Suara.com - Pada September 2020, para ilmuwan mendeteksi adanya gas berbahaya dan berbau busuk di dalam awan asam Venus yang disebut fosfin. Kehadiran gas ini kemungkinan bisa menjadi tanda adanya kehidupan di Venus.
Temuan itu membuat banyak ilmuwan terlibat untuk menganalisis apakah gas itu benar-benar fosfin. Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan di The Astrophysical Journal, para ahli mengajukan bukti bahwa gas itu bukan fosfin, melainkan sulfur dioksida.
"Alih-alih fosfin di awan Venus, datanya konsisten dengan hipotesis alternatif, di mana mereka mendeteksi sulfur dioksida," kata Victoria Meadows, profesor astronomi UW, seperti dikutip dari IFL Science, Senin (1/2/2021).
Menurutnya, sulfur dioksida adalah senyawa kimia paling umum ketiga di atmosfer Venus dan tidak dianggap sebagai tanda kehidupan.
Bahan kimia di luar angkasa ditemukan dengan melihat emisi radiasi elektromagnetik pada frekuensi tertentu.
Tanda tersebut terkadang membingungkan karena instrumen tidak sempurna dan inilah mengapa pengamatan ditindaklanjuti, dengan instrumen lain untuk menemukan lebih banyak bukti untuk mengkonfirmasi deteksi.
Pendeteksian ini dimulai pada tahun 2017 dengan menggunakan Teleskop James Clerk Maxwell (JCMT) dan menemukan emisi gelombang radio tertentu dari awan Venus.
Dilaporkan ada dua molekul yang cocok dengan tanda tersebut, yaitu fosfin dan sulfur dioksida.
Tim ilmuwan memutuskan untuk menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) untuk membedakan keduanya.
Baca Juga: Ukuran Samudra Atlantik Makin Luas, Begini Penjelasannya
Dalam kumpulan data tersebut, tim menemukan bahwa sulfur dioksida tidak cukup melimpah sehingga pada saat itu para ilmuwan menyimpulkan bahwa fosfin kemungkinan merupakan sumber sinyal asli.
Penelitian baru ini melakukan pendekatan yang berbeda. Para peneliti memodelkan atmosfer Venus dan menggunakannya untuk menafsirkan apa yang terlihat dan tidak terlihat dalam data dari dua teleskop.
Model itu menunjukkan bahwa sinyal tersebut tidak datang dari awan Venus tetapi dari 80 kilometer di atasnya, tepatnya di mesosfer dan itu bukanlah tempat di mana fosfin bisa bertahan.
"Fosfin di mesosfer bahkan lebih rapuh daripada fosfin di awan Venus," jelas Meadows.
Di sisi lain, para ahli curiga bahwa data ALMA kemungkinan besar meremehkan jumlah sulfur dioksida yang ada di atmosfer Venus.
Dengan temuan ini, tim peneliti asli dari pengamatan awal saat ini sedang memeriksa ulang seluruh kumpulan data dan akan membagikan hasil analisisnya.
Berita Terkait
-
Canggih! Lewat Luar Angkasa, Ilmuwan Bantu Lindungi Populasi Gajah Afrika
-
Berusia 480 Juta Tahun, Ilmuwan Temukan Fosil Nenek Moyang Bintang Laut
-
Sst... Ada 300 Spesies Bakteri Baru Hidup pada Suhu Tak Biasa
-
Penting! Perhatikan 15 Gejala Virus Corona, Termasuk Covid Tongue
-
Ilmuwan: Setengah Penderita Covid-19 Rentan dengan Varian Virus Afrika
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Meta Rilis Fitur Akun Khusus Remaja ke Indonesia, Biar Anak Makin Aman Main Facebook
-
Facebook-Instagram Buka Suara soal Wacana Satu Orang Satu Akun Medsos di Indonesia
-
Xiaomi Rilis TWS dan Jam Edisi Emas ke Indonesia, Ini Harganya
-
6 Rekomendasi HP Murah Spek Dewa di Bawah Rp2 Juta, Worth It Banget!
-
Sejarah yang Tersembunyi: Tengkorak 1 Juta Tahun Ungkap Masa Lalu Manusia yang Lebih Rumit
-
Acer Cari Tim Tim DOTA 2 dan Valorant Terbaik Indonesia untuk Predator League 2026, Incar Rp 6,6 M!
-
37 Kode Redeem FF 30 September 2025 Bikin Happy, Klaim Skin dan Bundle Gratis Biar Party
-
Daftar HP Samsung Bisa Pakai Galaxy AI, Edit Foto Jadi Mudah Tanpa Aplikasi
-
4 Virus dan Bakteri yang Bisa Picu Keracunan Makanan, Apa Saja?
-
Harga Xiaomi 15T Pro Tembus Rp 10 Jutaan di Indonesia, Ini Spesifikasinya