Suara.com - Dinamika ekonomi global yang cukup mengkhawatirkan memasuki tahun 2023, sempat membuat banyak pihak ketar-ketir. Namun begitu, di Indonesia tampaknya sejauh ini tidak terlalu berdampak parah, setidaknya jika melihat dari pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama. Tapi, apakah itu sudah cukup baik?
Diketahui sebelumnya, sejumlah lembaga keuangan dunia sepakat bahwa pertumbuhan ekonomi global pada 2023 akan berada di bawah 3%, bahkan diperkirakan akan tetap di kisaran 3% untuk lima tahun ke depan. Artinya, ada penurunan yang cukup mengkhawatirkan dari prediksi ini.
Sehubungan itu, ekonom senior dari CORE Indonesia, Hendri Saparini, menyebut bahwa kondisi ekonomi global memang sedang tidak baik-baik saja.
"Kalau kita ikuti dua lembaga yang biasanya melakukan proyeksi secara global, IMF dan Bank Dunia, mereka melakukan koreksi dan koreksinya adalah menurun. Nah, jadi artinya bahwa ekonomi global itu tidak baik-baik saja," kata Hendri Saparini, dalam sesi pembuka bincang-bincang di kantor Suara.com, Jumat (5/5/2023).
Meski begitu, kata Hendri, Indonesia boleh dibilang sedikit beruntung. Pasalnya hingga tiga bulan pertama tahun 2023 ini, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di 5,03%.
Namun diakui, salah satu dampak negatif dari kondisi yang ada saat ini adalah perdagangan dunia yang turut mengalami kelesuan dan memengaruhi ekonomi nasional yang memang menjadi bagian dari dunia internasional.
Pemerintah pun terus berupaya agar ekonomi Indonesia tidak terseret dalam perlambatan ekonomi secara global. Pembangunan infrastruktur menjadi andalan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sejumlah insentif fiskal pun diberikan untuk menambah gairah pelaku usaha tahan air agar tetap bisa berekspansi. Selain itu, beberapa kebijakan terkait kemudahan investasi, mulai dari dari penyederhanaan izin berusaha hingga izin produksi, diberikan jalan yang lebih mudah.
Sementara itu, jika melihat sisa masa jabatan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma'ruf Amin yang sebentar lagi akan berakhir pada 2024, tentunya akan menjadi tantangan sendiri bagi pemerintah menghadapi situasi ekonomi global yang mengalami sedang tidak baik-baik saja.
Baca Juga: Ekonomi RI Tumbuh 5,03%, Sri Mulyani: Daya Beli Masyarakat Kuat
Lantas apakah semua dinamika ekonomi global dan sejumlah langkah yang diambil pemerintah tersebut mampu membuat kita tak perlu ketar-ketir menghadapi situasi ekonomi saat ini? Untuk mengetahui jawaban tersebut, selengkapnya silakan simak sesi wawancara eksklusif atau bincang santai Suara.com dengan ekonom senior CORE Indonesia Hendri Saparini dalam tayangan program Podcast on the Go (POTG) berikut.
Kemudian di bagian berikutnya ini, Hendri Saparini banyak bicara mengenai peluang dan harapan terhadap perekonomian Indonesia khususnya di periode akhir masa jabatan Presiden Jokowi. Akan seperti apa?
Di bagian terakhir, Hendri Saparini tak ketinggalan berbicara soal potensi, sekaligus harapan kepada para generasi muda khususnya yang memiliki bekal pengetahuan ekonomi atau bergerak di dunia usaha. Dia bahkan menegaskan bahwa masa depan perekonomian Indonesia berada di tangan kalangan muda tersebut. Simak selengkapnya di bawah ini.
Berita Terkait
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,03%, Sri Mulyani: Daya Beli Masyarakat Kuat
-
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,03 Persen di Kuartal I-2023
-
Pengangguran di Indonesia Tembus Hampir 8 Juta Orang
-
Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,03% di Kuartal I 2023
-
POTG Spesial Lebaran: Perjalanan Menjadi Lebih Baik untuk Mencapai Kemenangan
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Tatang Yuliono, Bangun Koperasi Merah Putih dengan Sistem Top Down
-
Reski Damayanti: Mengorkestrasi Aliansi dalam Perang Melawan Industri Scam
-
Andi Fahrurrozi: Engineer Dibajak Timur Tengah saat Bisnis Bengkel Pesawat Sedang Cuan
-
Dewa Made Susila: Pasar Otomotif Sudah Jenuh, Saatnya Diversifikasi
-
Wawancara Khusus Jenderal Dudung: Buka-Bukaan Kontroversi KPR Prajurit TNI AD Rp586,5 Miliar
-
Nirwala Dwi Heryanto: Orang yang Jatuh Cinta Paling Mudah Kena Penipuan Mengatasnamakan Bea Cukai
-
Penuh Tantangan, Ketua KPU Beberkan Dinamika Pemilu 2024 hingga Polemik Pengadaan Private Jet
-
Wawancara Eksklusif: Bro Ron Lawan Kaesang dengan Politik 'Akar Rumput', Bukan Modal Duit
-
SVP Bullion Business BSI: Emas Tak Lagi Harus Disimpan di Rumah
-
Eksklusif: Duta Besar Iran Bicara Gencatan Senjata, Serangan Balasan, dan Masa Depan Konflik