Suara.com - Pemerintah diminta untuk menaikkan harga bbm subsidi agar dana untuk subsidi bbm di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014 tidak semakin membengkak. Wakil Direktur Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, menaikkan harga merupakan satu-satunya solusi untuk meredam lonjakan dana subsidi bbm.
Menurut dia, kebijakan untuk mengendalikan konsumsi bbm tidak akan terlalu berpengaruh signifikan terhadap anggaran di APBN. Menurut dia, harga bbm subsidi bisa dinaikkan Rp500 per liter sebelum akhir tahun.
“Kalau kita berbicara tentang subsidi bbm maka cara untuk menekan anggaran agar tidak tambah bengkak adalah dengan menaikkan harga. Tentang berapa besaran harga yang bisa dinaikkan mungkin antara Rp500-Rp1.000 per liter. Karena tahun ini tinggal satu semester lagi, menurut saya kenaikan Rp500 per liter tidak akan memberikan dampak terlalu besar,” kata Komaidi kepada suara.com melalui sambungan telepon, Rabu (28/5/2014).
Komaidi menambahkan, kenaikan harga bbm subsidi tidak bisa dihindarkan lagi karena konsumsi terus bertambah setiap tahun. Dengan semakin meningkatnya konsumsi maka anggaran yang harus dialokasikan pemerintah untuk subsidi bbm di APBN akan semakin besar.
Saat ini, harga premium Rp6.500 per liter sedangkan harga bbm non subsidi Rp11.000 per liter.Dengan demikian, pemerintah memberikan subsidi Rp4.500 per liter untuk premium.
Dalam APBN Perubahan 2014, pemerintah akan meminta tambahan dana untuk subsidi bbm dari Rp210 triliun menjadi Rp285 triliun. Meski ada kenaikan alokasi untuk bbm susbsidi, pemerintah bersikeras untuk tidak menaikkan harga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga