Suara.com - Pernahkah kamu menatap langit malam yang dipenuhi bintang dan bertanya-tanya, apakah bintang bisa berubah menjadi planet? Mungkin terdengar aneh, tapi sains punya jawaban yang menarik untuk pertanyaan ini. Sebelum membahas lebih jauh, mari kita pahami dulu bagaimana bintang mati dan bagaimana planet terbentuk.
Ambil contoh Matahari, yang merupakan bintang deret utama. Bintang jenis ini menghasilkan energi melalui fusi nuklir, yaitu proses penggabungan atom hidrogen menjadi helium di dalam inti bintang. Proses ini menghasilkan panas dan cahaya yang membuat bintang bersinar.
Namun, bintang tidak bisa bersinar selamanya. Setelah miliaran tahun, hidrogen di inti bintang habis. Tanpa bahan bakar, tekanan di inti berkurang, menyebabkan bintang mulai runtuh ke dalam. Saat ini terjadi, suhunya meningkat dan lapisan luar bintang mulai mengembang, menciptakan fenomena yang dikenal sebagai raksasa merah.
Menurut ScienceABC, fase raksasa merah berlangsung sekitar satu miliar tahun. Dalam fase ini, bintang mencoba bertahan dengan menggunakan helium sebagai bahan bakar. Namun, proses ini tidak berlangsung lama.
Lama-kelamaan, bintang kehilangan lebih banyak lapisan luarnya, hingga hanya tersisa intinya saja. Inilah yang disebut katai putih, yang akan perlahan mendingin dan memudar seiring waktu.
Untuk bintang yang lebih besar dari 1,4 kali massa Matahari, nasibnya berbeda. Intinya akan runtuh dengan sangat cepat dan meledak dalam supernova, ledakan besar yang melepaskan energi luar biasa. Ledakan ini bisa meninggalkan bintang neutron atau bahkan lubang hitam.
Bagaimana Planet Terbentuk?
Saat bintang baru terbentuk, biasanya ada cakram gas dan debu di sekitarnya. Partikel-partikel debu ini saling bertabrakan dan menempel, membentuk batuan kecil yang disebut planetesimal. Seiring waktu, planetesimal ini terus bertambah besar hingga akhirnya menjadi planet.
Jika planetesimal ini berada cukup jauh dari bintang, maka intinya akan mengandung es dan menarik gas di sekitarnya, membentuk planet gas raksasa seperti Jupiter dan Saturnus.
Baca Juga: Mengapa Bintang Berkelap-kelip Namun Planet Tidak?
Dari sini, bisa disimpulkan bahwa ketika sebuah bintang mati, sisa-sisanya dapat digunakan kembali untuk membentuk bintang dan planet baru. Tapi, apakah sebuah bintang bisa langsung berubah menjadi planet?
Jawabannya: Ya, Tapi Hanya untuk Katai Cokelat!
Bintang memang bisa berubah menjadi planet, tetapi hanya dalam kondisi tertentu, yaitu jika bintang tersebut adalah katai cokelat.
Apa Itu Katai Cokelat?
Katai cokelat sering disebut sebagai "bintang gagal" karena ukurannya terlalu kecil untuk menjadi bintang tetapi terlalu besar untuk disebut planet. Ukurannya berkisar antara dua hingga 90 kali massa Jupiter.
Mirip dengan bintang, katai cokelat biasanya ditemukan di pusat sistem tata surya dan memiliki planet yang mengorbit di sekitarnya. Namun, berbeda dari bintang biasa, katai cokelat tidak memiliki cukup massa untuk menjalankan fusi nuklir hidrogen secara berkelanjutan.
Berita Terkait
-
Mengapa Bintang Berkelap-kelip Namun Planet Tidak?
-
Bertabur Planet, 5 Fenomena Langit Bisa Dilihat Mata Telanjang Sepanjang Januari 2025
-
NASA Temukan Planet Lebih Besar dari Bumi dengan Gas yang Diduga Hanya Diproduksi oleh Kehidupan
-
Apakah Ada Planet yang Lebih Layak Dihuni Daripada Bumi?
-
Ilmuwan Temukan Bukti 'Garis Pantai Samudra' di Mars, Indikasi Kehidupan di Planet Merah
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Lazada Sebut Fitur AI Mampu Tingkatkan Belanja Online di Tanggal Kembar 9.9
-
Deretan Fitur AI di HP Realme, Lengkap dari Kamera hingga Gaming
-
Infinix GT 30 Masuk Indonesia 24 September, HP Gaming Banyak Fitur AI
-
39 Kode Redeem FF Hari Ini 19 September 2025, Skin SG2 dan Scar Megalodon Menanti
-
Redmi Pad 2 Play Bundle Masuk Indonesia, Tablet Xiaomi Rp 2 Jutaan Cocok untuk Anak
-
Riset Ungkap Kecepatan Internet Indonesia Nomor 2 Paling Lelet di Asia Tenggara
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB, Performa Kencang Harga Terjangkau
-
10 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 19 September 2025, Dapatkan Beckham dan Iniesta OVR 104
-
Honor Siapkan HP Baru Bulan Ini: Bawa Baterai 8.300 mAh dan Fitur Tangguh
-
Sebagian Fitur Redmi K90 Terungkap, Diprediksi Jadi Cikal Bakal POCO F8