Suara.com - Di hadapan para pelaku pasar modal saat membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jumat (2/1/2015) pagi, Presiden Joko Widodo memberikan penjelasan terkait keputusan pemerintah yang menurunan harga BBM bersubsidi per 1 Januari 2015.
"Meski kanan-kiri banyak sampaikan jangan cepat-cepat pengalihan subsidi karena perhitungan politik dan keamanan. Tapi saat itu secara kalkulasi harus dilakukan. Tidak ada alternatif yang bisa diberikan kepada saya," ungkap Jokowi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (2/1/2015).
Pemerintah menurunkan harga premium dari Rp8.500 per liter menjadi Rp7.600 per liter sedangkan harga solar turun menjadi Rp7.250 per liter.
Menurut Jokowi kebijakan ini mesti ditempuh meski dirinya belum lama menjabat sebagai presiden. Kata dia, dengan 2 kebijakan baru terkait subsidi BBM, pemerintah akan punya ruang fiskal lebih dari Rp 200 triliun. Dana ini bisa dimanfaatkan untuk belanja-belanja yang lebih produktif.
"Ada ruang fiskal Rp 240 triliun yang bisa dipakai secepatnya bangun infrastruktur. Baik terkait waduk, irigasi, jalan tol luar Jawa, jalur kereta luar Jawa, pelabuhan, airport. Uang bisa langsung ke sana," kata Jokowi.
Jokowi menambahkan, saat ini, harga BBM Premium sudah mengikuti mekanisme pasar. Sementara Solar masih diberikan subsidi tetap Rp 1.000/liter dan sisanya mengikuti harga keekonomian. Sehingga melalui kebijakan ini menyebabkan harga Premium dan Solar bisa naik turun.
Jokowi menilai kebijakan ini akan memudahkan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu, dia optimistis APBN bisa lebih berfungsi sebagai instrumen pendorong ekonomi.
"Kemarin BBM kita sudah turun karena harga minyak turun sehingga harga Premium ikuti harga pasar. Ini lebih menggampangkan dalam hitung APBN. Ini juga menambah optimisme ekonomi akan lebih baik," jelas Jokowi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
PLTP Ulubelu Jadi Studi Kasus Organisasi Internasional Sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan
-
Tinjau Tol PalembangBetung, Wapres Gibran Targetkan Fungsional Lebaran 2026
-
Harga Emas Antam Naik Lagi Didorong Geopolitik: Waktunya Akumulasi?
-
Menkeu Purbaya: Bos Bank Himbara Terlalu Bersemangat Jalankan Ide Presiden