Suara.com - Moziah Bridges merupakan contoh bahwa usia muda bukan hambatan untuk meraih sukses. Di usia 9 tahun, bocah asal Memphis, Amerika Serikat itu sudah memulai bisnis dasi kupu-kupu. Hanya perlu tiga tahun, bisnis dasi kupu-kupu itu membawa Moziah meraih penghasilan 150 ribu dolar Amerika atau sekitar Rp1,6 miliar.
Moziah merupakan sosok anak kecil yang senang tampil necis dan perlente. Namun, dia tidak bisa menemukan pakaian yang sesuai dengan seleranya di toko busana. Lalu, bocah tersebut membujuk neneknya agar bersedia mengajarinya cara untuk menjahit.
Itulah awal dari kelahiran Mo’s Bows, produk ciptaan Moziah Bridges. Sejumlah produk yang dihasilkan Mo’s Bows antara lain dasi kupu-hingga hingga kaus oblong. “Saya memulai bisnis ini saat masih duduk di bangku kelas empat sekolah dasar,” ujarnya.
Kini, bisnis Moziah sudah menyebar luas dan mulai menerima pesanan dari toko baju papan atas. Dari mana sebenarnya Moziah mendapatkan bakat untuk berbisnis? Sang ibu, Tramica mengatakan, semuanya itu bermula ketika Moziah berusia tiga tahun.
“Saya membiarkan dia untuk memakai baju sendiri saat usianya tiga tahun. Tiba-tiba dia menghampiri saya dengan pakaian yang resmi dan lengkap dengan dasi, lalu saya berkata, kenapa kamu pakai baju itu, kita hanya akan pergi ke pasar,” ujarnya.
Menurut Tramica, ayah dan kakek Moziah berkecimpung dalam industri pakaian dan juga bisnis musik. Dari mereka lah, Moziah mendapatkan insting bisnisnya.
“Kakek saya selalu mengenakan pakaian yang necis apabila hendak pergi ke McDonald’s. Jadi saya meniru dari dia,” jelasnya.
Moziah mengungkapkan, dia memilih untuk membuat dasi kupu-kupu karena anak seusianya sulit untuk mendapatka dasi kupu-kupu yang layak. Itulah alasan Moziah meminta neneknya untuk mengajari menjahit.
Sang nenek sudah 50 tahun berkutat dengan urusan jahit-menjahit. Moziah kemudian mulai membuat model untuk dasi kupu-kupunya dan memakainya ke sekolah.
Awalnya, teman-teman Moziah di sekolah menganggap aneh dasi yang dipakainya itu. Hingga suatu ketika ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Moziah di mana dia bisa membeli dasi kupu-kupu seperti yang dipakainya.
Itulah awal Moziah berniat untuk serius terjun ke bisnis dasi kupu-kupu. Ketika ditanya apa nama yang akan digunakan, Moziah langsung menjawab secara spontan, Mo’s Bows.
Sang ibu membantu membuat kartu bisnis dan membuat website untuk memajang dasi kupu-kupu buatan Moziah yang dijual dengan harga 40-60 dolar Amerika. Secara perlahan, pesanan untuk dasi kupu-kupu mulai meningkat hingga akhirnya media berebut untuk mewawancarai Moziah.
Sejak pertama kali menjual dasi kupu-kupu pada 2011, Moziah berubah dari seseornag yang sendirian membuat dasi kupu-kupu hingga mempunyai tiga pegawai. Di tahun pertama, Moziah bisa meraih penghasilan 10 ribu dolar Amerika. Tiga tahun kemudian, keuntungan yang diraihnya sudah mencapai 90 ribu dolar Amerika.
Sang ibu mengatakan, keuntungan yang diraih dari bisnis dasi kupu-kupu itu akan membantu Moziah untuk bisa masuk perguruan tinggi. Moziah ingin masuk ke Parson’s School of Design di New York. Meski sudah bergelut dengan bisnis dasi kupu-kupu, sang ibu tetap berusaha agar Moziah tetap berperilaku seperti anak usai 12 tahun.
Selain senang membaca majalah GQ, Moziah juga hobi membaca, mengendarai sepeda gunungnya dan menyaksikan film di bioskop bersama teman-temannya. Meski masih berusia 12 tahun, Moziah bertanggung jawab atas semua disain dasi kupu-kupu yang akan dibuat, termasuk memilih pola dan bahannya. Dia juga melakukan kualitas kontrol terhadap hasil akhirnya.
Apabila ada yang kurang bagus, maka Moziah akan menyuruh karyawannya untuk menjahit ulang atau menyeterika ulang. Moziah mengaku beruntung mempunyai seorang ibu yang mendukung bisnisnya.
Berita Terkait
-
Sherly Tjoanda Cerita Dulu IRT di Dapur, Kini Jadi Gubernur Malut
-
Lahan Jadi Sekolah: Petani Muda Kebumen Ini Ubah Pertanian Jadi Ajang Berbagi Ilmu
-
Warga Jaga Warga: Pesan Inspiratif Raden Dymasius Yusuf Sitepu di Tengah Gejolak Demo
-
Rahasia Perempuan Inspiratif: Tak Cuma Glow Up, Tapi Juga Grow Up
-
Kisah Inspiratif Pak Menlu: Bangkit dari Kegagalan, Kini Jadi Raja Beton Banyuwangi
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun
-
PNM Raih Penghargaan Internasional Kategori Best Microfinance Sukuk 2025
-
Bersama Bibit.id dan Stockbit, Temukan Peluang Baru Lewat Portrait of Possibilities
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
Bansos PKH Oktober 2025 Kapan Cair? Ini Kepastian Jadwal, Besaran Dana dan Cara Cek Status