Bisnis / Energi
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 13:30 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pada Jumat (10/10/2025) mengatakan listrik panas Bumi Indonesia akan terus ditingkatkan untuk menjadi yang nomor satu di dunia mengalahkan Amerika Serikat. [Antara]
Baca 10 detik
  • Indonesia memiliki kapasitas terpasang listrik panas bumi sebesar 2.744 megawatt (MW).
  • Indonesia hanya berada di bawah Amerika Serikat yang memiliki 3.937 MW listrik dari panas bumi.
  • Bahlil juga akan mempercepat izin pengembangan PLTP dari setahun menjadi 3 bulan.

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menargetkan penambahan kapasitas listrik dari panas bumi sebesar 500 mega watt (MG) pada 2027.

Dalam pidatonya pada agenda Indonesia Internasional Sustainability Forum Bahlil mengungkap ambisinya untuk membawa Indonesia mengalahkan Amerika Serikat sebagai penghasil listrik panas bumi terbesar di dunia.

"Indonesia salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam energi terbarukan yang tidak kalah dengan negara lain. Panas bumi, contohnya, kita nomor dua di dunia. Nomor pertama di Amerika. Target kami 2027, kami akan menghasilkan kurang lebih sekitar 500 MW dari panas bumi," kata Bahlil di JCC, Jakarta, Jumat (10/10/2025).

Sebagai negara produsen listrik panas bumi terbesar kedua dunia, Indonesia memiliki kapasitas terpasang sebesar 2.744 megawatt (MW). Indonesia hanya berada di bawah Amerika Serikat yang memiliki 3.937 MW listrik dari panas bumi.

Selain itu Bahlil juga mengatakan akan mempercepat izin pengembangan PLTP, dari yang biasanya membutuhkan durasi setahun menjadi tiga bulan.

“Panas bumi itu izinnya bisa sampai 1 tahun enggak selesai-selesai. Tetapi, sekarang kami sudah mulai ubah, cukup tiga bulan sudah selesai,” kata dia.

Pemangkasan durasi tersebut ditempuh melalui penyederhanaan regulasi, penyederhanaan proses tender, dan hal lain.

Bahlil juga merinci sejumlah sumber energi terbarukan yang potensial, selain panas bumi. Contohnya seperti angin dan laut. Dia pun mengungkap hingga 2025, dari 100.000 megawatt total energi yang dihasilkan, 14-15 di persen di antaranya bersumber dari energi terbarukan.

"Nah, ke depan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2025 sampai dengan 2034 kita mengalokasikan 69,5 giga watt untuk energi terbarukan," ujar Bahlil.

Baca Juga: IEU-CEPA Disepakati, Uni Eropa Lirik Industri F&B hingga Energi Terbarukan Indonesia

Untuk itu Bahlil berharap, negara sahabat maupun investor dari luar negeri untuk tidak meragukan komitmen Indonesia dalam upaya mendorong energi terbarukan.

"RUPTL kita sudah sahkan. Silahkan sekarang ikut mengambil bagian. Kita mengundang investor untuk masuk. Kita mendorong karena energi baru terbarukan ini lokasinya di daerah-daerah yang memang jaringannya belum ada." tutup Bahlil.

Load More