Suara.com - Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sudah merambah di berbagai industri, tak terkecuali media. Salah satu petinggi NVIDIA baru-baru ini menjelaskan kekurangan dan kelebihan teknologi AI.
Adrian Lesmono selaku Country Consumer Business Lead Indonesia, NVIDIA, mengungkap bahwa AI tak sepenuhnya berbahaya bagi jurnalis, konten kreator, dan pekerja media.
Sebaliknya, AI dianggap membantu pekerja media agar bekerja lebih cepat. Penjelasan tentang AI disampaikan saat NVIDIA menggelar workshop untuk memperkenalkan manfaat kecerdasan artifisial kepada civitas akademika di Yogyakarta pada pada Selasa (01/10/2024).
Workshop itu melibatkan ratusan mahasiswa di Universitas Atmajaya Yogyakarta. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan ketrampilan talenta digital.
Perwakilan NVIDIA mengungkap bahwa AI terkait input dan output. Apabila output terlihat sempurna, maka AI atau kecerdasan buatan akan dianggap berguna.
"AI bisa dilihat jadi dua sudut pandang, input jadi output. Bagaimana AI tersebut bisa mengubah input yang saya masukkan menjadi output yang bagus. Apabila output amazing, itulah gunanya AI," kata Adrian Lesmono.
Saat membahas apakah AI berbahaya bagi pekerja media, perwakilan NVIDIA justru mengungkap sebaliknya. Menurut petinggi NVIDIA, AI tidak akan bisa menggantikan peran jurnalis terutama di sektor investigasi hingga cek fakta.
"Apakah dengan AI kerja jurnalis terancam? Kalau menurut saya justru terbantu. Karena input-nya adalah hasil kerja Anda, yaitu investigasi. Dan itu tidak bisa digantikan oleh AI. Jadi misal hasil Anda meliput, Anda menggunakan AI untuk mengecek fakta. Semua input bisa real dari hasil kerja jurnalis masing-masing. Itu nanti dibantu AI, output akan lebih bagus. Misal cari ilustrasi sekarang bisa dilakukan dengan AI. Pekerja media juga bisa terbantu dengan membuat konten lebih cepat karena ilustrasi lebih mudah dibuat. Kalau AI dibilang akan menggantikan pekerja media, saya tidak setuju. Karena dua itu tadi, ada input dan output," ungkap Adrian Lesmono menambahkan.
Prof. Dr. Pranowo, S.T., M.T, selaku Head of Advanced Informatics Laboratory Universitas Atmajaya Yogyakarta menjelaskan bahwa AI ibarat pedang bermata dua.
Baca Juga: Media China Sebut Timnas Indonesia Dulu Lumbung Gol, Kini Ketakutan Sendiri
Karena hal itu, dibutuhkan payung hukum untuk melindungi publik figur hingga para pekerja yang terancam dengan datangnya kecerdasan buatan.
"Teknologi itu ibarat pedang bermata dua. Cuma masalahnya, yang saat ini membatasi itu apa? Saya kira orang-orang hukum di Indonesia harus aware. Menurut saya, orang-orang hukum harus mulai membahas terkait hukum AI di Indonesia. Karena kalau tidak diawasi, itu menakutkan sekali. Misal kasus Deepfake di Korea Selatan sangat merugikan orang lain. Jadi harus ada tindakan agar AI mendapatkan pengawasan," kata Profesor Pranowo.
Berita Terkait
-
Daftar 4 Profesi Tak Tergantikan AI di Masa Depan, Tapi 4 Pekerjaan Ini Terancam 2030!
-
Wartawan Kamboja Ditangkap Polisi Militer usai Bongkar Kasus Perdagangan Manusia dalam Industri Penipuan Online
-
Bahaya Terjebak FOMO di Media Sosial, Bisa Ganggu Kesehatan Mental?
-
Anies Baswedan Bawa Istilah "Lucky Vicky" ke Publik: Kiat Tetap Positif di Situasi Sulit
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Motorola Moto G57 dan G57 Power Resmi, HP Snapdragon 6s Gen 4 Pertama di Dunia
-
Dreame L10s Ultra Gen 3 Resmi ke RI, Robot Vacuum Harga Rp 12 Juta
-
Jadwal Baru Dirilis, Sertifikat Hasil TKA SMA 2025 Keluar Kapan?
-
Dilarang Purbaya, Shopee Blokir Ratusan Ribu Produk Thrifting
-
POCO F8 Pro Lolos Sertifikasi, Kotak Penjualan Kemungkinan Tanpa Charger
-
Siap-siap! Harga HP Bakal Makin Mahal Tahun Depan, Ini Penyebabnya
-
Developer Butuh Waktu, Peluncuran Game Marvel 1943: Rise of Hydra Ditunda
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 November: Klaim Magic Curve dan Pemain 111-113
-
Fitur Tersembunyi WA Web, Ini Cara Blur Chat WhatsApp agar Tak Diintip
-
Perang Dagang Makin Panas! Amerika Serikat Resmi Larang Chip Nvidia ke China