Suara.com - Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengomentari soal kebijakan transfer data pribadi dari Indonesia ke Amerika Serikat.
Alfons menilai kalau di mana pun data disimpan, sebenarnya tidak aman. Maka dari itu perlu perlindungan lanjutan seperti enkripsi untuk mengamankan data.
"Kalau main copy dan save saja datanya lalu disimpan, jangankan di Amerika, di komputer anda saja sangat tidak aman. Meskipun anda tidur di sebelah komputernya itu tidak aman," kata Alfons dalam keterangannya, Kamis (24/7/2025).
"Bagaimana supaya aman? Ya dienkripsi," jawabnya lagi.
Alfons menerangkan kalau data yang sudah dienkripsi dengan baik, serta kunci enkripsi disimpan, maka data tersebut aman, entah disimpan di mana pun lokasinya. Bahkan Amerika sendiri pun tak akan bisa membobol data yang sudah dienkripsi.
Ia mencontohkan kasus ransomware yang menyerang MGM dan Caesars yang terjadi tahun 2023 lalu. Begitu pula dengan serangan ransomware Colonial Pipeline pada 2021.
"Apakah Amerika bisa buka datanya? Nyatanya mereka bayar tuh uang tebusannya ke pembuat ransomware demi mendapatkan data dan bisa operasional," ungkapnya.
"Jadi lokasi penyimpanan data tidak menentukan keamanan data. Tetapi kedisiplinan dan metode penyimpanan data itu yang menentukan keamanan data," lanjutnya lagi.
Alfons menambahkan kalau data sebenarnya boleh disimpan di luar negeri yang diatur dalam Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP). Hanya saja negara yang menyimpan data tersebut memiliki aturan perlindungan data yang setara atau sebaiknya lebih tinggi dari UU PDP.
Baca Juga: Transfer Data RI ke AS Ancam Bisnis Cloud Lokal hingga Pusat Data
Kasus kebocoran data Indonesia vs Amerika
Alfons juga mencontohkan bagaimana Indonesia dan Amerika Serikat menangani kasus kebocoran data pribadi. Ia memaparkan sejumlah insiden dalam negeri seperti MyPertamina, eHAC, KPU, Dukcapil, PLN, dan lain sebagainya.
Dari banyaknya contoh kasus itu, Alfons menyebut kalau pelakunya sering tidak tertangkap, atau bahkan tidak diproses hukum.
Sementara di Amerika Serikat, mereka juga beberapa kali mengalami kasus kebocoran data seperti Equifax (2017), Facebook-Cambridge Analytica (2018), hingga T-Mobile.
Bedanya, Alfons menyebut kalau kasus kebocoran data di AS itu berujung pada denda miliaran Dolar AS, gugatan kelompok atau class action, hingga investigasi kongres.
"Secara hukum tertulis (de jure), Indonesia sekarang punya perlindungan data pribadi yang lebih menyeluruh daripada AS.
Berita Terkait
-
Transfer Data RI ke AS Ancam Bisnis Cloud Lokal hingga Pusat Data
-
Pemerintah Melanggar Hak Privasi Warga jika Jadikan Data Pribadi Objek Dagang!
-
AS Punya Akses Data Pribadi Warga RI, Donald Trump: Banyak Negara Cium Pantat Saya
-
DPR Ingatkan Pemerintah: Pertukaran Data WNI ke Amerika Harus Sesuai UU Perlindungan Data Pribadi
-
Kesepakatan Dagang Indonesia-AS: Ancaman Baru bagi Data Pribadi Warga?
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Canon Sukses Besar! Kelas Foto dan Video Pernikahan di Sumatera Ludes Terjual, Dukung Talenta Lokal
-
20 Kode Redeem FC Mobile 25 Oktober: Boost Skuadmu dengan Gems, Koin, dan Pemain Edisi Khusus
-
Situs Web Kamu Bisa Jadi Sarang Konten Ilegal Tanpa Sadar, Ini Modus Kejahatan Siber Terbaru!
-
20 Kode Redeem FF 20 Oktober Hadirkan Skin M1887, Bundle Langka, dan Diamond Gratis!
-
Cara Gampang Stop Iklan Pop-up di Xiaomi HyperOS Selamanya
-
Qualcomm Snapdragon 685 vs MediaTek Helio G100, Bagus Mana?
-
Lulusan S2 ITB Ini Putuskan Pulang Kampung dan Buka Warung Sate, Banjir Pujian dari Netizen
-
Jaket Premium Othman Cuma Rp 799 Ribu Plus Kuota 75GB dari SIMPATI, Hanya di Sini!
-
Rumor : Produksi iPhone Air Dikurangi, Ada Apa?
-
20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 25 Oktober 2025, Klaim Hadiah Footyverse dan Bintang Liga Champions