Suara.com - Pagar laut yang membentang di pesisir Banten dan Bekasi masih menjadi perhatian publik. Yang membuat unik adalah bahan pagar tersebut adalah bambu.
Pagar bambu ini ditanam tegak, berbaris rapi, dan memanjang hingga puluhan kilometer.
Lalu, mengapa bambu dipilih sebagai bahan pagar laut?
Edi, seorang pengusaha tambak di Kecamatan Cenrana, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menjelaskan bahwa penggunaan bambu untuk keperluan di laut bukanlah hal baru.
Nelayan telah lama mengandalkan bambu untuk membangun bagan tancap dan perangkap ikan yang disebut sero, yang bentuknya menyerupai pagar dan efektif mengarahkan ikan ke perangkap.
Menurut Edi, bambu memiliki sejumlah keunggulan. Panjangnya yang bisa mencapai puluhan meter membuatnya ideal untuk kebutuhan memagar di laut.
Selain itu, bambu relatif ringan, sehingga lebih mudah dipasang di laut tanpa memerlukan banyak tenaga atau alat berat.
"Kalau kayu itu berat dan sulit dipasang di laut, apalagi harus ditancapkan ke dasar. Bambu jauh lebih praktis," ujar Edi kepada Suara.com, Senin (20/1/2025).
Tak hanya praktis, bambu juga terbukti tahan lama di lingkungan laut. Jika tertanam di dalam tanah atau dasar laut, bambu bisa bertahan hingga bertahun-tahun tanpa cepat hancur.
Baca Juga: Usai Bertemu KSAL, Menteri KKP Sepakat Bongkar Pagar Laut Tangerang
Keunggulan-keunggulan ini membuat bambu menjadi bahan yang andal untuk proyek pagar laut. Selain fungsional, bambu juga ramah lingkungan.
4 Karakteristik Bambu yang Unik dan Menarik untuk Diketahui
Bambu adalah tanaman serbaguna yang memiliki banyak jenis dengan karakteristik berbeda-beda. Diperkirakan Indonesia memiliki 157 spesies bambu atau 10 persen spesies bambu yang ada di dunia.
Berikut ini adalah gambaran menarik dari 4 jenis bambu yang sering ditemui di Indonesia.
1. Bambu Kuning (Bambusa vulgaris): Elegan dengan Warna Cerah
Bambu kuning dikenal dengan batang berwarna kuning cerah yang dihiasi garis hijau membujur, memberikan kesan elegan.
Tingginya mencapai 5-10 meter dengan daun berbentuk lanset yang meruncing di ujungnya.
Keunikan bambu ini terletak pada struktur seratnya. Memiliki dinding serat tipis dan lumen lebar, sehingga mudah melembek dan pipih saat diolah.
Hal ini membuatnya sangat kuat untuk digunakan dalam berbagai keperluan, mulai dari kerajinan hingga konstruksi ringan.
2. Bambu Petung (Dendrocalamus asper): Raksasa yang Serbaguna
Bambu petung adalah salah satu jenis bambu terbesar, dengan tinggi mencapai 30 meter dan diameter batang hingga 25 cm.
Ruas-ruas batangnya panjang, sekitar 25-50 cm, membuatnya cocok untuk bahan konstruksi berat.
Uniknya, bambu petung memiliki pola rantai serabut yang menyerupai setengah lingkaran.
Daya tahannya yang tinggi menjadikannya pilihan utama untuk pembuatan rumah tradisional atau jembatan bambu. Selain itu, daunnya yang lebar sering digunakan untuk pakan ternak.
3. Bambu Ori (Bambusa arundinacea): Si Penjaga Sungai
Dengan tinggi mencapai 30 meter dan batang berduri, bambu ori menjadi pilihan ideal untuk ditanam di sepanjang sungai.
Tanaman ini efektif dalam mengendalikan banjir dan melindungi tanaman lain dari angin kencang.
Dinding batang bambu ori tebal dan kokoh, menjadikannya andalan untuk pembuatan alat musik tradisional, seperti angklung dan seruling bambu.
Sifat rumpunnya yang renggang membuatnya lebih mudah dipanen tanpa merusak ekosistem sekitarnya.
4. Bambu Sembilang (Dendrocalamus giganteus)
Dikenal sebagai salah satu jenis bambu terbesar di dunia, bambu sembilang bisa tumbuh hingga 30 meter dengan diameter batang mencapai 25 cm.
Tebal dindingnya bervariasi, dari 2,5 cm di pangkal hingga 0,6 cm di ujung, memberikan keseimbangan antara kekuatan dan fleksibilitas.
Akar hawa yang pendek dan terletak di bawah buku-buku memberikan stabilitas pada tanaman ini, sehingga mampu bertahan di berbagai jenis tanah.
Dengan ukuran besar dan daya tahan tinggi, bambu sembilang sering digunakan untuk membuat struktur bangunan besar atau perabot rumah tangga.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
12 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 Oktober 2025, Klaim Gratis 2.000 Gems dan Icon Hernandez OVR 108
-
Ransomware Mengintai? Google Drive Luncurkan Fitur AI Pendeteksi dan Pemulih Otomatis
-
Ghost of Yotei Tetap Berakar di Jepang dan Pertahankan Samurai, Seri Lain Sama
-
Pakai Dimensity 8400 Ultra, Segini Skor AnTuTu Xiaomi 15T
-
Fitur Kamera Vivo V60e Terungkap: Tawarkan Sensor 200 MP dengan 30x SuperZoom
-
10 Kode Redeem Mobile Legends 1 Oktober: Skin Epic Valentina, Diamond Gratis, dan Token Mystic Clash
-
Redmi TV X 2026 Rilis dengan Harga Miring, Usung Layar Mini LED 85 Inci
-
25 Kode Redeem FF 1 Oktober 2025: Diamond, Bundle Firefall, dan Skin Langka Bisa Kamu Klaim Gratis!
-
BMKG Ungkap Penyebab Gempa Sumenep M 6.5: Sesar Aktif Bawah Laut, Mekanisme Thrust Fault
-
5 Prompt Gemini AI Foto Pakai Hanbok ala Korea untuk Sendiri dan Pasangan, Hasil Tampak Asli