Suara.com - Para ilmuwan saat ini sedang berburu 600 kubus uranium milik Nazi yang hilang di Amerika Serikat.
Kubus dengan ukuran 5 cm tersebut memiliki berat sekitar 2 kg karena terbuat dari elemen terberat di Bumi, uranium.
Kubur tersebut pernah menjadi bagian dari reaktor nuklir eksperimental yang dirancang Nazi selama Perang Dunia II.
Sejauh yang diketahui para peneliti, hanya 14 kubus yang tersisa di dunia dari lebih 1.000 kubus yang digunakan dalam eksperimen senjata nuklir Nazi.
Catatan sejarah melaporkan lebih dari 600 kubus dibawa kembali ke Amerika pada tahun 40-an. Tetapi, tidak ada yang mengetahui keberadaan dan nasib kubus tersebut.
Hiebert dan Timothy Koeth, profesor ilmu material dan teknik di Universitas Maryland, melakukan penelitian selama bertahun-tahun mengenai kubus tersebut.
"Itu adalah satu-satunya peninggalan hidup dari upaya nuklir Nazi Jerman," kata Koeth, seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (10/9/2021).
Menjelang perang, Jerman adalah pemimpin dunia dalam fisika dan ilmu energi nuklir masih dalam masa perkembangan.
Pada 1938, ahli kimia Jerman Otto Hahn mengungkapkan bahwa dia telah menciptakan fisi dengan meledakkan neutron pada inti uranium.
Baca Juga: Call of Duty: Vanguard Akan Usung Tema Baru Perang Dunia II
Para ilmuwan lainnya melarikan diri dari Eropa, termasuk Albert Einstein dan Enrico Fermi, memperingatkan Amerika Serikat bahwa Jerman dapat mengembangkan bom atom.
Dalam bentuk alaminya, uranium tidak terlalu radioaktif sehingga kubus tidak terlalu berbahaya.
Namun, dengan menerapkan neutron pada uranium, khususnya isotop U-235, itu akan membuat ledakan.
Untuk membuat ledakan, proses ini harus terjadi dalam reaksi berantai.
Neutron ditangkap oleh atom uranium lain yang membelah dan menciptakan lebih banyak neutron, dan seterusnya.
Untuk memungkinkan hal itu, neutron harus diperlambat oleh zat yang disebut moderator.
Pasukan sekutu yang tidak tahu seberapa jauh program nuklir Nazi menjadi gugup.
Pada 1943, sekutu meluncurkan misi rahasia dengan nama kode Alsos untuk mencari tahu.
Tim tersebut terdiri dari para tentara, ilmuwan, dan penerjemah yang melakukan perjalanan melalui Italia, Prancis, dan Jerman untuk mencari jejak eksperimen nuklir Nazi.
Pada April 1945, pasukan sekutu berhasil menemukan dan menangkap sekitar 1,6 ton kubus uranium di Jerman selatan. Hampir semua kubus dikirim kembali ke Amerika Serikat.
Setelah kubus tiba di Amerika, tidak ada yang tahu bagaimana kelanjutan catatan sejarah tersebut.
Amerika sendiri sangat tertutup tentang program nuklirnya, sehingga tidak banyak catatan publik tentang uranium Nazi.
Saat ini, Koeth memiliki dua dari 14 kubus uranium yang diketahui. Keduanya diberikan oleh rekan kerjanya.
Koeth akhirnya menelusuri jejak pemberian kubus tersebut dan menemukan salah satunya berasal dari mantan ahli geologi yang bekerja dengan Proyek Manhattan.
Berdasarkan temuan ini dan lainnya, Hiebert dan Koeth berspekulasi sebagian besar kubus Nazi yang berhasil sampai ke Amerika digunakan kembali dalam program nuklir Amerika sendiri.
Koeth juga menemukan bahwa 400 kubus dari reaktor kedua dijual di pasar gelap ke Uni Soviet.
Saat ini, para ilmuwan masih melanjutkan pencarian kubus yang tersisa. Kubus tersebut sekarang juga memiliki fungsi yang berbeda dengan tujuan penggunaan untuk pelatihan.
Berita Terkait
-
Peninggalan Rahasia Nazi Ditemukan, Tersimpan di Balik Tembok Rumah
-
Gegara Koleksi Antik nan Nyeleneh di Garasi, Pria Tua Ini Didenda 4 Miliar, Kok Bisa?
-
Bersihkan Rumah Usai Banjir, Keluarga Ini Temukan Foto Adolf Hitler dan Peninggalan Nazi
-
Mantan Penjaga Kamp Nazi Diadili Atas Pembunuhan 20.000 Orang
-
China Siap Bangun Reaktor Nuklir Ramah Lingkungan Pertama di Dunia
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
Terkini
-
Asus Kuasai Pasar Copilot+ PC di Indonesia dengan Performa 45+ TOPS NPU
-
Waspada Penipuan! Begini Cara Membungkam Nomor WhatsApp Tak Dikenal Agar Tak Bisa Menelepon
-
HP Murah Oppo A6i Resmi Debut, Bawa Baterai Jumbo 6.000 mAh
-
Pusat Fatwa Global Al-Azhar Peringatkan Bahaya Roblox untuk Anak
-
Link CCTV Bali untuk Pantau Banjir Online 24 Jam di Semua Kabupaten
-
Spesifikasi Tecno Spark Slim: HP Murah Mirip iPhone Air, Pakai Helio G200
-
Infinix GT 30 Siap Rilis di Indonesia: HP Gaming Futuristik Harga Rp 3 Jutaan
-
Cemas Menunggu Kabar? Begini Cara Melacak Lokasi Seseorang Lewat WhatsApp dan Google Maps
-
Chromebook vs Laptop Biasa: Mana yang Lebih Efektif untuk Pembelajaran Online?
-
Vivo X Fold 5 Resmi Hadir di Indonesia: HP Lipat Ringkas dengan Spesifikasi Flagship