan.
Baca Juga: Makan Daging Marmut Mentah, Pasangan Ini Meninggal Kena Wabah
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), wabah pes berakibat fatal pada sekitar 30 hingga 60 persen kasus yang tidak diobati. Namun, antibiotik modern seperti streptomisin dan gentamisin dapat menyembuhkan penyakit ini jika didiagnosa lebih awal.
Dilansir dari IFL Science, Selasa (7/7/2020), menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, rata-rata 1.000 hingga 2.000 kasus wabah pes dilaporkan setiap tahun di seluruh dunia.
Amerika Serikat sendiri rata-rata sekitar tujuh kasus dalam setahun. Wabah pes sebagian besar ditemukan di Republik Demokratik Kongo, Madagaskar, dan Peru saat ini, dengan sedikit kasus ditemukan di negara-negara Barat.
Meskipun ada pengobatan yang efektif, wabah pes dapat menjadi masalah di lebih banyak daerah pedesaan dengan populasi tikus yang tinggi.
"Saat ini, ada risiko penyebaran wabah manusia di kota ini. Masyarakat harus meningkatkan kesadaran dan kemampuan perlindungan diri, dan segera melaporkan kondisi kesehatan yang tidak normal," ucap otoritas kesehatan setempat di Mongolia Dalam, seperti dilaporkan China Daily.
Pihak berwenang di China berharap untuk menghentikan penyakit ini dengan melakukan karantina dan perlindungan sebelum menjadi epidemi. Menurut WHO, meskipun wabah ini sangat menular, penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
55 Kode Redeem FF 12 Desember 2025: Klaim Skin Salju Gratis dan Bundle Yeti
-
Takut Kehilangan? Ini Cara Mudah Menambahkan AirPods ke Find My iPhone
-
29 Kode Redeem FC Mobile 12 Desember 2025: Tips Berburu Mane dan Gaet Nedved 115 Gratis
-
7 Rekomendasi Memori HP MicroSD Card Terbaik, Kecepatan Baca Super Ngebut Anti Lemot
-
Clair Obscur Expedition 33 Borong Penghargaan di The Game Awards 2025
-
Redmi TV X 2026 Resmi Debut: Tawarkan Panel Mini LED 50 Inci, Harga Rp5 Jutaan
-
51 Kode Redeem FF Terbaru 12 Desember 2025, Klaim Emote Moonwalk dan Skin Winterland
-
Dua Game Baru Tomb Raider Muncul di TGA 2025, Sasar Konsol dan PC
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Desember 2025, Klaim Kartu Glorious dan 5.000 Gems
-
Sony A7 V Resmi Dirilis: Cek Harga, Spesifikasi Lengkap, dan Promo Pre-Order Desember 2025