Suara.com - Konsumsi BBM subsidi setiap tahun semakin meningkat. Peningkatan konsumsi membuat dana yang dialokasikan pemerintah untuk subsidi BBM semakin besar. Sejumlah cara dilakukan pemerintah untuk menekan konsumsi BBM subdidi, mulai dari pembatasan berdasarkan kapasitas mesin mobil, pemasangan alat pengukur atau RFID hingga pembayaran non tunai untuk pembelian BBM subsidi di SPBU.
Pengamat perminyakan Kurtubi mengatakan, semua kebijakan yang dilakukan pemerintah itu tidak akan bisa membuat masyarakat beralih dari BBM subsidi ke bahan bakar gas. Menurut dia, cara terbaik untuk menekan subsidi BBM adalah dengan cara konversi ke bahan bakar gas.
“Saya pikir itu satu-satunya cara yang paling cantik dan tidak membebankan rakyat. Kita sudah pernah berhasil saat konversi minyak tanah ke elpiji, kenapa kebijakan itu tidak langsung diterapkan untuk BBM subsidi.Tetapi ada syaratnya agar konversi BBG bisa berjalan sukses. Pertama, pemerintah harus menyiapkan SPBU BBG dalam jumlah banyak. Setelah itu, bagian “converter kit” kepada masyarakat secara gratis. Apabila ini dilakukan, tanpa harus dipaksa pun, masyarakat pasti akan beralih ke BBG,” kata Kurtubi ketika dihubungi suara.com, Jumat (25/4/2014).
Kurtubi menambahkan, konversi BBG sudah diterapkan oleh sejumlah negara di dunia. Thailand sudah mempunyai 500 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG), Pakistan 3.000 SPBG, India 2.500 SPBG, Argentina dan Brasil sudah ada ribuan SPBG. Sedangkan Indonesia baru punya sekitar 20 SPBG.
“Kalau konversi ke BBG sudah dijalankan, konsumsi BBM subsidi sudah pasti turun. Selain itu, kita juga tidak perlu takut kekurangan karena produksi gas dalam negeri sangat besar. Masyarakat juga pasti akan memilih BBG karena harganya hanya sekitar 4 ribuan sedangkan BBM subsidi Rp6.500 per liter,” tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
PLTP Ulubelu Jadi Studi Kasus Organisasi Internasional Sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan
-
Tinjau Tol PalembangBetung, Wapres Gibran Targetkan Fungsional Lebaran 2026