Suara.com - Apakah anda pernah merasa ragu untuk mumulai bisnis sendiri? Kisah sukses Chris Zane mungkin akan membuat anda memberikan inspirasi untuk menjadi pengusaha. Ketika usianya masih 16 tahun, Zane merengek kepada orangtuanya untuk membeli sebuah toko sepeda.
Berbeda dengan anak seumurnya yang lebih memilih main football atau menggoda perempuan, Zane justru melihat peluang bisnis dari toko sepeda yang nyaris bangkrut. Permintaan Zane memang tidak dikabulkan oleh orangtuanya.
Namun, sang kakek bersedia meminjamkan uang sebesar 23 ribu dolar Amerika kepada cucunya dengan bunga 15 persen untuk membeli toko sepeda tersebut. Zane menitipkan toko sepeda miliknya kepada sang ibu saat bersekolah dari pagi hingga siang.
Pulang sekolah, dia mengerjakan semua pekerjaan rumah dan langsung bekerja di toko sepedanya itu. Rutinitas seperti itu dilakukan Zane setiap hari. Jerih payahnya membuahkan hasil. Dalam setahun, dia berhasil mencatat penjualan 56 ribu dolar Amerika.
Salah satu rahasia sukses Zane adalah memberikan kepuasan kepada pelanggan. Dia menilai pelanggan mempunyai nilai seumur hidup atau lifetime value.
Karena itu, dia tidak pernah keberatan apabila ada pelanggan yang menukar sepeda yang baru dibelinya dan meminta uangnya kembali. Dengan kata lain, Zane memilih kehilangan uang daripada kehilangan pelanggan.
Dengan filosofi lifetime value itu, Chris memandang setiap pelanggannya mempunyai nilai 12.500 dolar Amerika. Karena itu, apabila ada seorang pelanggan yang ingin uangnya kembali dan kecewa dengan sepeda yang baru dibelinya, dia tidak terlalu mempermasalahkan.
“Pelanggan harus dilihat sebagai sebuah hutan dan bukan sebagai pohon secara individu. Perusahaan ini tidak hanya menjual sepeda tetapi membangun hubungan dengan pelanggan,” katanya.
Zane juga punya filosofi lain dalam menjalankan bisnisnya yaitu Lagniappe yang artinya tambahan kecil. Etimologi itu berarti memberikan sesuatu yang lebih. Dalam menjalankan bisnis sepedanya, Zane selalu ingin pelanggan mendapatkan lebih dari yang mereka harapkan.
Zane bersedia menghamburkan uang sebesar 100 dolar Amerika hanya untuk menjamu pelanggan. Dia memberikan ilustrasi cara menangani pelanggan dengan menempatkan 400 uang receh dalam sebuah mangkok. Dalam sebuah presentasi, dia meminta para tamu untuk mengambil uang receh yang ada di dalam mangkok itu. Sebagian besar tamu mengambil satu atau dua uang receh. Namun, tidak ada yang mengambil mangkok itu.
“Intinya adalah ketika anda sebagai pelanggan ditawarkan dengan hal yang masuk akal, seperti mangkok berisi 400 koin, anda akan mengatur diri anda sendiri. Dengan memberikan pelayanan lebih dari yang mereka harapkan maka kita bisa membangun kepercayaan dan loyalitas serta mengingatkan mereka bahwa kita kerja keras demi memuaskan mereka,” ujarnya.
Ada sejumlah fasilitas yang diberikan Zane kepada pelanggannya seperti Lifetime Service Guarantee di mana semua servis ditanggung seumur hidup termasuk untuk mengganti suku cadang. Selain itu ada program Free Trade-In Program for Kids di mana pelanggan yang membelikan sepeda untuk anaknya bisa menukar kembali sepeda itu dengan yang baru.
Zane juga berupaya menjaga kedekatan dengan pelanggan melalui surat pribadi. Jadi, setiap pelanggan yang membeli sepeda di toko Zane’s Cyles akan mendapatkan surat dengan tulisan tangan Zane yang isinya, Terima Kasih. Itu merupakan salah satu cara Zane menjaga hubungan dekat dengan konsumen.
Seiring dengan kemajuan teknologi, Zane juga memasang webcam di tempat servis sepedanya. Sehingga, konsumen bisa langsung melihat melalui skype saat sepeda mereka tengah diperbaiki. Dengan prisipnya yang mengutamakan kepuasan konsumen, Zane sudah menjadi pengusaha sepeda sukses dalam 30 tahun terakhir di Amerika. (BusinessInsider/CustomerThink)
Berita Terkait
-
Dari Korban Bullying Menjadi Inspirasi: Kisah 3 Sosok yang Bangkit Lebih Kuat
-
Buktikan Proses Tak Pernah Mengkhianati: Kisah Inspiratif Jonathan Bangun Karier dari Usaha Kecil
-
Kiprah Princess Athifah, Founder Muda yang Pimpin Ribuan Talent
-
Cerita Inspiratif: Harmoni dalam Keberagaman Ekonomi Desa Empang Baru
-
Mengenal dr. Harmeni Wijaya, Perempuan Inspiratif Peraih ASEAN Women Entrepreneurs Award
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Jadwal Libur IHSG Desember 2025 dan Sepanjang Tahun 2026 Lengkap
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?
-
Gakkum ESDM Buka Suara Soal Viral Aktivitas Tambang di Gunung Slamet
-
COO Danantara Donny Oskaria Tinjau Lahan Relokasi Warga Korban Bencana di Aceh Tamiang
-
Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025
-
Kemenkeu Sentil Pemda Buntut Dana 'Nganggur' di Bank Tembus Rp 218,2 Triliun per November
-
Menperin: Harus Dibuat Malu Pembeli Produk Impor yang Sudah Diproduksi di Dalam Negeri
-
Target DEWA Melejit ke Rp750, Harga Saham Hari Ini Mulai Merangkak Naik
-
Purbaya Mudahkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana Rp 43,8 Triliun Tahun Depan
-
Bank Mandiri Bagi Dividen Rp9,3 Triliun, Ini Jadwalnya