Suara.com - Cerita fiksi ilmiah biasanya menggambarkan lubang cacing sebagai gerbang yang memungkinkan orang masuk ke waktu atau galaksi lain. Namun, sekelompok ilmuwan meyakini bahwa lubang cacing memungkinkan manusia melewati batasan ruang dan waktu.
Fisikawan di Universitas Princeton di Amerika Serikat telah menggunakan mekanika kuantum untuk menemukan celah matematika. Di mana yang menurut mereka sanggup menunjukkan kemungkinan membuat lubang cacing berukuran cukup besar, bisa dilalui manusia dan pesawat ruang angkasa mereka.
Mereka menggunakan teori matematika untuk menggambarkan kondisi yang memungkinkan terjadinya lubang cacing, sekaligus memvisualisasikan seperti apa bentuknya.
"Dari luar, (lubang cacing) menyerupai lubang hitam bermuatan massa kelas menengah. Ukuran mereka yang besar berasal dari tuntutan agar seorang penjelajah manusia dapat bertahan dari kekuatan pasang surut," tulis para ilmuwan dalam studi mereka, seperti dikutip dari New York Post, Selasa (1/9/2020).
“Mereka membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk melintas, tapi waktu yang lama jika dilihat dari luar. Sedangkan manusia memperoleh faktor pendorong yang sangat besar, γ, saat melewati tengah lubang cacing," lanjutnya.
Secara teori, lubang cacing berfungsi seperti gerbang ajaib yang dengan mudahnya menghubungkan dua titik dalam ruang dan waktu. Sebagai contoh, setelah astronot melalui lubang cacing, maka durasi waktu yang terjadi dengan Bumi akan berbeda. Satu menit setelah mereka melewati lubang cacing, sebanding dengan ratusan atau bahkan ribuan tahun dengan waktu versi Bumi.
Studi para fisikawan dari Universitas Princeton ini juga didukung oleh teori Albert Einstein, yang berpendapat bahwa ruang dan waktu dapat terjerat begitu erat sehingga dua titik dapat berbagi lokasi fisik yang sama.
Meski sebagian fisikawan mendukung konsep lubang cacing ini. Tapi sebagian besar ilmuwan lainnya menyepakati bahwa lubang cacing terlalu kecil dan tidak stabil untuk dilalui seseorang.
Baca Juga: Fenomena Ini Bikin NASA Pertanyakan Kebenaran Teori Einstein
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober: Klaim Pemain 111-113 dan 15 Juta Koin
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Baterainya Tahan 10 Hari, Cocok Dipakai Traveling
-
20 Kode Redeem FC Mobile 22 Oktober: Berhadiah Jersey Langka, XP Booster, dan Elite Player Drop
-
Raisa Trending di X, Begini Komentar Netizen Tanggapi Isu Perceraiannya
-
Komdigi Ungkap Depo Judi Online Tembus Rp 17 Triliun di Semester 1 2025
-
Game Sword of Justice Dirilis 7 November 2025 ke iOS, Android, hingga PC
-
25 Kode Redeem Free Fire 22 Oktober: Berhadiah Bundle Atlet, Skin Timnas dan Pet Eksklusif!
-
Uji Ketahanan Xiaomi 17 Pro: Lapisan Pelindung Setangguh iPhone 17 Pro
-
Axioo Hype R X8 OLED Resmi Meluncur: Laptop OLED dengan Ryzen 7, Super Ringan Seharga Rp 8 Jutaan
-
Menguak Potensi Krisis Air Bersih di Balik Kecanggihan AI