Tekno / Internet
Rabu, 01 Oktober 2025 | 15:19 WIB
Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo dan juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra M Iriawan di Jalan Kertanegara IV Jakarta, Minggu (20/10/2024). [Suara.com/M Yasir]
Baca 10 detik
  • Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi mengumumkan hasil terbaru lelang frekuensi 1.4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access atau BWS) 2025 demi internet murah.

  • Dari yang mulanya tujuh perusahaan ikut lelang frekuensi, kini tersisa tiga perusahaan kembali dilakukan seleksi. Mereka adalah PT Eka Mas Republik, PT Telemedia Komunikasi Pratama, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

  • PT Telemedia Komunikasi Pratama adalah entitas usaha dari PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge. Diketahui Surge dimiliki oleh Hashim Djojohadikusumo, adik dari Presiden RI Prabowo Subianto. 

Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi mengumumkan hasil terbaru lelang frekuensi 1.4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access atau BWS) 2025 demi internet murah.

Dari yang mulanya tujuh perusahaan ikut lelang frekuensi, kini tersisa tiga perusahaan kembali dilakukan seleksi. Mereka adalah PT Eka Mas Republik, PT Telemedia Komunikasi Pratama, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Berdasarkan penelusuran Suara.com, PT Telemedia Komunikasi Pratama adalah entitas usaha dari PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge. Diketahui Surge dimiliki oleh Hashim Djojohadikusumo, adik dari Presiden RI Prabowo Subianto.

Sementara itu PT Eka Mas Republik berada di bawah naungan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, yang merupakan bagian dari raksasa konglomerasi grup Sinar Mas. Perusahaan ini menyediakan layanan internet berbasis fiber optik (Wifi) MyRepublic.

Adapun PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk adalah Badan Usaha MIlik Negara yang menyediakan layanan teknologi informasi dan komunikasi serta jaringan telekomunikasi digital di Indonesia. Produk populer dari perusahaan pelat merah ini adalah Telkomsel hingga Indihome.

Setelah proses seleksi, tahap selanjutnya yakni Lelang Harga yang dimulai pada Senin 13 Oktober 2025 mendatang.

"Sesuai ketentuan dalam Dokumen Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025, maka berdasarkan hasil Evaluasi Administrasi sebagaimana dimaksud dalam angka 5, proses Seleksi dilanjutkan ke tahapan Lelang Harga," tulis Kementerian Komdigi dalam pengumumannya, dikutip Rabu (1/10/2025).

Indosat hingga XLSmart mundur

Sebelum mengerucut ke tiga pihak, seleksi sebelumnya mencakup lima perusahaan. Namun PT Indosat Tbk dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk memutuskan mundur dari lelang frekuensi tersebut. 

Baca Juga: Prabowo Jadi Dirigen Dadakan, Pimpin Lagu Nasional di Hari Kesaktian Pancasila!

Adapun total tujuh perusahaan yang mengikuti lelang frekuensi ini adalah sebagai berikut:

  1. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
  2. PT XLSMART Telecom Sejahtera
  3. PT Indosat Tbk
  4. PT Telemedia Komunikasi Pratama
  5. PT Netciti Persada
  6. PT Telekomunikasi Selular
  7. PT Eka Mas Republik

Per 1 Oktober 2025, perusahaan yang ikut lelang frekuensi ini meliputi: 

  1. PT Telemedia Komunikasi Pratama
  2. PT Eka Mas Republik
  3. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk

Lelang frekuensi 1.4 GHz demi internet murah

Sebelumnya Kementerian Komdigi mengumumkan lelang seleksi pengguna pita frekuensi radio 1,4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access).

Frekuensi ini dibuka untuk memperluas jangkauan internet tetap dan mendukung pemerataan transformasi digital di seluruh wilayah Indonesia.

Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto menyebut kalau langkah ini diambil seiring meningkatnya kebutuhan konektivitas tetap yang andal dan terjangkau, khususnya di daerah yang belum terlayani secara optimal.

"Langkah ini tidak hanya membuka ruang bagi penyelenggara jaringan untuk meningkatkan kapasitas dan cakupan layanan, tetapi juga memperluas pilihan akses internet yang lebih terjangkau bagi masyarakat,” ujar Wayan, dikutip dari siaran pers Komdigi yang terbit 28 Juli 2025 lalu.

Pelaksanaan seleksi ini berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 337 Tahun 2025 tentang Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pita Lebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025 yang menetapkan pita frekuensi selebar 80 MHz (1432–1512 MHz) di 3 (tiga) regional sebagai objek seleksi.

Wayan melanjutkan kalau tahapan seleksi lelang frekuensi 1.4 GHz ini berjalan sesuai prinsip tata kelola yang baik. Dengan ini wilayah yang belum tersedia akses internet akan bisa mendapatkan jaringan tersebut. 

"Fokus kami adalah memastikan pita frekuensi ini dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas layanan internet berbasis jaringan pita lebar tetap, termasuk di wilayah-wilayah yang belum terlayani secara optimal,” imbuhnya.

Pita frekuensi 1,4 GHz adalah frekuensi yang diperuntukan untuk penggelaran jaringan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access), terutama dengan teknologi Time Division Duplex (TDD).

Penggunaan pita ini diharapkan memberi fleksibilitas bagi operator dalam menyediakan layanan akses internet berbasis jaringan pita lebar yang berkualitas.

"Dengan seleksi ini, pemerintah juga memberikan ruang untuk inovasi layanan berbasis digital, mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi digital, hingga layanan publik berbasis teknologi,” pungkasnya. 

Load More