Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mengkaji realisasi pertumbuhan kredit industri perbankan di Tanah Air pada triwulan I-2014 seiring dengan arahan otoritas untuk memperlambat pertumbuhan kredit pada 2014.
"Saat ini lagi kami kaji terkait realisasi keuangan kredit perbankan," kata Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perbankan OJK Irwan Lubis saat ditemui di sela-sela sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Irwan menuturkan, OJK mengkaji realisasi pertumbuhan kredit perbankan satu per satu karena setiap bank memiliki fokus dan segmentasi yang berbeda-beda satu sama lain.
Menurut dia, pertumbuhan kredit secara individual bank berbeda karena kemampuan untuk melakukan ekspansi yang berbeda. Pertumbuhan kredit bank per bank ada yang di atas 22 persen, namun ada juga yang menyesuaikan di bawah 17 persen.
"Jadi kalau triwulan I-2014 bank sudah lebih (dari 17 persen) maka kami minta dia memperlambat agar akhir tahun sama seperti yang kami imbau," kata Irwan.
Pertumbuhan kucuran kredit perbankan sendiri mulai melambat dari 21,4 persen secara setahunan pada akhir 2013, menjadi 19,1 persen secara setahunan pada triwulan I-2014. Pertumbuhan kredit tersebut masih lebih tinggi dari arahan Bank Indonesia yakni di level 15-17 persen.
"Secara individu ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi secara industri kan kami arahkan 15-17 persen," ujar Irwan.
Bank Indonesia sendiri sebelumnya juga menilai target pertumbuhan kredit perbankan 15-17 persen pada 2014 masih sesuai kendati BI merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,5-5,9 persen turun menjadi 5,1-5,5 persen pada tahun ini. (Antara)
Berita Terkait
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Tutup Tahun, 7 Bank RI Tumbang
-
OJK Gandeng KSEI Permudah Izin Reksadana, Apa Untungnya?
-
OJK Optimis Kondisi Perbankan Indonesia Meningkat di Tahun 2026
-
2.263 Pinjol Ilegal Dibasmi! Ini Modus Penagihan Baru Debt Collector yang Harus Anda Waspadai
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga