Suara.com - Para astronom telah menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk mengamati gerhana Bulan total, dalam ultraviolet dan dari luar angkasa untuk pertama kalinya.
Pengamatan berlangsung pada 21 Januari 2019 dengan tujuan yang unik, yaitu untuk mempelajari atmosfer Bumi secara tidak langsung untuk melihat jenis bahan kimia apa yang dapat dideteksi dengan cara ini.
Saat Bulan berada dalam bayangan Bumi, Bulan akan tampak berwarna merah. Ini karena cahaya Matahari disaring melalui atmosfer Bumi dan dipantulkan oleh Bulan.
Seperti dilansir The Astronomical Journal, dengan memanfaatkan gerhana Bulan total, Hubble mampu mendeteksi keberadaan ozon di atmosfer Bumi.
"Menemukan ozon adalah hal yang penting karena merupakan produk sampingan fotokimia dari oksigen molekuler, yang merupakan produk sampingan kehidupan," kata Allison Youngblood, peneliti utama dari Laboratory for Atmospheric and Space Physics, seperti dikutip IFL Science, Kamis (13/8/2020).
Mungkin beberapa berpikir, tidak terlalu menarik ketika Hubble menemukan produk sampingan kehidupan Bumi karena bagaimanapun, sudah pasti Bumi penuh dengan kehidupan. Tetapi, pendekatan ini dapat digunakan untuk mempelajari planet di luar tata surya.
Ketika eksoplanet ini lewat di depan bintangnya, cahaya yang disaring dipengaruhi oleh komposisi kimiawi atmosfer. Menggunakan Bumi sebagai proxy, para ilmuwan mungkin dapat mengidentifikasi dunia lain dengan atmosfer serupa.
Sebuah eksoplanet yang memiliki ozon akan menjadi penemuan yang menarik, tetapi itu dapat terbentuk dengan cara yang tidak membutuhkan kehidupan. Sehingga lebih banyak bahan kimia yang harus diidentifikasi sebelum dapat memastikan keberadaan kehidupan di luar tata surya.
"Salah satu tujuan utama NASA adalah mengidentifikasi planet yang dapat mendukung kehidupan. Tapi bagaimana kita bisa tahu planet yang bisa dihuni atau tidak dihuni jika kita melihatnya? Seperti apa bentuknya dengan teknik yang dimiliki astronom untuk mengkarakterisasi atmosfer eksoplanet? Itulah mengapa penting untuk mengembangkan model spektrum Bumi sebagai template untuk mengkategorikan atmosfer di eksoplanet," tambah Youngblood.
Baca Juga: Astronom Temukan Dinding Awan Asam Bersembunyi di Venus Selama 3 Dekade
Mempelajari atmosfer eksoplanet seukuran Bumi masih di luar kemampuan instrumen penjelajahan saat ini karena sangat kecil dan atmosfernya sangat tipis. Tetapi penting bagi para ahli untuk mengetahui apa yang harus dicari, sehingga observatorium masa depan dapat dibangun dengan mempertimbangkan hal itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
5 Tablet Murah untuk Edit Video: Spek Dewa, Memori Besar, Harga Mulai Rp2 Jutaan
-
Dua Tablet Murah POCO Siap Masuk ke Indonesia, Usung Chip Kencang Snapdragon
-
26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 November: Ada Pemain 110-115 dan Ratusan Rank Up
-
5 Tablet dengan RAM 12 GB Plus Baterai Jumbo, Multitasking untuk Pekerjaan Berat
-
Spesifikasi RedMagic 11 Pro: Calon HP Gaming Gahar di Indonesia, Chip Super Kencang
-
HP Murah Oppo Misterius Lolos Sertifikasi, Usung Baterai 7.000 mAh
-
5 Smartwatch Anti Air yang Bisa Dipakai Berenang, Aman hingga Kedalaman 50 Meter
-
7 HP Murah Rp 900 Ribuan Terbaik November 2025: Cocok Buat Orangtua, UI Ringan
-
Acer Luncurkan Predator Triton 14 AI, Laptop Gaming Paling Tipis Bertenaga AI
-
7 Rekomendasi Tablet dengan Stylus Pen Murah Cocok untuk Guru