Suara.com - Ekonom Standard Chartered Bank Eric Sugandi memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 8,00 persen menjelang tutup tahun 2014. "BI Rate bisa naik hingga delapan persen tahun ini. Kami perkirakan naik 25 basis poin pada kuartal dua dan 25 basis poin pada kuartal tiga," katanya dalam pemaparan di Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Eric mengatakan, BI tidak mungkin menurunkan suku bunga acuan dalam dua tahun mendatang, untuk mengantisipasi prospek kenaikan suku bunga The Fed (Bank Sentral AS) pada Juni 2015 dan kemungkinan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Ada risiko kenaikan (suku bunga) ditunda hingga tahun depan, tapi yang pasti tidak 'cut' tahun ini dan tahun depan," katanya.
Eric menjelaskan suku bunga global, terutama di negara maju seperti Zona Eropa dan Inggris, akan tetap rendah pada 2014, karena pemulihan ekonomi dunia yang cenderung melambat. "Tapi di negara berkembang terutama di Indonesia, Brasil dan India yang punya masalah defisit neraca transaksi berjalan, prediksinya suku bunga akan naik lagi," katanya.
Menurut dia, penanganan masalah defisit neraca transaksi berjalan membuat pemerintah memilih untuk meredam pertumbuhan ekonomi yang pada 2014 diprediksi bisa mencapai 5,8 persen, karena adanya penyelenggaraan pemilu.
"Perekonomian tumbuh enam persen bisa saja, tapi risikonya adalah defisit neraca transaksi berjalan akan membengkak lagi. Kebijakan yang dilakukan pemerintah memang mengerem pertumbuhan ekonomi," kata Eric.
Selama lima bulan terakhir, BI mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) 7,5 persen, karena perekonomian Indonesia telah bergerak ke arah positif sesuai perkiraan dan inflasi menurun. Terakhir kali BI menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada November 2013.
Berita Terkait
-
Jaga Daya Beli dan Inflasi Pangan, AGP Gelar Pasar Murah di 800 Titik
-
BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 4,75 Persen, Ini Alasannya
-
Bank Indonesia Diramal Tahan Suku Bunga di Akhir Tahun, Ini Faktornya
-
5 Tips Investasi Emas untuk Meraup Untung Maksimal
-
Pelonggaran Moneter: BI Rate Turun, Inflasi 2026 Diprediksi Berkisar 2,94 Persen
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
-
Kapasitas PLTP Wayang Windu Bakal Ditingkatkan Jadi 230,5 MW
-
Pembeli Kripto Makin Aman, DPR Revisi UU P2SK Fokus ke Perlindungan Nasabah
-
Realisasi PNBP Tembus Rp 444,9 Triliun per November 2025, Anjlok 14,8%
-
Kemenkeu Ungkap Lebih dari 1 Miliar Batang Rokok Ilegal Beredar di Indonesia