Tekno / Sains
Rabu, 15 Juli 2020 | 07:45 WIB
Umat Islam sedang menjalankan salat di Mekah, Arab Saudi (Shutterstock).

Bilal sangat dekat dengan Muhammad. Pada 622, Nabi menunjuknya sebagai orang pertama yang mengumandangkan azan sebagai pengakuan atas suaranya yang kuat dan indah dan kesalehannya.

Bilal kemudian menikahi seorang perempuan Arab dari suku yang terhormat, sesuatu yang tidak terpikirkan oleh orang Afrika yang diperbudak pada periode pra-Islam.

Black lives matter

Bagi banyak orang Muslim modern, Bilal adalah simbol pesan egaliter Islam, yang dalam penerapan idealnya mengakui tidak ada perbedaan di antara manusia atas dasar etnis atau ras, tapi lebih mengutamakan integritas pribadi.

Salah satu surat kabar milik orang Muslim kulit hitam terkemuka di Amerika Serikat, yang diterbitkan antara tahun 1975 dan 1981, dinamai The Bilalian News.

Baru-baru ini Yasir Qadhi, Dekan Islamic Seminary of America, di Texas, mengatakan bahwa Muslim Amerika - kelompok yang akrab dengan diskriminasi - “harus memerangi rasisme, apakah itu dengan pendidikan atau dengan cara lain.”

Banyak Muslim di AS mengambil tindakan, mendukung gerakan Black Lives Matter, dan memprotes kebrutalan polisi dan rasisme sistemis.

Tindakan mereka mencerminkan pesan egaliter revolusioner - dan masih belum terwujud - yang ditetapkan Nabi Muhammad lebih dari 1.400 tahun yang lalu sebagai landasan iman Islam.

Artikel ini sebelumnya tayang di The Conversation.

Baca Juga: Diskriminasi terhadap Orang Papua Ada dalam Film dan Buku Anak

Load More