Suara.com - Komite Investasi Mitra Usaha meminta Bursa Efek Indonesia untuk menghentikan perdagangan atau suspensi saham PT Cipaganti Citra Graha Tbk (CPGT).
Davit Dwi Sardjono dari Komite Investasi Mitra Usaha mengatakan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham yang dilakukan oleh PT Cipaganti merupakan indikasi pengambilalihan secara paksa atau hostile takeover.
"Penolakan laporan keuangan pada RUPS harus menjadi basis bagi BEI menolak perubahan manajemen untuk meminta pertanggungjawaban manajemen lama sebelum dipindahkan kepada manajemen baru," kata Davit melalui surat elektronik kepada suara.com, Senin (25/8/2014).
Davit menambahkan indikasi hostile takeover terlihat dari sejumlah ketidakwajaran pelaksanaan RUPS kali ini. Pertama, pemaksaan pergantian pengurus padahal laporan keuangannya ditolak. Seharusnya, kata Davit, manajemen lama harus mempertanggungjawabkan laporan keuangan yang ditolak itu.
Kedua, notaris diganti dalam waktu 12 jam menjelang RUPS. Padahal, menurut Davit, notaris sudah bekerja sama dengan PT Cipaganti sejak pertama kali melakukan penawaran saham perdana (IPO).
Ketiga, agenda RUPS Luar Biasa sebelumnya adalah perubahan anggaran dasar. Namun, dalam pelaksanannya adalah melakukan perubahan pengurus.
Keempat, KIMU yang merupakan perwakilan investor dan punya kepentingan atas saham milik Andianto Setiabudi dan Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada ditolak masuk ke ruang sidang. Kata Davit, penolakan itu merupakan adanya indikasi penyembunyian tindakan-tindakan terhadap orang yang berkepentingan di dalamnya.
Koperasi Cipaganti terlibat kasus hukum penipuan investasi kepada nasabahnya. Dana nasabah yang diinvestasikan di sektor pertambangan batubara mulai macet sehingga koperasi tidak membayar dana imbal hasil kepada nasabah.
Tiap nasabah diminta menyetor dana minimal Rp100 juta dengan imbal hasil 1,4 persen per bulan pada tahun pertama dan naik 0,1 persen pada tahun berikutnya. Karena imbal hasil tidak dibayar sejak Oktober tahun lalu, kasus ini dibawa ke jalur hukum.
Kepolisan Jawa Barat telah menetapkan empat pengurus koperasi Cipaganti sebagai tersangka dengan dakwaan melakukan penipuan sebesar Rp3,3 triliun. Polisi masih melengkapi empat berkas tersangka tersebut sebelum dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Kritik Sosial Lewat Medsos: Malaka Project Jadi Ajak Gen Z Lebih Melek Politik
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Kamera Terbaik September 2025
-
Ini Dia Pemilik Tanggul Beton Cilincing, Perusahaan yang Pernah Diperebutkan BUMN dan Swasta
-
Kronologi Gen Z Tumbangkan Rezim di Nepal: Dari Blokir Medsos Hingga Istana Terbakar!
-
Menkeu Purbaya Masuk Kabinet, Tapi Rakyat Justru Makin Pesimistis Soal Ekonomi RI Kedepan
Terkini
-
Tangerang Jadi Lokasi Paling Populer untuk Cari Rumah, LPKR Genjot Hunian Mewah
-
Impor Gula Rafinasi Dihentikan, Apa Alasannya?
-
Bali Diterpa Banjir Bandang, AHY Soroti Alih Fungsi Lahan
-
Kelebihan dan Kekurangan Rumah Hook: Cocokkah Jadi Rumah Idaman Anda?
-
Dompet Digital Gemuk Dadakan? Ini 3 Link Aktif DANA Kaget untuk Diklaim
-
Promo Alfamart Beverages Fair: Serbu Diskonnya, Segarkan Harimu!
-
Cuan Maksimal! 5 Jurus Jitu Investasi Emas Biar Tabungan Tidak Cuma Numpang Lewat
-
Ini Dia Pemilik Tanggul Beton Cilincing, Perusahaan yang Pernah Diperebutkan BUMN dan Swasta
-
BRI Peduli Dukung Pembangunan Rumah Ibadah di Daerah, Wujudkan Komitmen Spiritual
-
Leony Kaget 'Pajak' Balik Nama Mahal! Ini Cara Hitung BPHTB dan PPh dengan Benar