Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa (7/10/2014) melanjutkan penguatan yang berlangsung sehari sebelumnya. IHSG, ditutup naik sebesar 32,70 poin (0,65 persen) ke posisi 5.032,84. Kenaikan ini didorong oleh sikap investor yang kembali mengambil posisi beli.
Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) naik 6,89 poin (0,82 persen) ke posisi 852,40.
"Laju IHSG kembali melanjutkan penguatan menyusul pelaku pasar saham di dalam negeri yang kembali memanfaatkan rendahnya beberapa harga saham untuk diakumulasi," kata Analis Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada.
Di sisi lain, ia menambahkan bursa saham di kawasan Asia yang bergerak bervariasi namun cukup stabil membuat psikologi pelaku pasar saham di dalam negeri tidak terganggu.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan indeks BEI masih terbatas di tengah kondisi politik di dalam negeri yang belum kondusif. Saat ini, tengah berlangsung pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI.
Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa ekspektasi pelaku pasar terhadap kinerja emiten di dalam negeri cukup positif sehingga menambah sentimen positif bagi indeks BEI.
Secara teknikal, lanjut dia, bertahannya indeks BEI di atas level 5.000, membuka potensi "rally" kenaikan beberapa hari ke depan.
"Kami melihat pelaku pasar mencoba melakukan aksi beli sehingga IHSG masih berada di atas level psikologis di 5.000 poin untuk menuju ke level batas atas di kisaran 5.125-5.250 poin," katanya.
Transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 235.677 kali dengan volume mencapai 3,89 miliar lembar saham senilai Rp4 triliun. Tercatat, 215 efek yang mengalami penguatan, turun sebanyak 119 saham, dan 91 saham tidak bergerak atau stagnan.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 107,48 poin (0,46 persen) ke 23.422,52, indeks Nikkei turun 107,12 poin (0,67 persen) ke 15.783,83 dan Straits Times melemah 6,24 poin (0,19 persen) ke posisi 3.247,00.
Sementara nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, menguat 11 poin menjadi Rp12.200 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.211 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa indeks dolar AS mengalami koreksi menyusul aksi ambil untung pelaku pasar uang di dalam negeri, mata uang rupiah kini kembali menguat setelah mengalami tekanan pada perdagangan hari Senin, (6/10/2014).
"Tekanan mata uang dolar AS juga terjadi terhadap nilai tukar mata uang utama dunia," katanya. (Antara)
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
Terkendala Longsor, 2.370 Pelanggan PLN di Sumut Belum Bisa Kembali Nikmati Listrik
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery
-
Bank Modal Pas-pasan di Ujung Tanduk: Mengapa OJK Paksa KBMI I Naik Kelas atau Tutup?