Suara.com - Para astronom baru menemukan galaksi terbesar yang pernah ada dan menyimpan banyak misteri di baliknya, seperti bagaimana galaksi itu bisa begitu besar.
Dengan lebar 16,3 juta tahun cahaya, galaksi Alcyoneus memiliki diameter 160 kali lebih lebar dari Bimasakti.
Selain itu, empat kali lipat dari pemegang rekor sebelumnya bernama IC 1101, yang membentang 3,9 juta tahun cahaya.
Galaksi baru ini mendapatkan namanya dari salah satu raksasa mitologi yang melawan Hercules, di mana nama tersebut berarti "keledai raksasa" dalam bahasa Yunani.
Menurut para ahli, Alcyoneus diprediksi berada pada jarak 3 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Monster galaksi ini merupakan contoh galaksi radio yang sangat besar dengan lubang hitam supermasif di pusatnya.
Galaksi ini melahap sejumlah materi sebelum memuntahkannya, menimbulkan dua pancaran plasma yang bergerak mendekati kecepatan cahaya.
Setelah menempuh perjalanan jutaan tahun cahaya, pancaran plasma melambat, menyebar menjadi gumpalan yang memancarkan cahaya dalam bentuk gelombang radio.
Dalam kasus Alcyoneus, lobus miliknya adalah yang terbesar yang pernah ditemukan.
Baca Juga: Berapakah Jarak yang Ditempuh dalam Satu Tahun Cahaya? Kecepatannya di Luar Dugaan!
Galaksi yang memiliki lobus radio raksasa bukanlah hal yang baru, tetapi bagaimana Alcyoneus mampu menumbuhkan gumpalan yang sangat besar adalah misteri bagi para ilmuwan.
"Kami pertama kali melihatnya setelah meneliti data yang dikumpulkan oleh Low Frequency Array (LOFAR)," kata Martijn Oei, astronom di Observatorium Leiden, Belanda, seperti dikutip dari Live Science, Senin (21/2/2022).
Menurutnya, itu adalah jaringan yang dibuat dengan menghubungkan sekitar 20.000 teleskop radio yang didistribusikan di 52 lokasi di Eropa.
Oei awalnya hanya ingin memproses data hanya untuk mendeteksi lobus radio yang besar dan menyebar, tapi ia tak sengaja melihat struktur galaksi raksasa tersebut.
Terlepas dari gumpalan raksasa yang aneh, Alcyoneus adalah galaksi elips normal dengan total massa sekitar 240 miliar kali massa Matahari dengan lubang hitam supermasif di pusatnya sekitar 400 juta kali massa Matahari.
Para ilmuwan berpendapat bahwa dengan mempelajari mengapa Alcyoneus bisa memiliki ukuran sangat besar akan berguna untuk mengetahui bagaimana galaksi lain dapat tumbuh.
Berita Terkait
-
Ilmuwan Ungkap Tingkat Radiasi Bulan 200 Kali Lebih Tinggi dari Bumi
-
Ditemukan Galaksi Mirip Pesawat Darth Vader dari Star Wars
-
Pertama Kalinya, Ilmuwan Amati Awan Gas Dikeluarkan dari Inti Bimasakti
-
Dibentuk di Awal Semesta, Ilmuwan Temukan Galaksi Mirip Bimasakti
-
Fenomena Astronomi di Bulan Agustus 2020 Minggu Kedua, Puncak Hujan Meteor
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Netizen Bandingkan Runtuhnya Al Khoziny dan Sampoong: Antara Dibela vs Dipenjara
-
Viral Gerakan 'Kami Bersama Kiai Al Khoziny': Tuai Pro dan Kontra
-
Spesifikasi Poco M7 yang Masuk Indonesia 10 Oktober, Punya Baterai 7.000 mAh
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terupdate 6 Oktober: Raih Pemain 112-113 dan Hujan Gems
-
DJI Mini 5 Pro, Kamera Osmo Nano, dan Mic 3 Resmi Masuk Indonesia, Ini Harganya
-
54 Kode Redeem FF Terbaru 6 Oktober: Klaim Katana Dual Flame dan Grizzly Bundle
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Stabilizer Mulai Rp 1 Jutaan
-
Helldivers 2 Makan Banyak Ruang di PC Dibanding Konsol, Ini Penyebabnya
-
Luas Es Laut Antartika Catat Titik Terendah Ketiga dalam 47 Tahun
-
Heboh Jatuh di Cirebon! Ini Jadwal Hujan Meteor 2025 di Indonesia Tak Boleh Dilewatkan