Tekno / Sains
Senin, 06 Oktober 2025 | 15:18 WIB
Ilustrasi meteor draconid [Freepik]

Hujan meteor Draconid memang unik, sebab intensitasnya sangat bergantung pada apakah Bumi melewati bagian lintasan debu yang padat. Jika berada di jalur yang lebih pekat, bisa muncul lonjakan meteor yang jauh di atas biasa.

Selain Draconid, bulan Oktober juga dikenal sebagai waktu lewatnya hujan meteor Orionid, yang puncaknya biasanya terjadi sekitar tanggal 21 Oktober. Karena bulan dalam fase baru di waktu itu, langit relatif gelap dan pengamatan meteor lebih optimal.

Penyebab Meteor Draconid Jatuh

Agar Anda lebih paham, berikut mekanisme umum kenapa meteor Draconid atau meteor apa pun bisa jatuh ke bumi.

  • Meteor Draconid adalah fragmen debu dan partikel kecil dari komet 21P/Giacobini-Zinner. Ketika Bumi melewati jalur orbit komet, partikel ini masuk ke atmosfer Bumi dengan kecepatan tertentu.
  • Sebagian besar meteor akan terbakar habis di lapisan atmosfer (ablation) dan tidak sampai menyentuh permukaan bumi. Yang menyebabkan suara keras adalah gelombang kejut ketika meteor memasuki lapisan atmosfer yang lebih padat.
  • Jika meteor berukuran cukup besar dan sebagian fragmennya masih tersisa setelah terbakar, bisa saja pecahan tersebut sampai jatuh ke laut atau darat dalam bentuk kecil, tetapi sangat jarang sampai menjadi batu besar yang merusak.
  • Intensitas dan lokasi jatuh bergantung pada sudut masuk, ukuran, massa, dan kecepatan meteor juga kondisi atmosfer lokal. Di kasus Cirebon, analisis menunjukkan bahwa sisanya jatuh di Laut Jawa, sehingga tidak menimbulkan kerusakan di darat.

Kontributor : Hillary Sekar Pawestri

Load More