Suara.com - Peluncuran massal vaksin virus Corona (Covid-19) di Inggris, dilaporkan bisa tertunda hingga dua tahun. Kabarnya, hal ini disebabkan kegagalan pemerintah dalam mengamankan item rantai pasokan penting.
Para ahli mengklaim, Downing Street tertinggal dalam jumlah botol kaca medis serta truk dan pesawat berpendingin.
Philip Ashton, CEO 7Bridges, yang terlibat dalam pengiriman kandidat Oxford Vaccine Group mengatakan, ia tidak tahu bahwa No10 telah berbicara dengan mereka atau produsen AstraZeneca, untuk memeriksa prosedur jika vaksin mendapat lampu hijau.
"Kami mungkin tidak mendapatkan vaksinasi massal sesuai jadwal yang kami pikirkan. Memvaksinasi seluruh populasi merupakan tantangan nyata," kata Ashton, seperti dikutip Mirror, Selasa (29/9/2020).
Vaksin OVG akan membutuhkan suhu transportasi terkontrol sekitar 1,6 hingga 7,8 derajat Celcius, tetapi Ashton memperingatkan Inggris tampaknya tidak memiliki cukup truk berpendingin.
Sebanyak 20 juta dosis mungkin dibutuhkan di Inggris karena beberapa ahli berpendapat bahwa setiap orang membutuhkan dua. Pemerintah mengklaim telah mendapatkan 340 juta dosis dengan enam pengembang.
Itu dilakukan usai pemerintah mendapat kritik dari Profesor Mark Woolhouse, seorang ahli terkemuka, yang memperingatkan bahwa gelombang ketiga Covid-19 sepenuhnya mungkin terjadi.
Laporan mengenai pembelian besar-besaran yang dilakukan secara panik oleh orang-orang juga dilaporkan terus berlanjut di Inggris.
Meski begitu, Inggris dapat menghindari lockdown besar-besaran dengan membuat perlindungan bagi warga yang berusia di atas 45 tahun. Sementara itu, para menteri berada di bawah tekanan yang berkembang untuk meninjau jam malam pukul 10 malam di pub, bar, dan restoran.
Baca Juga: Dua Vaksin Covid-19 Buatan Turki Siap Masuk Uji Coba pada Manusia
Berita Terkait
-
60.000 Relawan di AS Terlibat Uji Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson
-
Pemerintah Inggris Akan Beri Virus Corona Penyebab Covid-19 ke Orang Sehat
-
Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson Masuk Uji Coba Fase 3
-
Program Vaksin WHO Tetap Berjalan Tanpa China, Amerika Serikat, dan Rusia
-
Vaksin Covid-19 Untuk Anak Diprediksi Akan Jadi Lebih Lama, Mengapa?
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Oppo Siapkan ColorOS 16, Kapan Tanggal Rilis Resminya?
-
53 Kode Redeem FF Hari Ini 18 September 2025, Klaim Evo Gun hingga Skin Scar Megalodon
-
Redmi K90 Kantongi Sertifikasi Anyar, Ungkap Teknologi Pengisian Daya Ini
-
Deretan iPhone Paling Worth It di September 2025: Harga Terjangkau, iOS Mumpuni
-
14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 18 September 2025, Klaim Gems hingga Pemain OVR 111
-
Cara Buat Wallpaper 3D di iOS 26, Ubah Lock Screen iPhone Jadi Android
-
Komdigi Punya Sistem Khusus Awasi Konten Internet, Klaim Bukan Alat Bungkam Kritik Warga
-
Teaser Anyar Xiaomi 15T: Klaim Hadirkan Fotografi Leica 'Kelas Profesional'
-
China Larang Perusahaan Beli Chip AI NVIDIA: Saham Anjlok, Jensen Huang Kecewa
-
Kumpulan Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Bareng Ayah, Hasil Natural dan Gaya Variatif