Suara.com - Bank Indonesia menilai moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berlanjut ke arah yang lebih sehat dan seimbang. Permintaan eksternal membaik dan mengimbangi moderasi permintaan domestik sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.
Beberapa indikator dini dan indikator penuntun mengindikasikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2014 meningkat antara lain didorong kegiatan Pemilu 2014.
Ekspor diperkirakan juga masih berada dalam tren membaik terutama didorong ekspor manufaktur sejalan pemulihan ekonomi negara maju. Sementara itu, investasi swasta pada triwulan I 2014 masih tumbuh terbatas, dan diperkirakan baru meningkat pada semester II 2014.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 diperkirakan masih berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia sebelumnya yakni 5,5-5,9%.
Dalam siaran pers Bank Indonesia yang diterima suara.com, pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang juga ditopang perbaikan kinerja sektor eksternal, baik dari neraca pedagangan maupun neraca finansial. Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2014 kembali mencatat surplus sebesar 0,79 miliar dolar Amerika, ditopang meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas.
Peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas bersumber dari kontraksi pada impor nonmigas sejalan dengan moderasi permintaan domestik, dan perbaikan ekspor nonmigas khususnya manufaktur sejalan perbaikan ekonomi negara maju.
Surplus neraca perdagangan juga bersumber dari menurunnya defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi ekspor migas akibat kenaikan lifting minyak, serta penurunan impor migas sejalan dengan kewajiban penggunaan biodiesel untuk bahan bakar di sektor transportasi umum dan kelistrikan.
Dari neraca finansial, aliran masuk modal asing masih terus berlanjut pada Maret 2014 sehingga secara akumulatif pada triwulan I 2014, aliran masuk portfolio asing ke pasar keuangan Indonesia mencapai 5,8 miliar dolar Amerika.
Dengan perkembangan positif tersebut, cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2014 tercatat 102,6 miliar dolar Amerika, yang setara 5,9 bulan impor barang atau 5,7 bulan impor barang dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan perbaikan sektor eksternal berlanjut, ditopang defisit transaksi berjalan 2014 yang dapat ditekan di bawah 3,0% dari PDB dan surplus aliran masuk modal asing yang tetap besar.
Bank Indonesia akan terus mencermati berbagai risiko baik dari global maupun domestik yang dapat mengganggu ketahanan sektor eksternal dan meresponsnya dengan tepat, termasuk mengenai perkembangan Utang Luar Negeri (ULN), khususnya ULN swasta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Peran PU Berubah, Kini Tak Hanya Bangun Proyek Infrastruktur
-
PLN Jamin Ketersediaan SPKLU demi Kenyamanan Pengguna Kendaraan Listrik Sepanjang Nataru
-
Kapitalisasi DRX Token Tembus Rp2,4 Triliun, Proyek Kripto Lokal Siap Go Global
-
Saham Emiten Keluarga Bakrie Mulai Bangkit dari Kubur
-
Eks Tim Mawar Untung Budiharto Kini Bos Baru Antam
-
Sempat Rusak Karena Banjir, Jasa Marga Jamin Tol Trans Sumatera Tetap Beroperasi
-
Banyak Materai Palsu di E-Commerce, Pos Indonesia Lakukah Hal Ini
-
Mendag Dorong Pembentukan Indonesia Belarus Business Council
-
Tekanan Jual Dorong IHSG Merosot ke Level 8.649 Hari Ini
-
Bank Mega Syariah Luncurkan Program untuk Tingkatkan Frekuensi Transaksi