Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjalin kerja sama dengan Financial Conduct Authority (FCA) yang merupakan otoritas pengawasan di Inggris. Dalam kunjungannya ke London beberapa waktu lalu, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad bertemu dengan Chairman Financial Conduct Authority (FCA) John Griffith-Jones dan dengan Andrew Bailey selaku Deputy Governor for Prudential Regulation and Chief Executive Officer of the Prudential Regulation Authority (PRA).
Kepada kedua pemimpin otoritas pengawasan di Inggris tersebut, Muliaman menyampaikan sekilas mengenai Otoritas Jasa Keuangan yang sesuai amanat UU memiliki kewenangan melakukan pengawasan di sektor perbankan, industri keuangan non-bank dan pasar modal serta memberikan perlindungan kepada kepentingan konsumen keuangan dan masyarakat.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai rencana OJK ke depan memperkuat aspek pengawasan market conduct selain dari pengawasan prudential. John Griffith-Jones menyampaikan arti penting pengawasan market conduct setelah pemisahan pengawasan prudential yang dilakukan oleh subsidiary dari Bank of England - PRA.
Dikutip dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan, Rabu (4/6/2014), John Griffith-Jones menyampaikan kondisi saat pengawasan dilakukan satu atap dalam FSA, yang akhirnya saat ini dipisah menjadi FCA dan PRA karena ada perbedaan fokus antara pengawasan conduct and prudential.
Menurutnya, pengawasan prudential senantiasa mengedepankan analisa kuantitatif sementara conduct berada di area psikologis yang memanfaatkan kemampuan investigatif.
Adanya perbedaan fokus ini dapat menimbulkan konflik antara keduanya yang tidak dapat dihindarkan. Tantangan ini yang menurut John Griffith-Jones akan dihadapi oleh OJK yang melakukan pengawasan terintegrasi.
Pengawasan conduct yang dilakukan oleh FCA menekankan kepada tiga aspek penting sebagai outcomes, yaitu protecting the customer, enhancing competition dan maintaining the integrity of the market.
Dalam pertemuan itu juga disampaikan kemampuan intelligence sangat diperlukan dalam pengawasan market conduct. Hal ini diperlukan untuk memastikan konsumen diperlakukan dengan baik dan meyakinkan bahwa lembaga keuangan memilih sasaran nasabah yang sesuai dalam kegiatan pemasaran produk dan jasa keuangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
Terkini
-
Cara Dapat BLT Kesra Rp900 Ribu: Syarat, Penerima, Cara Daftar dan Jadwal Cair
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Jamin Keaslian Data! Peruri Dorong Hilirisasi Ijazah Digital
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Satgas PKH Rampas Tambang Ilegal Terafiliasi Kiki Barki, Aktivis Malut Tunggu Giliran PT Position
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Pengeluaran Riil Orang RI Hanya Rp12,8 Juta Per Tahun
-
Melalui Trade Expo Indonesia 2025, Telkom Dukung UMKM Binaan Tembus Pasar Global
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
Rencana Merger BUMN Karya Terus Digas, Tinggal Tunggu Kajian