Suara.com - LSM Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) akan melaporkan proyek pengadaan bantuan 1.000 kapal Inka Mina dari Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.
Sekjen Kiara Abdul Halim mengatakan, ada dugaan korupsi dalam proyek tersebut. Karena, kapal yang dibuat dengan harga Rp1,5 miliar per unit tersebut dibuat secara asal-asalan.
Berdasarkan laporan yang diterima Kiara, banyak nelayan yang tidak bisa menggunakna kapal Inka Mina itu karena spesifikasinya yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
“Berdasarkan laporan yang kami terima, biaya yang dikeluarkan untuk satu unit kapal Inka Mina itu tidak sampai Rp1,5 miliar. Karena itu, kami masih mengumpulkan data-data dari nelayan. Kami juga membuka posko pengaduan Inka Mina. Dengan adanya posko pengaduan ini, kami berharap bisa mendapatkan masukan sebanyak-banyaknya tentang proyek Inka Mina,” kata Abdul Halim kepada suara.com melalui sambungan telepon, Selasa (6/5/2014).
Abdul Halim menambahkan, proyek pembuatan kapal Inka Mina didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan. Negara mengalokasikan dana Rp1,5 triliun untuk pembuatan 1.000 kapal Inka Mina.
Kementerian Kelautan dan Perikanan kemudian menunjuk konsultan untuk proyek ini dan melakukan tender. Namun, Abdul Halim menengarai, tidak ada pengawasan dalam pembuatan 1.000 kapal Inka Mina sehingga hasilnya tidak sesuai dengan harapan.
Sebelumnya, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) meminta BPK RI untuk melakukan audit khusus atau audit kinerja terhadap proyek pengadaan bantuan 1000 kapal Inka Mina Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2010-2013. Mereka juga menuding progam Kapal Inka Mina KKP lebih banyak merugikan daripada menguntungkan.
Tag
Berita Terkait
-
Viral Tanggul Beton di Laut Cilincing, Ini Penampakannya
-
DPR Bakal Panggil KKP Terkait Tanggul Beton di Cilincing yang Dikeluhkan Nelayan
-
KKP Siapkan 17 'Harta Karun' untuk Selamatkan Bumi dan Ekonomi
-
Ini Dia Pemilik Tanggul Beton Cilincing, Perusahaan yang Pernah Diperebutkan BUMN dan Swasta
-
Sinopsis Film War 2, Dibintangi Hrithik Roshan dan Kiara Advani
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina