Suara.com - Kandidat vaksin virus Corona dari Johnson & Johnson memulai uji coba Fase 3 di Amerika Serikat. Uji coba vaksin COVID-19 ini akan mencakup hingga 60.000 peserta dewasa di hampir 215 lokasi di Amerika Serikat serta internasional.
Menurut Dr. Paul Stoffels, Kepala Ilmu Pengetahuan Johnson & Johnson, uji coba Fase 3 akan dimulai dengan peserta pertama menerima dosis pada Rabu pekan depan. Kandidat vaksin dikembangkan Janssen Pharmaceutical Companies, anak perusahaan Johnson & Johnson.
Johnson & Johnson kini menjadi perusahaan keempat yang memulai uji klinis berskala besar untuk vaksin COVID-19 di Amerika Serikat, di belakang Moderna, Pfizer/BioNTech, dan AstraZeneca.
Sementara kandidat vaksin lainnya membutuhkan dua dosis, kandidat vaksin Johnson & Johnson akan dipelajari sebagai vaksin dosis tunggal yang akan mempercepat hasil.
"Kami yakin bahwa satu dosis bisa sangat manjur," kata Dr. Paul Stoffels, seperti dikutip CNN pada Kamis (24/9/2020).
Temuan awal dari uji coba Fase 1/2 vaksin di Amerika Serikat dan Belgia menunjukkan bahwa satu dosis vaksin memicu respons kekebalan dan cukup aman untuk dilanjutkan ke uji coba skala besar. Uji coba Fase 3 sedang dlakukan bekerja sama dengan Operation Warp Speed, upaya vaksin COVID-19 pemerintah federal.
Uji coba akan berlangsung di Argentina, Brasil, Chili, Kolombia, Meksiko, Peru, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat. Dr. Paul Stoffels mengatakan perusahaan berencana untuk mempublikasikan informasi keragaman tentang peserta dan berkomitmen untuk menguji vaksin pada anak-anak setelah terbukti aman pada orang dewasa.
Johnson & Johnson juga berencana menjalankan uji coba Fase 3 terpisah, bekerja sama dengan pemerintah Inggris untuk memeriksa efektivitas dua dosis.
Teknologi adenovirus manusia yang digunakan dalam vaksin juga telah digunakan Johnson & Johnson dalam vaksin yang disetujui Komisi Eropa untuk memberantas Ebola, serta kandidat vaksin Zika dan HIV. Perusahaan mengatakan bahwa teknologi itu sekarang telah digunakan untuk memvaksinasi lebih dari 100.000 orang untuk penyakit itu.
Baca Juga: Program Vaksin WHO Tetap Berjalan Tanpa China, Amerika Serikat, dan Rusia
Uji coba yang segera dimulai akan membantu menentukan apakah teknologi tadi mampu digunakan untuk mencegah gejala COVID-19. Dr. Matthew Hepburn, pemimpin Operation Warp Speed mengatakan titik akhir ini mirip dengan uji coba untuk tiga kandidat vaksin COVID-19 lainnya.
"Bahkan saat Operation Warp Speed bersatu, rekan institut Kesehatan Nasional mengatakan karena kami melakukan banyak vaksin dan beberapa uji klinis, kami perlu menyelaraskan proses sebanyak mungkin," kata Dr. Matthew Hepburn.
Ia juga mengatakan akan memastikan semua kandidat vaksin memenuhi atau melampaui batasan peraturan yang sama.
Keberhasilan vaksin akan terlihat bergantung pada peristiwa yang terjadi selama uji coba dilakukan, menurut Dr. Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases.
Jika vaksin terbukti aman dan efektif, Johnson & Johnson mengatakan dosis pertama akan diberikan untuk izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat pada awal 2021. Perusahaan berencana untuk membuat satu miliar dosis dalam setahun.
Catatan dari Redaksi: Mari bijaksana menerapkan aturan jaga jarak dengan orang lain atau physical distancing, sekitar 2 m persegi, dan selalu ikuti protokol kesehatan tata normal baru. Gunakan masker setiap keluar rumah dan jaga kebersihan diri terutama rutin cuci tangan. Selalu saling dukung dan saling jaga dengan tidak berdiri berdekatan, menggerombol, serta mengobrol, dalam mengatasi pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19. Suara.com bergabung dalam aksi #MediaLawanCovid-19. Informasi seputar Covid-19 bisa diperoleh di Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081-2121-23119
Berita Terkait
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Shutdown AS Terjadi Lagi! Inilah 7 Fakta Penting yang Harus Anda Tahu
-
Tak Cuma Hamburger, Ini 10 Menu Kuliner Amerika Serikat Populer yang Menarik Dicoba
-
Mulai Bangkit, Rupiah Makin Perkasa Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Surplus Dagang Tembus 5 Tahun Lebih, RI Makin Untung Lawan AS dan India
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Cara Aktifkan Efek Blur di HP REDMI dan POCO
-
Toshiba Rilis Japandi Series, Gabungkan Teknologi Canggih dan Desain Skandinavia
-
Rp2 Juta Dapat Tablet Apa? Ini 4 Rekomendasi Terbaik Oktober 2025
-
Call of Duty Black Ops 6 Jadi Game Gratis Pekan Ini, Sengaja Halangi Battlefield 6?
-
Registrasi SIM Prabayar XLSmart Kini Bisa Pakai Face Recognition
-
Risih dengan Fitur Repost Instagram? Ini Cara Mematikan Bubble RT di IG
-
14 Kode Redeem Mobile Legends 8 Oktober 2025: Dapatkan Skin Epic & Diamond Sebelum Kedaluwarsa!
-
Tablet Infinix XPAD 20 Pro Rilis Indonesia Besok, Intip Spesifikasinya
-
Mengenal Football Meets Data: Ungkap Peluang Timnas Indonesia Lolos Pildun Cuma 7 Persen
-
Football Manager 26 Touch Tersedia di Apple Arcade Bulan Depan, Begini Fiturnya