Tekno / Sains
Selasa, 14 Oktober 2025 | 18:09 WIB
Cuaca Panas Mendidih Pagi-Malam Akhir-akhir Ini Bukan Gelombang Panas, Ini Kata BMKG (Dok: Istimewa)
Baca 10 detik
  • Cuaca panas ini disebabkan oleh musim pancaroba dengan minim awan, bukan gelombang panas.
  • Posisi matahari yang tegak lurus di atas Indonesia membuat radiasi dan suhu meningkat drastis.
  • Fenomena ini berdampak pada kesehatan dan diperparah oleh tren pemanasan global jangka panjang.

Suara.com - Beberapa minggu terakhir, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia menyuarakan keluhan yang sama yaitu cuaca terasa panas menyengat, tidak hanya di siang hari, tetapi sejak pagi hingga malam.

Fenomena cuaca panas ini menjadi perbincangan hangat di media sosial, memicu pertanyaan dan diskusi luas.

Skala keluhan yang begitu masif menunjukkan ini bukan sekadar masalah cuaca biasa, melainkan sebuah isu nasional yang dampaknya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Namun, apa sebenarnya yang terjadi dengan suhu di negara kita? Apakah ini pertanda gelombang panas ekstrem atau ada penjelasan ilmiah di baliknya? Mari kita bedah lebih dalam.

Dinamika Musim Pancaroba, Bukan Gelombang Panas

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan cepat memberikan analisis untuk menenangkan keresahan publik.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena ini bukanlah gelombang panas atau heatwave seperti yang terjadi di negara-negara lain.

Sebaliknya, ini adalah bagian dari dinamika atmosfer yang biasa terjadi saat masa peralihan musim, atau yang lebih dikenal sebagai pancaroba.

"Beberapa wilayah Indonesia belakangan ini mengalami suhu udara yang terasa lebih terik, bahkan di pagi dan malam hari. Fenomena ini erat kaitannya dengan masa peralihan musim atau pancaroba, dari kemarau menuju musim hujan," jelas Guswanto.

Pada periode ini, pola cuaca menjadi sangat tidak menentu. Langit yang cerah dan minimnya tutupan awan sejak pagi membuat radiasi matahari langsung menghantam permukaan bumi tanpa halangan.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Hari Ini 14 Oktober 2025: Waspada Hujan di Berbagai Wilayah

Sehingga menyebabkan pemanasan yang kuat dan suhu meningkat drastis. Inilah yang menyebabkan kita merasa terpanggang bahkan sejak pagi.

Penyebabnya Posisi Matahari Tepat di Atas Kepala

Selain karena musim pancaroba, ada faktor astronomis yang memperkuat sensasi panas ini.

BMKG menjelaskan bahwa pada bulan Oktober, posisi gerak semu matahari berada tepat di atas wilayah selatan khatulistiwa.

Artinya, sebagian besar wilayah Indonesia, terutama Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, menerima penyinaran matahari yang paling intens.

Kombinasi dari dua faktor ini—musim peralihan yang minim awan dan posisi matahari yang tegak lurus—menciptakan resep sempurna untuk suhu yang terasa ekstrem.

Panas yang terakumulasi sepanjang hari kemudian terperangkap di atmosfer, membuat suhu pada malam hari pun tetap terasa hangat dan gerah akibat tingkat kelembapan yang tinggi.

Load More